Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Akhirnya Kesampaian Naik Feri Menuju Singapura!

1 Februari 2024   16:18 Diperbarui: 2 Februari 2024   18:36 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asyik kesampaian naik feri menuju negara tetangga (dokumen pribadi) 

Sejak dulu aku penasaran dengan cerita-cerita serunya perjalanan ke negara tetangga via lautan dan darat. Akhirnya rasa penasaran itu terpenuhi. Perjalanan keberangkatan menuju Singapura kutempuh dengan naik feri dari Batam. Apakah lebih rumit dibandingkan naik pesawat? Ternyata tidak. Kalau nambah waktu sih iya. Yang penting sih nambah pengalaman dan cerita.

Karena belum pernah naik feri dari Batam, beberapa hari sebelumnya aku mencari informasi. Di sana ada beberapa operator feri yang sebagian menyediakan pemesanan tiket secara online. Harga tiket dan titik poin keberangkatan bervariasi. Rata-rata harga tiket Rp450 ribu. Jam keberangkatannya juga berbeda-beda tiap operator. Dalam sehari ada beberapa jam keberangkatan.

Karena pesawat bakal mendarat sekitar pukul 11.00 WIB, maka aku mencari tiket feri sekitar pukul 13.00 ke atas. Andaikata ada sisa waktu, aku ingin singgah ke museum setempat dulu.

Sayangnya pesawat yang kunaiki sangat terlambat dari jadwal semula. Motor pun melaju dengan kencang menuju Pelabuhan Batam Center yang ada di pusat kota. Perjalanan memakan waktu sekitar 25 menit.

Gara-gara pesawat ngaret akhirnya aku harus lari-lari untuk check-in di pelabuhan (dokpri) 
Gara-gara pesawat ngaret akhirnya aku harus lari-lari untuk check-in di pelabuhan (dokpri) 
Hanya tersisa waktu sekitar 15-20 menit untuk proses check-in, proses imigrasi, hingga masuk ke kapal feri. Aku berjalan cepat setengah berlari untuk check-in di counter Batam Fast yang ada di lantai dasar. Setelah itu langsung bergegas ke lantai dua untuk proses imigrasi.

Seandainya waktuku lumayan panjang, aku bisa duduk-duduk ngopi dan makan siang dengan pemandangan lautan di sini. Ada banyak tenant restoran yang nampaknya mengundang selera.

Proses imigrasi pun berlangsung. Ada pengecekan paspor dan wawancara tentang tujuan dan waktu perjalanan. Prosesnya cepat. Setelah itu baru dilakukan pemeriksaan barang dan lanjut ke ruang tunggu. Ruang tunggu ini luas, dibedakan dua bagian yang menuju Malaysia dan yang menuju Singapura.

Eh ketika sampai di ruang tunggu, sudah ada pengumuman agar penumpang Batam Fast segera masuk kapal. Waduh, aku belum bisa bernafas lega. Akhirnya aku berjalan cepat menuju dermaga.

Dermaganya cantik. Andai aku tidak buru-buru (dokpri) 
Dermaganya cantik. Andai aku tidak buru-buru (dokpri) 

Siap-siap masuk kapal (dokpri)
Siap-siap masuk kapal (dokpri)
Wah dermaganya cantik. Aku memotretnya dengan terburu-buru karena was-was tertinggal. Ada beberapa kapal feri yang siap berangkat rupanya.

Akhirnya aku masuk ke dalam kapal. Kabinnya lapang, ada beberapa bangku yang nyaman di dalamnya. Dari jendela, aku juga bisa melihat lautan yang membentang luas.

Hanya sekian menit kemudian kapal pun mulai berangkat. Duh apabila aku tadi tidak berlarian, bisa-bisa ketinggalan kapal nih.

Bangkunya nyaman dan kabinnya lapang (dokpri) 
Bangkunya nyaman dan kabinnya lapang (dokpri) 
Selama di dalam feri, aku pun asyik menikmati panorama dari balik jendela, sambil memikirkan rencana perjalanan hari tersebut. Durasi perjalanan naik feri sendiri berkisar 45 menit, ditambah proses berlabuh dan migrasi bisa jadi 15 menitan. Jadinya pukul 14.00 , aku baru bisa melanjutkan perjalanan ke pusat kota naik MRT. Oh iya aku juga harus menambahkan waktu satu jam sesuai waktu setempat.

Dari jendela, aku melihat beberapa pulau kecil. Tak lama kemudian pulau Singapura sudah terlihat. Ikon Singapura yang terlihat membuatnya mudah untuk dikenali.

Ada pulau kecil yang terlibat dari jendela (dokpri) 
Ada pulau kecil yang terlibat dari jendela (dokpri) 
Ya, hanya sekitar 45 menitan feri sudah tiba di Harbour Bay. Aku memastikan sudah mengisi formulir deklarasi baru kemudian menuju counter imigrasi. Proses imigrasi berlangsung cepat.

Selanjutnya aku mencari counter untuk membeli kartu MRT. Ya, waktunya menjelajah Singapura. Tujuan berikutnya adalah ke National Museum. Eh aku kemudian baru ngeh jika lupa belum membeli paket roaming internasional. Waduh.

Oh iya apakah durasi naik feri dari Batam lebih lama daripada naik pesawat apabila dari Jakarta? Tentu saja iya, tapi tidak begitu jauh sih bedanya.

Perjalanan dari Jakarta ke Singapura dengan naik pesawat rata-rata berlangsung dua jam. Ditambah proses migrasi dan naik MRT, Kira-kira memerlukan waktu sekitar 3-4 jam untuk menuju pusat kota Singapura.

Sementara perjalanan ke Batam dari Jakarta sendiri berkisar 100 menitan. Jarak dari bandara Batam menuju pelabuhan di Batam sekitar 30 menitan. Lalu ditambah proses migrasi di Batam dan naik feri sekitar 20 menit ditambah 40 menitan. Belum proses migrasi di Harbour Bay, anggap saja 10-15 menitan. Jadinya sekitar empat jam. Ini belum menghitung waktu untuk mencari kendaraan dari bandara ke pelabuhan Batam atau menunggu bagasi dan lain-lain.

Bagaimana dengan harga tiket? Ehm ini juga relatif. Andaikata harga tiket ke Singapura sedang masuk peak season maka bisa jadi bakal lebih hemat apabila naik pesawat+feri dari Batam.

Dalam waktu 45 menitan aku sudah tiba di Harbour Bay. Bersiap untuk proses imigrasi Singapura (dokpri) 
Dalam waktu 45 menitan aku sudah tiba di Harbour Bay. Bersiap untuk proses imigrasi Singapura (dokpri) 
Waktu itu tarif tiket pesawat ke Singapura sekitar Rp2,7 juta sekali jalan. Sementara tarif tiket ke Batam juga mahal yakni Rp1,2 juta. Ditambah tarif feri sebesar Rp450 ribu dan ojek motor Rp30ribu maka total biaya keberangkatan sekitar Rp1.7 juta. Selisih Rp1 juta sih. Ini belum ongkos kendaraan dari rumah ke bandara Cengkareng.

Tidak apa-apa sih agak repot pindah mode transportasi dari udara ke laut. Yang penting aku sudah pernah mencobanya sehingga jadi pengalaman menarik yang bisa kuceritakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun