Ladya Cheryl tergolong aktris yang selektif terhadap perannya. Tapi itu bukan masalah, karena film-film yang memasang namanya rata-rata adalah film berkualitas. Salah satu filmnya yang berkesan dan menurutku wajib ditonton bagi para fans aktris cantik ini adalah Fiksi.
Film bergenre psycho-thriller ini bercerita tentang gadis muda pemain cello bernama Alisha (Ladya Cheryl). Ia tertekan hidup di rumah besar hanya bersama kedua pengurusnya, sementara ayahnya jarang di rumah.
Hingga suatu ketika ia jatuh cinta dan terobsesi dengan pembersih kolam renang rumahnya, Bari (Donny Alamsyah). Apalagi ia beberapa kali memergoki Bari mencuri patung kelinci di lemari. Ia mengira Bari juga menyukai kelinci seperti dirinya.
Alisha kemudian membuntuti Bari dan memutuskan tinggal di sebelah kamar Bari di rumah susun. Meski Bari sudah memiliki kekasih, Â hal tersebut tak membuatnya goyah mendekatinya. Apalagi Bari menceritakan rahasia kepadanya.
Cerita yang Terinspirasi dari Alice in WonderlandCerita Fiksi ini menurut Mouly Surya terinspirasi dari dongeng Lewis Carroll terkenal berjudul Alice in Wonderland. Ia menggarap naskah skenarionya bersama Joko Anwar.
Memang sih ada unsur Alice dalam film ini, seperti karakter utama bernama Alisha yang punya rasa ingin tahu tinggi, kelinci dalam bentuk patung yang menjadi benang merah hubungan Alisha dan Bari, serta niatan Alisha membuntuti Bari menuju rumah susun. Unsur cerita selebihnya adalah karya imajinasi liar dari kedua penulis ini.
Ada banyak hal yang menarik dari film yang dibesut Mouly Surya ini. Yang pertama adalah latar cerita film ini yang sebagian besar berpusat di rumah susun. Ada sembilan tingkat rumah susun ini dan setiap tingkat punya karakteristik penghuni tersendiri. Detail ini penting karena berkaitan dengan karakter-karakter yang ada di cerita.
Hal kedua adalah desain karakter dari si tokoh utama alias Alisha. Sebagai Alisha ia adalah gadis semata wayang dari keluarga kaya raya yang punya masalah trauma karena kematian ibunya yang tak wajar. Sebagai Mia, ia adalah pemain musik yang masih berupaya mencari pekerjaan. Baik sebagai Alisha maupun Mia, keduanya punya selera berbusana yang unik. Gaya busana Alisha ini yang girly-unique ini menjadi salah satu yang berkesan di film ini.Hal ketiga adalah musiknya yang melodinya membuat penasaran dan mudah menempel di benak. Kalian pasti ingat lagu dalam film The Nutcracker berjudul Dance of the Sugar Plum Fairy. Nah melodi yang khas ini juga ditemui di film Fiksi. Lagu-lagu dalam film ini digarap oleh Zeke Khaseli.
Hal menarik keempat adalah ceritanya yang fresh. Desain karakter tiap tokohnya detail dan unik. Pengantar dan penutup kisah ini membuat penonton penasaran, meski ada beberapa bagian yang kemudian mudah diprediksi. Namun secara keseluruhan tone cerita yang gelap dan suram ini menarik karena terasa kontras dengan permukaan cerita ini dengan kostum yang berwarna-warni ceria dan wajah polos Alisha.
Hal menarik kelima adalah akting Ladya Cheryl di sini yang berhasil menghidupkan karakter Alisha yang misterius. Ia nampak manis polos di luar, tapi punya niat berbeda di dalamnya. Interaksinya dengan sesama pemain, terutama Donny Alamsyah, enak dinikmati. Cara pengucapan dialognya tidak kaku.
Film ini sendiri dirilis tahun 2008. Meski sudah lama berselang, aku masih mengingat sebagian besar adegannya. Film ini sendiri berhasil meraih 10 nominasi Festival Film Indonesia yakni kategori film panjang, sutradara, aktris dan aktor utama, Â skenario asli, sinematografi, tata suara, tata artistik, tata musik, dan penyunting gambar. Film ini kemudian berhasil membawa pulang empat piala, film terbaik, sutradara terbaik, naskah skenario asli terbaik, dan penata musik terbaik.
Film Fiksi berhasil memikat berkat penokohan yang apik dari Ladya Cheryl serta cerita yang fresh. Skor: 8/10.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H