Jalan Cerita dan Penokohan
Cerita dari Trigger Warning tergolong kebanyakan. Sudah begitu banyak film laga yang memiliki rumus seperti ini. Dan sayangnya juga tidak ada unsur keterbaruan di sini.
Sedari awal penonton kurang diyakinkan dan dibuat simpatik dengan para karakter di sini. Hubungan Parker dan ayahnya kurang dikulik, sehingga penonton kurang bisa memahami alasan Parker ingin melakukan penyelidikan. Hubungan Parker dan kawan-kawannya juga nampak kurang dekat, terbukti ia tidak segera meminta bantuan ketika kondisinya sudah tak memungkinkan untuk bertarung sendirian.
Jika melihat materi promonya yang ingin menggabungkan cerita Rambo dan John Wick, maka film ini ingin menampilkan Parker sebagai sosok heroine yang bisa bertarung seorang diri. Sayangnya lagi-lagi penonton sulit diyakinkan dengan performa Jessica Alba sebagai jagoan wanita yang mematikan.
Hal yang sama juga dirasakan ketika melihat sosok lawannya, yakni keluarga senator. Mereka hanya seperti penjahat biasa, desain karakternya kurang unik, sehingga mudah dilupakan.
Konflik yang Intens dan Strategi Balas Dendam
Dalam film laga umumnya yang membuat menarik adalah konfliknya yang intens sehingga membuat penonton merasakan ketegangan. Penonton juga bisa dibuat kagum dengan strategi balas dendam yang menarik.
Sayangnya di film ini unsur ketegangan tidak didapat. Entah apa penyebabnya. Bisa jadi karena pace-nya yang lambat dan ceritanya yang relatif datar, juga kerja kamera dan  proses editing yang kurang mulus.
Koreografi Pertarungan
Dalam film The Raid dan The Matrix, hal yang memikat penonton adalah koreografi pertarungannya yang intens dan menarik. Penonton seperti bisa merasakan energi dari adegan laga tersebut. Hal yang sama juga bisa dirasakan ketika menyaksikan adegan kejar-kejaran di Mission Impossible atau Speed.
Kerja sama divisi kamera, penyutradaraan, editing, dan koreografi yang apik akan membuat adegan laga menjadi berkesan. Dan lagi-lagi itu tidak terlihat di Trigger Warning. Adegan laganya kurang meyakinkan dan beberapa nampak tidak logis.
Sinematografi, Desain Set, dan Penyutradaraan
Michael Bay sering menggunakan ledak-ledakan untuk menyemarakkan adegan laganya. Sementara film-film James Bond dan Mission Impossible kerap menyajikan adegan laga di tempat-tempat yang membuat penonton menahan nafas.