Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menulis Jelang Tidur: Tentang Hawa Gerah dan Kemoceng

21 Mei 2024   23:56 Diperbarui: 22 Mei 2024   00:04 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Rupanya tak mudah untuk kembali mencoba berkomitmen menulis setiap hari di Kompasiana. Waktu terasa berlalu begitu cepat, untuk bekerja, membersihkan rumah, dan hal-hal lainnya. Hingga, tak terasa waktu mendekati tengah malam dan sudah waktunya bersiap-siap terlelap. Tapi rasanya ada yang kurang jika tak menulis, singkat juga tak apa-apa.

Aku mulai menulis apa saja yang tersirat di benak. Hawa terasa begitu gerah bukan belakangan?! Selain itu gempa bumi mulai hadir kembali di beberapa daerah di Jawa, sehingga membuatku waspada.

Alam tidak mudah untuk dipahami. Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa. Berusaha dengan melakukan berbagai upaya agar alam tidak semakin rusak, dengan bertanam, melakukan daur ulang, dan hal-hal lainnya yang ramah bagi lingkungan. Berdoa juga penting agar alam masih menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi manusia juga flora fauna.

Tentang fauna dan hawa panas, aku melihat ada beberapa kucing liar yang mulai kepanasan dan mencari tempat yang lebih nyaman dengan main ke halaman rumah. Di teras rumah, kadang-kadang ada makanan sisa kucing rumah. Tempatnya juga lumayan adem karena masih ada berbagai tanaman.

Nah ada satu kucing liar bernama Kemoceng yang belakangan terus membujukku agar aku mau mengangkatnya sebagai kucing peliharaan. Ia kucing jalanan yang sok akrab. Setiap hari Ia biasanya menyambangi beberapa rumah untuk minta makan atau sekadar tidur-tiduran. Namun sejak hawa makin gerah dan ia melihat kucing-kucing rumah dimanja, ia jadi ingin tinggal di rumahku.

Kemoceng punya cerita sedih. Majikannya pergi pindah rumah tanpa membawanya. Ia luntang-lantung lalu menjadi kucing gelandangan. Ia setiap hari mengamen ke tiap rumah. Hampir semua rumah tetanggaku pernah didatanginya. 

Ia menyelinap masuk rumahku lewat pintu khusus kucing. Ia sudah mahir keluar masuk dari pintu koboi tersebut. Tak lama Ia berupaya membaur dengan kucing-kucing rumah meski tak ada yang menyukainya. Dulu ada Opal yang kasihan padanya dan membiarkannya memakan makanan sisanya. Opal sudah meninggal dan Ia ingin menggantikan posisi Opal.

Eh ia pernah tertangkap basah masuk kamar dan tidur nyenyak dengan kipas. Duh kucing ini makin keblinger.

Aku kasihan kepadanya. Tapi aku sudah enggan menambah kucing rumah. Ia bisa tetap makan sih, tapi aku enggan memeliharanya. Apalagi kelima kucing lainnya nampak enggan berkawwn dengannya. Maaf ya Kemoceng, kamu boleh tetap makan minum di rumah, tapi cari tuan lainnya ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun