Pada ruangan berikutnya disajikan instalasi yang terdiri dari ratusan atau mungkin ribuan bunga matahari. Bunga matahari adalah salah satu obyek favorit Van Gogh. Ia menghasilkan 12 lukisan tentang bunga matahari yang terinspirasi dari kebun Montmartre di Paris. Didominasi warna kuning dan cokelat, bunga matahari menyimbolkan harapan. Namun sayangnya kondisinya sebaliknya, ia kemudian larut  dengan menurunnya kondisi mentalnya sejak tahun 1888.
Dalam ruangan kedua disajikan lukisan-lukisan terkenal Van Gogh, serta cerita di balik pembuatan karya tersebut. Salah satunya adalah lukisan The Red Vineyard yang dibuatnya saat tinggal di Arles. Lukisan kebun anggur ini disebut dipengaruhi oleh gaya Paul Gauguin, pelukis yang dikaguminya.
Lukisan berjudul Cafe Terrace At Night menggunakan unsur warna kuning yang menjadi warna favorit Van Gogh. Baginya kuning adalah cahaya dan kesejahteraan. Cahaya hangat kafe dan malam berbintang menciptakan citra dan nuansa yang nyaman dan aman bagi seniman untuk berkumpul. Ia juga bereksperimen menciptakan nuansa malam dengan warna biru, ungu, dan hijau.
Lukisan-lukisan lainnya yang diceritakan latar belakang pembuatannya di antaranya Irises, Self-Potrait, The Starry Night, Wheat Field with Crow, Almond Blossom, Portrait of Dr. Gachet, dan Self-Portrait with Bandaged Ear.
Kemudian ada ruangan untuk belajar melukis dan ruangan untuk membeli merchandise. Namun sebelum ke kedua ruangan tersebut, penonton diajak menyelami cerita perjalanan kreasi Van Gogh melalui audio visual imersif yang merupakan bagian utama dari pengalaman menyelami dunia imajinasi Van Gogh.
Dalam eksibisi ini panca indera pengunjung dioptimalkan. Tak hanya lewat instalasi seni, pameran karya dan deskripsi, serta pertunjukan visual imersif yang menawan, melainkan juga lewat instrumen musik klasik dan juga aroma dari berbagai rempah-rempah.Â
Aroma tersebut berasal dari cendana, pala, lemon, cemara, dan vetiver. Lagu klasik pun dipilih agar sesuai dengan cerita yang disampaikan. Di antaranya ada The Cherry Blossoms, The Flower Duet, Danse Macabre, dan Piano Concerto in F Minor: I Lento Allegro.
Selama sekitar 40 menit penonton diajak untuk menyelami karya dan perjalanan berkarier Van Gogh sebagai pelukis dari berbagai era, ketika ia masih tinggal di Belanda, di Paris, di Arles, di rumah sakit jiwa Saint-Remy, ketika ia merasa hampa (Auvers-sur-Oise), dan ketika ia membuat serangkaian potret diri.
Ini adalah petualangan yang menyenangkan dan indah. Lewat pertunjukan visual yang silih berganti, imajinasi pengunjung pun dimainkan. Ayo masuklah ke dunia imajinasi Van Gogh.
Lukisannya di Belanda kaya akan warna membumi, baru kemudian berubah menjadi impresif ketika ia tinggal di Paris. Lalu lukisannya menjadi cerah di Arles dan kemudian berubah lagu sering kondisi mentalnya yang menurun.