Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Esai Gambar tentang Cinta dalam The Windshield Wiper

2 Juni 2024   23:04 Diperbarui: 2 Juni 2024   23:28 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa makna cinta menurut kalian? (Sumber gambar: Alberto Mielgo) 


Seorang pria berkumis dan berkacamata duduk merenung di sebuah kafe. Jemarinya memegang rokok yang sesekali diisapnya. Ia nampak melamun, lalu bertanya "Apa itu Cinta?" Adegan ini menjadi pembuka dalam animasi karya Alberto Mielgo berjudul The Windshield Wiper.

Gambar-gambar kemudian muncul silih berganti. Latarnya berbeda, para pelaku dan kegiatannya juga berbeda. Ada sepasang muda mudi yang duduk menikmati panorama di pantai sambil berbagi rokok. Di tempat lain ada pengunjung swalayan yang asyik memilah-milih teman kencan  lewat aplikasi kencan. Gambar lainnya menunjukkan pria tunawisma yang sedang mabok memaki-maki manekin yang terpajang di etalase sebuah toko.

Apa itu cinta? Gambar kembali ke sosok pria tersebut. Ia masih merenung, sambil gambar beralih ke adegan-adegan lainnya yang menunjukkan kepedihan, kegetiran, kehangatan, dan juga kehilangan. Lantas apa itu cinta?

Apakah cinta itu indah atau cinta itu pedih? (Sumber gambar: Alberto Mielgo) 
Apakah cinta itu indah atau cinta itu pedih? (Sumber gambar: Alberto Mielgo) 


Animasi ini memiliki visual dan pemilihan warna yang begitu memanjakan mata. Alberto Mielgo yang juga berperan sebagai penulis naskah, editor, komposer, dan produser, ingin menyampaikan esai tentang  berbagai wajah dan definisi tentang cinta lewat kilasan gambar-gambar yang memukau.

Gaya animasinya (artwork) nampak realistis, yang ia kombinasikan dengan palet warna yang tidak biasa. Alhasil ada kalanya penonton merasai suasana yang melankolis dramatis, namun ada kalanya terasa futuristik.

Gambar-gambar bentang alam dan bentang kota menjadi salah satu bagian esai yang ibarat memberikan ruang sunyi dan wadah kontemplasi. Indah namun juga nampak hampa. 

Gambar bentang alam yang sepi seolah-olah menjadi ruang kontemplasi (sumber gambar: Alberto Mielgo) 
Gambar bentang alam yang sepi seolah-olah menjadi ruang kontemplasi (sumber gambar: Alberto Mielgo) 


Tak banyak dialog. Suara kebanyakan dari musik, gumaman, dan kebisingan dari sekeliling. Mielgo rupanya hanya ingin menonjolkan isi esai gambarnya tersebut.

Film animasi ini tayang perdana pada 13 Juli 2021 di Director's Fortnight, Festival Film Cannes. Pada ajang tersebut ia meraih nominasi. Penghargaan lain yang bergengsi yang diterima animasi berdurasi 14 menitan ini adalah piala Oscar tahun 2022 untuk kategori animasi pendek terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun