Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Animasi Ghibli dan Pesan Cinta Alam

20 Oktober 2023   23:02 Diperbarui: 20 Oktober 2023   23:03 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Princess Mononoke bersama serigala berpatroli menjaga keseimbangan alam (sumber gambar: Ghibli dalam IMDb) 

Pesan untuk mencintai alam banyak disampaikan  lewat film, baik film fiksi maupun film dokumenter. Tak sedikit film animasi yang juga menyisipkan pesan untuk mencintai alam. Beberapa animasi produksi studio Ghibli kerap memiliki pesan cinta alam, baik secara implisit maupun eksplisit. Film-film tersebut di antaranya Princess Mononoke, Nausicaa of the Valley of the Wind, dan Pom Poko. 

Bumi semakin tua. Sumber daya alam semakin tergerus dengan bertambahnya umat manusia. Data per 28 Juli 2023, jumlah penduduk bumi mencapai 8.05 miliar berdasarkan Worldometers yang dikutip website Databoks. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 277,7 juta jiwa alias urutan keempat. 

Angka penduduk bumi ini sangatlah besar. Apabila sumber daya alam tidak terkelola dengan baik, maka akan terjadi kesenjangan. Bisa jadi suatu ketika jumlah sumber daya alam yang tersedia tak mencukupi bagi penghuni bumi, baik dari segi air bersih, makanan, tempat tinggal, juga udara bersih. Tentunya kita tidak ingin mengalaminya, bukan?! 

Untuk itulah ada banyak pembuat film yang peduli akan isu ini dan menyisipkan pesan-pesan ini ke dalam film. Film adalah salah satu media hiburan yang disukai banyak orang. Pengaruh film dalam budaya populer cukup kuat, sehingga menyisipkan pesan dalam film salah satu cara yang bisa dibilang cukup efektif. Dengan memasukkan  pesan ini di dalam film, siapa tahu penonton akan tergugah. Apalagi jika disisipkan ke dalam film animasi di mana penontonnya adalah segala usia. 

Nah beberapa film animasi dari studio Ghibli mengusung pesan cinta alam yang kuat. Langsung kubahas satu-persatu ya, dimulai dari Pom Poko. 

Pom Poko yang Sedih
Animasi berjudul Pom Poko ini bercerita tentang kawanan rakun alias tanuki yang dulu punya kemampuan berubah wujud, termasuk menjadi manusia. Mereka hidup nyaman di hutan, hingga terjadi perubahan ekosistem sejak tahun 1960-an. Sebagian hutan telah hilang menjadi pemukiman dan lainnya. 

Tiga puluh tahun berikutnya nasib para tanuki makin mengenaskan. Banyak yang tak mampu bertahan hidup karena habitat yang makin terbatas. Sebagian mulai lupa cara berubah wujud. Banyak di antara mereka terbunuh karena manusia, ataupun karena kalah bersaing dengan sesamanya. Hingga akhirnya mereka melakukan demo agar manusia tidak makin merusak habitat mereka yang tersisa. Tapi, sayangnya strategi mereka tak berhasil. 

Film ini salah satu film produksi Ghibli yang memiliki nuansa sedih. Penonton akan ikut merasa terharu melihat perjuangan para rakun demi habitat dan kelangsungan spesies mereka. Film ini tidak ingin kutonton lagi. Bukan karena tak bagus, tapi bisa membuatku sedih berkepanjangan melihat nasib para hewan tersebut. 

Padahal rakun itu lucu, kasihan banyak yang tak mampu bertahan karena keserakahan manusia (sumber gambar: Ghibli dalam Spotify) 
Padahal rakun itu lucu, kasihan banyak yang tak mampu bertahan karena keserakahan manusia (sumber gambar: Ghibli dalam Spotify) 

Andaikata pihak yang kerap membunuh satwa liar membakar hutan dengan sengaja, ataupun merusak alam demi keserakahan tersebut menonton film ini apakah mereka bakal tergerak dan sadar bahwa perbuatannya itu salah? Entahlah. 

Namun film ini cocok ditonton remaja dan kaum dewasa agar mereka sadar bahwa hidup di dunia itu manusia tak sendirian, ada tanaman dan para hewan yang juga perlu habitat untuk tempat tinggal. Mereka juga perlu makan dan minum. Sehingga jangan sampai ada lagi hutan-hutan yang terbakar atau dibabat habis dengan sengaja demi kepentingan pihak tertentu. 

Animasi yang dirilis tahun 1994 ini naskah ceritanya digarap oleh Isao Takahata, yang juga merangkap sebagai sutradara. Film ini bisa ditonton legal di Netflix. 

Nausicaa of the Valley of the Wind tentang Heroine Pemberani
Film ini disebut sebagai film pertama produksi Ghibli. Dirilis tahun 1984, Hayao Miyazaki menjadi penulis naskah dan sutradaranya. Ceritanya sendiri diangkat dari sebuah manga yang juga karya Hayao. 

Film ini memiliki cerita yang agak kompleks dan ada pertempuran besar, sehingga kurang cocok ditonton anak-anak. Diceritakan dunia tempat Nausicaa tinggal hancur setelah pertempuran besar selama tujuh hari melibatkan prajurit raksasa.  Sumber daya alam pun sangat terbatas. 

Nausicaa merasa penasaran dengan hutan terlarang yang disebut penuh racun. Di sana hidup para monster, termasuk Ohm,  makhluk berukuran besar yang memiliki tentakel. 

Rupanya ada pihak yang ingin menghancurkan hutan terlarang dengan menggunakan prajurit raksasa. Nausicaa pun berupaya menghentikan agar keseimbangan alam tak makin kacau. 

Film ini sama seperti Pom Poko memiliki nuansa yang sedih, namun untunglah penutupnya tidak segetir Pom Poko. Film ini menonjolkan keberanian dari seorang gadis remaja bernama Nausicaa demi menjaga keseimbangan alam. 

Nausicaa dengan berani memasuki gua terlarang yang disebut penuh racun untuk mencari sumber makanan bagi kaumnya (sumber gambar: Ghibli dalam IMDb) 
Nausicaa dengan berani memasuki gua terlarang yang disebut penuh racun untuk mencari sumber makanan bagi kaumnya (sumber gambar: Ghibli dalam IMDb) 

Film ini menggambarkan dunia yang kacau balau karena peperangan. Racun dan limbah berbahaya imbas dari senjata dan pertempuran digarisbawahi dalam animasi ini. Demikian juga dengan monster yang diduga adalah makhluk hidup yang bermutasi. 

Oh iya aku sebenarnya pernah menulis ulasan film ini dengan lebih lengkap. Kalian bisa membacanya di sini. Film ini jika diperhatikan seperti ada hubungan dengan animasi Ghibli lainnya, Laputa in the Sky.

Princess Mononoke tentang Manusia Tamak dan Kejam
Film animasi Ghibli tentang manusia dan alam adalah Princess Mononoke. Film ini dirilis tahun 1997 dan memiliki latar waktu abad ke-14. 

Seorang pemuda bernama Ashitaka menemukan gadis hutan bernama San, yang mengendarai serigala raksasa putih. Ia bersama para serigala berukuran besar hendak menyerang desa manusia karena merusak hutan, membunuh para babi hutan, dan mengganggu keseimbangan alam karena kegiatan penambangan mereka. 

Ashitaka kebingungan mana yang dibantunya, pihak manusia ataukah pihak hewan bersama San. Kemudian muncullah Great Forest Spirit. Namun manusia yang tamak malah mengincar dewa hutan tersebut dan hendak membunuhnya. 

Sebenarnya aku merasa frustasi ketika menonton animasi ini karena pihak manusia di sini sebenarnya tak patut dibantu karena keserakahan  dan kesombongan mereka terhadap alam. Ceritanya memiliki nuansa yang mirip dengan kisah Nausicaa, di mana seperti San, ia mulai meragukan sifat baik manusia yang semena-mena kepada alam. 

Aku begitu sedih karena pasukan babi hutan yang ingin menjaga hutan semuanya binasa dengan menyedihkan. Aku juga tak yakin manusia yang kemudian ditolong oleh Ashitaka bisa insyaf dan tak mengulangi perbuatannya yang merusak hutan dan membunuh penghuninya dengan demikian kejam. Ini seperti di dunia nyata, di mana ada pihak-pihak yang berulang kali merusak hutan tanpa ada rasa kasihan kepada para hewan, pepohonan, dan manusia yang bergantung pada hasil hutan. 

San melihat kodama, spirit hutan, bermunculan untuk menyambut dewa hutan (sumber gambar: Ghibli dalam Spotern) 
San melihat kodama, spirit hutan, bermunculan untuk menyambut dewa hutan (sumber gambar: Ghibli dalam Spotern) 

Ketiga film animasi Ghibli tersebut memiliki pesan cinta alam yang demikian kuat. Memang ceritanya agak kompleks dan sebagian alur agak membuat frustasi karena manusia demikian kejam dan tamaknya kepada alam. Padahal manusia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan alam semesta ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun