Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Persona

10 Januari 2024   22:39 Diperbarui: 10 Januari 2024   22:48 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika bepergian sendirian naik kereta ataupun bus, aku kadang-kadang cemas dengan rekan sebangkuku. Seringkali aku berharap duduk sendirian, tidak punya teman sebangku.

Ketika harapanku tak terwujud dan kursi di sebelahku terisi, aku pun melakukan analisis sederhana. Analisis ini membantuku menentukan sikap apakah aku perlu bersikap waspada atau bersikap santai apa adanya terhadap orang asing tersebut.

Jika ia sama-sama perempuan dan nampak ramah, aku pun mengendurkan kewaspadaanku. Aku mengenakan personaku sehari-hari. Andaikata ia bertanya ini itu, akan kujawab dengan jujur apa adanya.

Beberapa kali aku menemukan rekan perjalanan yang menyenangkan. Kami pun berbagi camilan yang kami bawa dan ngobrol akrab seperti kenal sudah lama. Kami berpisah seperti kawan lama. Bedanya, aku tak pernah lagi bertemu dengan mereka. Frekuensi pertemuan berikutnya sangatlah tipis.

Ketika rekan perjalananku terlalu menyelidik atau membuatku merasa tak nyaman, aku pun memilah-milah persona yang ingin kukenakan. Aku bisa saja memakai persona irit bicara dan menjawab pendek-pendek. Jika ia peka, maka ia akan segera sadar bahwa aku malas menanggapinya.

Atau, kukenakan topeng sosok rekaanku. Ia bisa siapa saja. Agar lebih meyakinkan, aku mengenakan topeng dari kombinasi beberapa orang yang kukenal.

Ada kalanya aku menemukan rekan sebangku yang cerewet dan perlu teman curhat. Ia akan bercerita apa saja kepadaku. Aku hanya mengangguk-angguk dan berkomentar singkat, sambil berupaya menyembunyikan kebosananku. Ketika pembicaraan semakin menjemukan, aku segera mencari cari untuk kabur dengan sopan.

Memilah-milah persona jadi semacam penolong ketika aku melakukan perjalanan seorang diri. Aku bisa jadi A, aku juga bisa menggunakan topeng B.

Tapi menggunakan topeng itu melelahkan. Karenanya aku hanya ingin duduk sendirian di bus ataupun kereta, melamun dan menikmati panorama dari balik jendela.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun