Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Esai Puitis Kolonialisasi dan Magic Lantern dalam "Broken View"

4 Oktober 2023   16:05 Diperbarui: 4 Oktober 2023   16:06 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski tema dan bahasan dalam film ini berat, Hannes Verhoustraete, si pemilik ide cerita dan sutradara film ini menampilkan pesan-pesan dalam bentuk visual yang indah. Ia lebih suka menyebutnya esai puitis karena meski Ia meminta bantuan sejarahwan untuk membantunya membuat film ini namun cerita dalam film ini tidak terkronologis secara terstruktur. 

Tidak ada dialog, hanya narasi dan sebagian besar berupa rangkaian gambar, grafis, dan animasinya yang membuat penonton seakan-akan terhipnotis dan lupa waktu. Gambar dengan warna yang kontras disandingkan, berikut  foto masa lampau digerakkan dengan magic lantern, lalu disusul grafis dengan warna-warni yang mencolok. 

Adegan demi adegan dalam film ini tidak begitu terstruktur dan terkesan agak berantakan. Hannes seperti bermain-main dengan warna yang kontras, seperti kepingan puzzle yang belum menyatu, namun sekaligus menakjubkan. 

Melihat karya dokumenter sepanjang 72 menit ini aku melihat antusiasme dan kecintaan si sutradara terhadap karya visual dan hasil lensa. Karya dokumenternya ini bisa dibilang eksperimental dan progresif. Unik dan berkesan. Tema yang diangkat juga tak pasaran, tentang senjata lensa dan magic lantern yang membantu para bangsa penjajah dari Eropa, terutama Belgia mengontrol daerah kekuasannya. 

Aku beruntung menyaksikan karya unik ini di Arkipel-Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival 2023. Festival unik ini diadakan tahunan dan tahun ini masuk tahun kesepuluh. Film-film dari berbagai negara dipertunjukkan di studio mini Arkipel yang berlokasi di Bioskop Forum Lenteng, tak jauh dari  kampus Gunadarma Kelapa Dua.

Film dokumenter unik rilisan tahun 2023 ini kutonton di Festival Film Arkipel 2023 (dokpri) 
Film dokumenter unik rilisan tahun 2023 ini kutonton di Festival Film Arkipel 2023 (dokpri) 

Tahun ini ada 33 film mancanegara yang diputar di acara yang berlangsung 24 September - 6 Oktober 2023. Tahun ini tema yang diusung adalah Noli me Tangere (Jangan Sentuh Aku), yang terinspirasi dari novel karya Joze Rizal yang dirilis tahun 2023. Penjajahan ibarat kanker yang tersembunyi. Pada saat ini apakah penjajahan masih ada?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun