Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Film "Trigger Warning", Berkesan atau Mudah Dilupakan?

24 Juni 2024   23:21 Diperbarui: 28 Juni 2024   16:43 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Trigger Warning dibesut oleh sutradara asal Indonesia (sumber gambar: IMDb/Netflix) 

Film laga (action) termasuk genre film yang banyak penggemarnya di Indonesia. Ada begitu banyak film laga berkesan seperti Die Hard, James Bond, Terminator, Speed, Top Gun, John Wick, The Raid, dan masih banyak lagi. Lantas apakah Trigger Warning yang disutradarai sutradara asal Indonesia, Mouly Surya, bisa masuk jajaran film laga yang berkesan atau malah mudah dilupakan?

Ada beberapa faktor yang bisa membuat film laga berkesan dan bisa disebut film laga yang bagus. Formula tersebut bisa jadi sama atau berlainan untuk genre film lainnya. 

Beberapa faktor yang membuat film laga berkesan di antaranya cerita yang menarik, pemeran utama yang simpatik dan membumi, konflik yang intens, strategi balas dendam yang oke, sosok musuh yang memiliki aura menakutkan dan berkesan, koreografi kejar-kejaran dan/atau pertarungan yang energik dan menarik, serta sinematografi yang apik.

Film Trigger Warning dibesut oleh sutradara asal Indonesia (sumber gambar: IMDb/Netflix) 
Film Trigger Warning dibesut oleh sutradara asal Indonesia (sumber gambar: IMDb/Netflix) 


Film Trigger Warning yang dirilis 21 Juni 2024 mendapat sambutan hangat di Indonesia. Pasalnya, film yang dirilis di Netflix ini disutradarai oleh Mouly Surya yang namanya melambung berkat Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak. Selain itu ada nama Jessica Alba, aktris yang dulu populer lewat series Dark Angel.

Trigger Warning berkisah tentang Parker (Jessica Alba), seorang anggota pasukan khusus, yang ingin menyelidiki penyebab kematian ayahnya. Ia ragu ayahnya meninggal karena tambang yang runtuh. Penyelidikannya membawanya ke skandal  jual beli senjata ilegal yang dilakukan keluarga politisi ternama.

Jessica Alba menjadi sosok heroine dalam Trigger Warning (sumber gambar: IMDb) 
Jessica Alba menjadi sosok heroine dalam Trigger Warning (sumber gambar: IMDb) 


Adegan dibuka dengan adegan laga di tempat terbuka. Konflik utama kemudian diawali dengan telpon yang mengabarkan kematian Parker.

Sebenarnya di bagian awal cerita yang naskahnya ditulis keroyokan oleh John Bracanto, Josh Oslon, dan Halley Gross ini lumayan menarik, meski tergolong klise untuk film laga. Namun sayangnya ada banyak hal yang membuat film ini alih-alih berkesan, malah membosankan. Meski durasinya hanya 106 menit, rasanya berat sekali untuk menuntaskannya.

Yuk kita bedah satu-persatu dari formula yang bisa membuat film laga masuk deretan film berkesan.

Jalan Cerita dan Penokohan
Cerita dari Trigger Warning tergolong kebanyakan. Sudah begitu banyak film laga yang memiliki rumus seperti ini. Dan sayangnya juga tidak ada unsur keterbaruan di sini.

Sedari awal penonton kurang diyakinkan dan dibuat simpatik dengan para karakter di sini. Hubungan Parker dan ayahnya kurang dikulik, sehingga penonton kurang bisa memahami alasan Parker ingin melakukan penyelidikan. Hubungan Parker dan kawan-kawannya juga nampak kurang dekat, terbukti ia tidak segera meminta bantuan ketika kondisinya sudah tak memungkinkan untuk bertarung sendirian.

Jika melihat materi promonya yang ingin menggabungkan cerita Rambo dan John Wick, maka film ini ingin menampilkan Parker sebagai sosok heroine yang bisa bertarung seorang diri. Sayangnya lagi-lagi penonton sulit diyakinkan dengan performa Jessica Alba sebagai jagoan wanita yang mematikan.

Susah untuk bersimpati dengan para karakter di film ini karena nampak kurang menyakinkan (sumber gambar: IMDb) 
Susah untuk bersimpati dengan para karakter di film ini karena nampak kurang menyakinkan (sumber gambar: IMDb) 


Hal yang sama juga dirasakan ketika melihat sosok lawannya, yakni keluarga senator. Mereka hanya seperti penjahat biasa, desain karakternya kurang unik, sehingga mudah dilupakan.

Konflik yang Intens dan Strategi Balas Dendam
Dalam film laga umumnya yang membuat menarik adalah konfliknya yang intens sehingga membuat penonton merasakan ketegangan. Penonton juga bisa dibuat kagum dengan strategi balas dendam yang menarik.

Sayangnya di film ini unsur ketegangan tidak didapat. Entah apa penyebabnya. Bisa jadi karena pace-nya yang lambat dan ceritanya yang relatif datar, juga kerja kamera dan  proses editing yang kurang mulus.

Interaksi Parker dan kawan-kawannya kurang hangat (sumber gambar: Rotten Tomatoes) 
Interaksi Parker dan kawan-kawannya kurang hangat (sumber gambar: Rotten Tomatoes) 


Koreografi Pertarungan
Dalam film The Raid dan The Matrix, hal yang memikat penonton adalah koreografi pertarungannya yang intens dan menarik. Penonton seperti bisa merasakan energi dari adegan laga tersebut. Hal yang sama juga bisa dirasakan ketika menyaksikan adegan kejar-kejaran di Mission Impossible atau Speed.

Kerja sama divisi kamera, penyutradaraan, editing, dan koreografi yang apik akan membuat adegan laga menjadi berkesan. Dan lagi-lagi itu tidak terlihat di Trigger Warning. Adegan laganya kurang meyakinkan dan beberapa nampak tidak logis.

Sinematografi, Desain Set, dan Penyutradaraan
Michael Bay sering menggunakan ledak-ledakan untuk menyemarakkan adegan laganya. Sementara film-film James Bond dan Mission Impossible kerap menyajikan adegan laga di tempat-tempat yang membuat penonton menahan nafas.

Ya, desain set, sinematografi, serta penyutradaraan penting dalam membuat adegan laga yang berkesan. Tidak harus mewah dan banyak adegan ledak-ledakan. The Raid, misalnya. Cukup adegan pertarungan di rumah susun, tapi sudah membuat penonton takjub berkat kerja divisi kamera, bagian editing, dan sutradara yang kompak.

Dalam Trigger Warning ini entah kenapa banyak menggunakan tempat-tempat antah berantah yang sepi dengan warna-warna pucat yang tidak konsisten. Untuk film yang menyampaikan perenungan dan kontemplasi seperti Marlina Si Pembunuh, adegan ini bakal menarik, tapi tidak untuk film laga yang menuntut adegan laga yang intens.

Film Trigger Warning terasa mengecewakan baik dari sisi narasi maupun teknis. Hal ini disayangkan karena merupakan kesempatan yang bagus untuk Mouly Surya untuk unjuk gigi.

Namun jika melihat portofolio Mouly Surya hal ini bisa dimaklumi karena ini pengalaman kali pertamanya menyutradarai film laga. Biasanya ia berkutat di film drama festival dan film dengan unsur thriller seperti Fiksi. Filmnya rata-rata memiliki pace yang lambat.

Jessica Alba gagal comeback, semoga ia dapat naskah yang bagus (sumber gambar: Netflix) 
Jessica Alba gagal comeback, semoga ia dapat naskah yang bagus (sumber gambar: Netflix) 


Terlepas dari filmnya yang kurang bagus, upaya Mouly Surya untuk keluar dari zona nyamannya patut diapresiasi. Siapa tahu pengalamannya bekerja sama dengan sineas Hollywood ini bisa membuatnya mampu menyutradarai film lainnya yang jauh lebih baik, tidak harus film laga. Semoga masih ada kesempatan untuk menyutradarai film Hollywood lainnya.

Harapan yang sama buat Jessica Alba. Ia gagal comeback karena naskah yang buruk. Padahal ia memiliki potensi menjadi sosok jagoan wanita seperti Jennifer Lopez, Gal Gadot, Angelina Jolie, Charlize Theron, Olga Kurylenko dan masih banyak lagi. Semoga dapat naskah yang mumpuni di proyek film selanjutnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun