Alur cerita, konflik, dan penutup dibiarkan liar bergejolak seperti emosi dan perubahan tubuh yang dialami oleh Zaffan. Film ini tak menuruti pakem-pakem yang biasa muncul di film konvensional. Meski ada unsur supranaturalnya, film ini tak menakutkan, malah ada beberapa adegan yang mengundang tawa.
Dari segi visual, gambar-gambarnya dibiarkan apa adanya, tak berupaya didramatisir. Penggunaan efek visual juga masihlah sangat sederhana dengan make-up yang juga masih kurang meyakinkan, namun setidaknya bisa menunjukkan maksud dan pesan yang ingin disampaikan.
Apresiasi yang besar memang terhadap ceritanya yang unik, imajinatif, dan segar. Selain itu musik openingnya juga memikat, dinamis, dan rancak, membuat penonton penasaran akan isi filmnya. Apresiasi yang juga tak kalah besar yaitu kepada pemeran utamanya, Zafreen Zairizal, yang gemilang menunjukkan perubahan emosi gadis belia yang baru memasuki pubertas.
Film ini meraih penghargaan Critics' Week Grand Prize di ajang Festival Cannes 2023. Film ini disebut wakil Malaysia di ajang Oscar. Tiger Stripes sendiri merupakan hasil produksi keroyokan berbagai negara, salah satunya Indonesia yang diwakili oleh Yulia Evina Bhara.
Dengan penayangan Tiger Stripes, maka berakhirlah gelaran Jakarta Film Week 2023. Selama lima hari acara, 25-29 Oktober telah 103 film dari 44 negara diputar, baik di CGV Grand Indonesia maupun di Kineforum Taman Ismail Marzuki.
Juga ada berbagai workshop dan diskusi perfilman yang diadakan di Hotel Ashley dan Galeri Indonesia Kaya. Penonton lebih dari lima ribu orang dengan penonton streaming mencapai 170 ribu.
Sampai jumpa Jakarta Film Week 2023. Bersiaplah menyambut Jakarta Film Week 2024. Yuk cari ide cerita segar, siapa tahu bisa dapat pendanaan Jakarta Film Fund dan berkesempatan tayang di Jakarta Film Week tahun depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H