Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suarakan Tradisi dan Kegelisahan Lewat Tulisan, Pustaka, dan Naskah Perfilman

17 Agustus 2023   23:22 Diperbarui: 17 Agustus 2023   23:25 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dulu ikut antologi buku tentang kegelisahan petani dan tentang kuliner nusantara (sumber gambar: FB Penerbit Genom) 

Indonesia negeri yang begitu kaya akan keragaman budaya. Berdasarkan data dari laman Kompas.com (3/2023) terdapat 1.340 suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Jumlah bahasa daerah di Indonesia nomor dua terbanyak di dunia. Dilansir dari data  Ethnologue, Indonesia mempunyai 715 bahasa daerah. Sedangkan masakan daerahnya sendiri mencapai lebih dari 5.300 jenis dilansir dari Bisnis.com (8/2013). Akan sayang seandainya kekayaan budaya tersebut kemudian punah. Oleh karenanya aku mencoba ikut berkontribusi untuk merawat kekayaaan tradisi tersebut dengan cara yang bisa kulakukan, yakni lewat tulisan, buku, dan juga naskah film. 

Siapapun bisa merawat seni dan tradisi lokal  ataupun menggugat dan menyampaikan kegelisahannya akan kondisi dalam negeri yang dirasa jauh dari kata ideal. Mereka yang pandai merangkai kata bisa menulis  cerita fiksi maupun artikel nonfiksi. Aku masih ingat dulu jatuh cinta dengan cerita-cerita karya Umar Kayam seperti serial Mangan Ora Makan Kumpul dan Para Priyayi karena ia cerdik memasukkan kritikan sosial lewat ceritanya yang santai dan kental dengan tradisi.

Lewat tokoh Pak Ageng dan para kru urusan rumah tangganya, hadir diskusi yang gayeng dengan bumbu aneka masakan sederhana yang menggugah selera. Aku tergugah dan merasa lapar ketika sangat penulis memasukkan penggeng ayam, sate usus  lalu di cerita lain ada sayur brongkos, sayur asem, aneka lalapan dan sambal yang pedas namun bikin ketagihan.
Ada banyak kritikan tatanan sosial di dalam cerita-cerita Pak Ageng. Cerita yang sarat kritikan dengan nada yang lebih serius muncul dalam Para Priyayi. 

Karya fiksi yang kental dengan tradisi juga lahir dalam tangan Andrea Hirata lewat tetralogi Laskar Pelangi. Lewat tokoh Ikal, Andrea mengungkapkan kegelisahan yang dialami warga Belitung, tradisinya, juga keindahan alam Belitung yang kemudian termasyur sehingga ada begitu banyak wisatawan yang berkunjung. Ketika difilmkan, Laskar Pelangi juga berhasil membius penonton sehingga masih menempati sepuluh besar film terlaris Indonesia sepanjang masa dengan 4.719.453 penonton.

Penulis skenario dan sutradara seperti Garin Nugroho dikenal sebagai salah sutradara yang kental merawat tradisi. Ada begitu banyak filmnya yang menyajikan kekayaan kultur seperti Opera Jawa, Under the Tree, dan, Nyai. Karakter filmnya yang sarat nilai kultural diteruskan oleh puteri dan menantunya, Kamila Andini dan Ifa Isfansyah. Keduanya melahirkan karya-karya yang berkualitas seperti Yuni dan Turah.

Aku memang belum bisa seperti Umar Kayam dan Garin Nugroho, aku hanya terinspirasi oleh semangat mereka dalam merawat tradisi dan mengungkapkan kegelisahan dengan cara yang mereka kuasai. Kucoba tuangkan kegelisahan dalam bentuk prosa dan puisi di Kompasiana dan blog pribadi. Ada kalanya tulisan tersebut keras dan menggigit  tak sedikit yang lembut dan dibalut sejumlah kiasan. 

Dulu ikut membidani lahirnya buku jelajah kuliner brsama Kapeka (dokpri) 
Dulu ikut membidani lahirnya buku jelajah kuliner brsama Kapeka (dokpri) 

Sudah lama aku membubuhkan masakan tradisional dan sentuhan tradisional dalam tulisan. Beberapa antologi dan buku yang kuikuti dengan unsur tradisi di antaranya Jelajah Kuliner Nusantara jilid 1 dan 2 bareng komunitas Karena Kompasiana, antologi buku Makanan Tradisional Indonesia bersama penerbit Genom. Masih seputar makanan, saya membuat buku solo kumpulan puisi berjudul Ketumbar & Lada dan 100 Puisi Kuliner Lainnya. 

Setelah tulisan dan buku, kemudian aku tertarik menjajal dunia perfilman. Skenario pertama dan kedua buatanku yang kemudian diangkat ke dalam bentuk gambar bergerak semuanya mengangkat seni tradisi. Yang pertama adalah Jagaditta yang kental dengan nuansa khas Situbondo dan Jawa Timur serta menguraikan kegelisahan akan kondisi alam. Sedangkan yang kedua bertutur tentang tradisi Betawi dan masakan tradisional yang mulai langka. 

Buku solo kumpulan puisi kuliner berjudul Ketumbar dan Lada menyuarakan ketertarikanku akan kuliner nusantara (dokpri) 
Buku solo kumpulan puisi kuliner berjudul Ketumbar dan Lada menyuarakan ketertarikanku akan kuliner nusantara (dokpri) 

Masih banyak yang seharusnya bisa kuperbuat untuk negeri ini. Namun, aku coba untuk melakukan semampuku dan lewat caraku. Kalian juga bisa melakukan hal apapun dan sekecil apapun dengan niat tulus untuk kemajuan negeri ini karena #KitaUntukIndonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun