Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Catatan Konser BMTH: Moshing Brutal Sejak I Prevail Hingga Pertunjukan Diberhentikan

12 November 2023   19:15 Diperbarui: 13 November 2023   01:10 1830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lagu terakhir sebelum konser bubar (dokpri) 

Di lantai dua, ada mushola dan toilet. Di dalam ballroom juga ada toilet yang baliknya lumayan banyak dan bersih. Duh gara-gara takut nanti setelah duduk di venue, kebelet buang air kecil, maka aku sampai beberapa kali ke toilet.

Deretan pertama sudah terisi penuh penonton. Demi mendapatkan posisi paling strategis ini banyak yang rela datang awal. Ada yang jam delapan pagi sudah tiba di lokasi. Saat siang pun juga sudah ramai penonton yang tiba agar mendapatkan posisi terdepan. Padahal open gate baru pukul 16.00 WIB. Wah, wah penonton niat sekali.

Akhirnya aku memilih duduk di sayap kiri tengah. Tapi dua penonton laki-laki dan perempuan di depanku asyik ngevape, membuatku bengong. Kok bisa vape lolos di pemeriksaan. Ini juga ruangan tertutup dan ber-AC, bisa-bisanya mereka ngevape dengan tenangnya. Akhirnya aku pindah ke bagian tengah lebih ke belakang.

Dalam ruangan, sinyal susah. Akhirnya aku perhatikan saja isi ruangan. Bagian festival dibagi dua, sisi festival A lebih luas dibandingkan festival B yang berada di belakangnya. Keduanya hanya dipisahkan pagar pendek.

Di bagian tempat duduk penonton, ada dua tingkat. Jika diperhatikan jumlah penonton yang memilih duduk tidak begitu banyak jika dibandingkan penonton festival. Mungkin karena bandnya beraliran cadas maka rasanya aneh nonton dengan duduk manis.

Gara-gara penonton ngevape aku jadi makin ke belakang (dokpri) 
Gara-gara penonton ngevape aku jadi makin ke belakang (dokpri) 

Sebenarnya aku heran alasan Ravel Entertainment memilih Beach Stadium ini karena saat konser The Corrs saja rasanya kurang nyaman. Bangku penonton di tribun goyang sekali saat penonton bertepuk tangan atau setiap kali bereaksi. Aku sampai beberapa kali was-was takut roboh. Aku langsung keluar sebelum pertunjukan benar-benar ditutup. Seorang kawan yang nonton di festival menonton sampai selesai dan kesulitan ketika keluar ruangan. Sesak dan sempit.

Tata panggungnya sendiri untuk ukuran band metal terkesan minimalis. Kurang tinggi dan kurang panjang menurutku, juga kurang megah untuk ukuran band metal. Padahal tiketnya mahal.

Lalu kuperhatikan jalur pintu keluar dan evakuasi. Lorong keluar masuknya tergolong sempit, hanya muat untuk 2-3 orang. Aku harus mulai bergeser pada dua lagu terakhir jika tidak ingin kena arus berdesak-desakan di pintu keluar. Apalagi kami kemudian harus turun dengan eskalator dan tangga yang kapasitasnya terbatas. Dibandingkan saat menonton Hammersonic dan Soundrenaline, entah kenapa aku merasa agak was-was.

Waktunya I Prevail Tampil

Tembang Indonesia Raya diputar. Penonton sebagian besar mengikuti arahan untuk berdiri dengan sikap sempurna dan beryanyi. Tak lama, sekitar pukul 19.30 I Prevail, band metalcore asal Michigan, Amrik ini pun masuk ke atas panggung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun