Saat itu hari begitu cerah dan matahari bersinar begitu terang. Kami berencana mengunjungi museum yang terletak Pangkalan Udara Suryadarma Kalijati. Sayangnya karena saat itu masuk libur panjang, Museum Museum Amerta Dirgantara Mandala dan Museum Rumah Sejarah Kalijati tutup. Kami pun hanya bisa menikmati koleksi yang ada di Taman Surya Dirgantara Lanud Suryadarma, Subang.
Pangkalan Udara (Lanud) Suryadarma ini tergolong tua. Awalnya Lanud ini bernama Lanud Kalijati dan diresmikan pada 30 Mei 1914. Namanya berubah pada 27 Agustus 2001 menjadi Lanud Suryadarma sebagai penghargaan kepada Marsekal TNI Soerjadi Suryadarma yang juga dikenal sebagai Bapak AURI.
Tamannya luas dan asri. Ada beberapa koleksi di sini, yaitu pesawat Lockheed L-12, pesawat Cessna-180, helikopter Bell 47G Soloy, dan rudal SAM-75. Koleksinya dibiarkan di tempat terbuka dengan kondisi yang terawat.
Helikopter Bell 47 G Soloy ini diproduksi oleh Bell Helicopter Textron Company AS pada tahun 1948. Helikopter ini memiliki kecepatan 90 knot, memiliki kapasitas tiga tempat duduk, kemampuan terbang hingga 2,5 jam, dengan kemampuan jelajah 1.226 mil. Helikopter ini didapatkan dari hibah angkatan udara Australia pada tahun 1977.
Selama beroperasi, helikopter ini telah banyak berjasa. TNI AU menggunakannya untuk proses evakuasi medis, misi search and rescue, untuk transportasi ringan, dan untuk pelatihan dasar penerbang. Pada tahun  2016 helikopter ini telah dipensiunkan.
Sementara Lockheed L-12 yang diproduksi oleh Lockheed Kanada tahun 1937 diserahkan secara resmi ke AURI pada Maret 1950. Lockheed L-12 menjadi pesawat latih dan angkut dengan kapasitas delapan bangku.Pesawat ini mampu menjelajah hingga 1.226 mil.
Pesawat Cessna-180 dibeli pemerintah tahun 1955. Pesawat ini ikut digunakan untuk operasi pemberantasan pemberontakan DI/TII dan operasi pemberantasan PRRI/Permesta. Pesawat ini hanya memiliki empat seat dengan kecepatan mencapai 274 km/jam dan kemampuan jelajah hingga 263 kilometer. Sejak tahun 1980, Cessna-180 disumbangkan ke Museum  Amerta Dirgantara Mandala Lanud Kalijati.
Sedangkan rudal Surface to Air Missile (SAM)-75 atau SA-75 diproduksi oleh Uni Soviet. Rudal ini memiliki jarak tembak 36 kilometer dan tinggi tembak 70 kilometer.
Sayang sekali saat itu belum bisa masuk ke kedua museum. Padahal Museum Rumah Sejarah Kalijati merupakan saksi penyerahan tanpa syarat kekuasaan Belanda ke Jepang pada 8 Maret 1942. Ya, semoga pada kunjungan ke Kalijati berikutnya bisa singgah ke museum ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H