Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Lukisan Abstrak, Potret Kepala Negara, dan Kegemaran akan Wayang dari Sosok Basoeki Abdullah

18 Oktober 2023   18:28 Diperbarui: 19 Oktober 2023   14:26 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu lukisan abstrak Basoeki Abdullah yang berjudul Bencana (dokpri) 

Artikel ini adalah kelanjutan dari artikel jalan-jalan ke Museum Basoeki Abdullah (bisa dibaca di sini), namun juga bisa dibaca terpisah. Kali ini penulis akan membahas lebih dalam tentang perkembangan lukisan karya Basoeki Abdullah dan kegemarannya akan kesenian wayang.

Basoeki Abdullah memang gemar melukis akan alam dan flora fauna. Biasanya ia akan datang langsung untuk melakukan pengamatan pada obyek lukisannya, karena ia tak serta-merta mengandalkan imajinasi dan fantasi. Ia juga memiliki banyak referensi tentang alam juga flora fauna dari koleksi bukunya. Dari ribuan buku yang dikumpulkan di perpustakaan pribadinya, di antaranya adalah ensiklopedia dan buku yang menunjukkan panorama alam dari berbagai negara.

Berdasarkan tema, lukisan karya Basoeki Abdullah umumnya memiliki tema alam, flora fauna, potret dan model, tokoh, kemanusiaan, spiritual, serta legenda dan dongeng. Basoeki kerap menggunakan judul yang romantis dan pilihan warna yang memiliki nilai romantis juga dramatis.

Namun sebenarnya lukisan Basoeki mengalami dinamika. Pada usianya yang bertambah, Ia mencoba mengeksplorasi genre lainnya seperti impresionisme.

Ia suka melukis tema flora fauna (dokpri) 
Ia suka melukis tema flora fauna (dokpri) 


Nah di sebuah ruangan yang memanjang karya-karyanya, ada sebuah bangku yang empuk sehingga pengunjung bisa duduk santai sambil menikmati detail karyanya. Ada lukisan banteng dan harimau yang dramatis. Lalu ada lukisan seorang kakek yang nampak lelah, berjudul Buruh. Warna-warni kontras yang nyaman tersaji dalam lukisan berjudul Penari Sulawesi.

Lantas kuperhatikan sebuah lukisan yang warnanya cenderung minimalis dibandingkan lukisan lainnya. Hanya ada warna biru dan gradasi berbagai tingkatan warna cokelat. Lukisan itu tentang tebing, padang pasir, dan seekor unta, judulnya Batu-batu Sejarah. Meski hanya didominasi gradasi warna cokelat, namun berkat keahlian Basoeki Abdullah, bentuk tebing dengan teksturnya itu terlihat, antara tebing dan padang pasir juga nampak jelas.

Lukisan berjudul Komposisi (dokpri) 
Lukisan berjudul Komposisi (dokpri) 

Ada tiga lukisan abstrak yang dipajang di ruangan ini, berjudul Komposisi, Bencana, dan Air. Pada lukisan Komposisi, warna dominan adalah putih, hitam, dan kelabu, juga ada sedikit unsur warna biru dan merah. Meski hanya berupa perpaduan warna dengan wujud yang abstrak, lukisan ini begitu memikat dan membuatku betah menikmatinya.

Sedangkan lukisan bertajuk Bencana adalah lukisan yang disapu dengan kuas warna hitam di atas canvas putih. Sapuan kuasnya nampak tak beraturan, seperti sesuatu yang tak berjalan sesuai kaidah yang juga bisa dimaknai sebagai chaos atau bencana. Sementara di lukisan Air seperti ada tangan di antara air seperti meminta tolong.

Potret Keluarga dan Lukisan Buatan Sang Ayah

Basoeki Abdullah lahir dari keluarga seniman dan pejuang. Kakek Basoeki Abdullah adalah dr. Wahidin Sudirohusodo. Ayahnya, Abdullah Suryo Subroto, terkenal piawai menggambar pemandangan alam. Sedangkan ibunya pandai dalam membatik. Kakak Basoeki, Soedjono Abdullah mengikuti bakat ayahnya. Sedangkan adik perempuannya, Tridjoto Abdullah, seorang pematung perempuan pertama di Indonesia.

Lukisan Telaga Sarangan karya ayahnya (dokpri) 
Lukisan Telaga Sarangan karya ayahnya (dokpri) 

Nah di ruang keluarga Abdullah ini ada lukisan potret wajah kakek, ayah, dan ibu, juga potret diri Basoeki Abdullah. Di sini juga ada lukisan Telaga Sarangan buatan sang ayah.

Potret Diri Wanita, Arsip Berita, dan Potret Kepala Negara

Basoeki dikenal gemar melukis potret diri perempuan dan kepala negara. Di bangunan baru dipamerkan lukisan potret perempuan dan para kepala negara. Di antaranya ada sketsa wanita bermata sendu dan duta besar untuk Yordania yang seorang perempuan. Lalu ada beragam arsip berita tentangnya.

Lukisan 41 potret kepala negara yang hadir di Gerakan Non-Blok 1992 (dokpri) 
Lukisan 41 potret kepala negara yang hadir di Gerakan Non-Blok 1992 (dokpri) 
Nah koleksi yang menarik adalah lukisan potret para kepala negara yang datang di pertemuan Gerakan Non-Blok tahun 1992. Lukisan ini ibarat dokumentasi peristiwa besar saat itu. Aku mencoba mengenali wajah-wajah dalam lukisan tersebut. Ada sosok Presiden Palestina saat itu, Yasser Arafat.

Kegemaran akan Wayang

Selain melukis, Basoeki Abdullah sangat gemar akan pewayangan. Ia mengoleksi wayang kulit, dan action figure pewayangan. Ia juga pandai menari dan beberapa kali memerankan sosok Hanoman dan Rahwana di Sendratari Ramayana.

Ada quote beliau yang menarik tentang pewayangan. "Utang piutang dalam hidup itu selalu terjadi dengan sendirinya. Saya ternyata diam-diam berhutang kepada dunia wayang. Dahulu untuk menaikkan harkat dan kepopuleran,  saya sering menggunakan wayang sebagai alatnya."

Lukisan karyanya yang terinspirasi dari epos Ramayana adalah Perkelahian antara Rahwana dan Jatayu. Lukisan ini kini disimpan di Istana Kepresidenan.

Figur Brontoseno (dokpri) 
Figur Brontoseno (dokpri) 
Ada dua koleksi wayang kulitnya yang disimpan di vitrin. Yang pertama adalah Epos Mahabarata dengan menampilkan para tokoh utamanya seperti Pandawa, Kresna, dan Karna. Koleksi Epos Mahabaratanya ini berhadapan dengan koleksi Epos Ramayana dengan sosok seperti Rama, Anoman, Kumbakarna, dan Rahwana.

Selain itu juga ada semacam action figure tokoh pewayangan. Bahannya ada yang dari lilin, kayu, dan lainnya. Figur ini bagus dan detail. Ada sosok Bima, Gatot Kaca, Anoman, dan Brontoseno. Di antara keempat figur ini Brontoseno belum pernah kulihat. Ketika kucek dari hasil browsing, Brontoseno bisa jadi sosok lain dari Bima, tapi wujudnya sungguh berbeda dengan rambut panjang dan ular naga melilit tubuhnya.

Koleksi wayang kulit dari Epos Mahabarata (dokpri) 
Koleksi wayang kulit dari Epos Mahabarata (dokpri) 
Masih banyak koleksi Museum Basoeki Abdullah yang menarik untuk disimak. Selama dua jam rasanya tak bosan melihat-lihat lukisan dan koleksi seninya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun