Malam Jumat ini suasana begitu syahdu karena hujan tak berhenti mengguyur. Dari siang hujan turun dari langit dan baru berhenti saat malam mulai larut. Aku menyantap kolak ubi kuning hangat dengan mendengar lagu metal favoritku.
Tiba-tiba aku kangen mendengar musik metal. Lagu-lagu metal bisa bikin suasana jadi lebih hangat. Kupilih lagu Self-Destruction dan band yang baru kemarin datang ke Jakarta, I Prevail, wah suasana mulai memanas. Kulanjutkan dengan The Final Episode dari Asking Alexandria yang gahar.
Tunggu aku jadi makin kangen dengan band metal kesayangan. Ya, lagu-lagu dari om Corey Taylor dan kawan-kawan. Aku pun mulai menyetelnya. Lagu-lagu album pertama dan kedua adalah favoritku di antara keseluruhan album mereka. Lagu yang bernuansa horor dengan tema yang gelap.
Tapi karena awal tahun ini sudah masuk suasana jelang pemilu, aku teringat dengan tembang yang pas dengan suasana itu. A Liar's Funeral judul lagu itu. Lagu ini masuk dalam album We Are Not Your Kind, album keenam dari band asal Iowa itu.
Lagu ini termasuk tembang Slipknot yang kurang populer alias underrated. Padahal lagu ini tak kalah menarik, karena lagu ini dinamis dan memiliki bagian-bagian yang mengejutkan, sehingga lagu ini masuk sebagai salah satu masterpiece.
Liriknya memikat, jarang dijumpai di lagu Slipknot pada umumnya. Liriknya puitis namun larik-lariknya memiliki diksi yang apik dan makna yang dalam.
Lagu ini seperti judulnya bisa dimaknai dengan kekecewaan terhadap kebohongan. Kebohongan dan kemunafikan orang-orang di sekelilingnya melukainya. Ia merasa dikhianati dengan satu kebohongan dan kebohongan lainnya.
Ada beberapa lirik ciptaan Corey Taylor dan kawan-kawan ini yang begitu dalam dan menyetil dalam tembang ini. "... I guess I have to die to play my part."
Bait lainnya yang menjadi kunci dan ruh lagu ini adalah
"Turn your back and show us the truth.
There's only one way to remember it for you
Burn, burn, burn the liar..."
Ketika bagian ini dinyanyikan, ada sesuatu yang terasa menggeleyar. Apakah mereka yang melontarkan janji-janji saat musim kampanye ini tidak takut berbohong jika janji tersebut tidak ditepati?
Berikut lagunya:
Ketika mendengar bagian ini aku membayangkan mereka yang bersikap bijak dan alim di depan publik, tapi ternyata melakukan korupsi dan bersikap buruk di belakang pada suatu hari mendapatkan hukuman yang setimpal. Memang aku tidak berharap hukumannya sampai seperti dalam lagu ini yang terasa sadis, tapi bukanlah hal seperti itu juga bisa jadi pengingat agar tak sembarang mengucap janji hanya demi suara dan mengkhianatinya demi keuntungannya, di mana bisa melukai banyak kalangan?!
Lagu ini di awal seperti suasana malam ini. Terasa syahdu dan puitis di bait-bait awal, apalagi ada bagian ketukan piano yang dimainkan Craig. Tapi kemudian lagu semakin cadas dengan larik-larik yang makin kelam di bait-bait selanjutnya. Jim Root sang gitaris juga berhasil memainkan riff gitar yang dinamis.
Corey sangat piawai mengolah vokalnya di sini. Di awal, suaranya begitu lembut dan merdu. Namun berikutnya terdengar kegetiran dan kepahitan dalam nada-nada yang terlontar dari mulutnya. Ketika larik terakhir dinyanyikan terasa rasa sakit dan duka. Lagu ini kiranya bisa didengar para calon wakil rakyat dan calon pemimpin agar tak sembarang menebar janji dan melakukan tindakan yang melukai rakyat banyak di kemudian hari.
Hemmm inginnya tidur nyenyak jadi overthinking setelah mendengar lagu ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H