Ketika aku asyik melamun, kucing itu tiba-tiba naik ke atas bangku. Ia menatapku dengan mata besarnya. Ia mirip sekali dengan Nero, dari suara dan kerlingan matanya. Tapi aromanya berbeda.
Tentu saja ia bukan Nero. Kucingku itu telah di surga. Tapi aku langsung menyukainya. Sepertinya ia juga memilihku.Â
"Kamu ingin pulang ke rumahku, Pus?" Kucing itu mengeong, sepertinya setuju.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!