Suatu ketika aku berkunjung ke sebuah kota
Kota yang ukurannya lebih kecil dari kampung halaman
Saat malam, aku melihat keramaian
Kutanya ke pengemudi, katanya ada pasar malam
Senyampang aku belum lelah aku minta diturunkan
Aku juga penasaran dengan pasar malam
Biasanya banyak jajanan murah
juga ada komidi putar
Pasar malam itu sederhana
Hanya memanfaatkan satu jalan yang lumayan panjang
Lalu ada komidi putar di lapangan
Aku mulai menjelajah dengan antusias
Pasar malam itu cukup meriah
Ada banyak penjual menggelar dagangan
Dari jajanan murah hingga pakaian
Juga ada penjual lampu dan mainan anak
Banyak pedagangnya
Beragam dagangan yang dijual
Tapi sepi pembelinya
Ternyata yang rame hanya musiknya
Dari mulut hingga ujung jalan
Pembelinya tidak seberapa
Musik yang berdendang tak mampu mencerahkan
Beberapa pedagang mulai berkemas
Kubeli kacang rebus dan wedang hangat
Pasar malam hanya nostalgia
Sudah usang di era sekarang
Mereka yang datang hanya bernostalgia
Aku berjalan menuju komidi putar
Wahana hiburan juga sepi yang datang
Penjaganya mulai terkantuk, lelah dan bosan
Meski hanya aku, mesin komidi putar dijalankan
Kuda-kuda komidi putar tak lagi cemerlang
Semuanya usang, beberapa bagian mengelupas
Sambil menikmati putaran demi putaran
Masa laluku pun diputar
Pasar malam hiburan yang dinantikan
Baik anak-anak hingga kaum dewasa
Kami jajan hingga duit tak ada
Lalu kami naik wahana hiburan