Pertemuan ke rumah makan ini tak sengaja terjadi ketika aku sedang hunting lokasi syuting untuk film pendek KOMiK. Akhirnya aku masuk ke rumah makan yang mengusung tema Betawi ini karena penasaran mendengar promosi si kakek yang menjaga parkiran. Aku selalu antusias mendengar rumah makan yang bertahan lebih dari dua dekade. Dan, kemudian aku tak merasa kecewa singgah ke Soto Betawi Bang Udin ini.
Lokasi tempat makan ini ada di jalan Lapangan Tembak, Cibubur. Tempatnya ada di tepi jalan besar sehingga mudah dicari dan dijangkau. Tempat makannya dalamnya luas dan bersih. Interiornya didominasi warna coklat sehingga terasa hangat dan nyaman.
Oke, pertama-tama adalah cek menunya. Menu utama di sini ada tiga jenis, soto Betawi, aneka sop, dan sate. Soto Betawinya bisa milih apakah menggunakan ayam, daging sapi, campur, atau daging sapi yang dibakar. Sedangkan sopnya ada sop daging sapi, sop buntut, sop iga, dan sop kambing. Sementara satenya ada sate ayam, sate sapi, dan sate kambing. Â Tambahannya bisa pakai lontong, nasi, dan emping.
Untuk minumannya, kebanyakan adalah jus dari jus apel, jus melon, hingga jus alpukat. Juga ada es markisa, sup buah, dan es asam Jawa.
Akhirnya aku memesan soto Betawi campur dan es asam Jawa. Totalnya jadi genap Rp50 ribu.
Dari segi harga, soto Betawinya agak di atas rata-rata. Tapi ketika melihat kualitas masakannya dan juga lokasinya yang nyaman, memang wajar sih.
Masakan soto Betawi ini dihidangkan dalam mangkuk beralaskan piring serba putih. Pilihan warna wadah saji yang cerdas karena menonjolkan warna-warni dan keragaman bahan dalam sotonya.
Dalam kuah krem kecokelatan ini terdapat aneka isian dari daging sapi, aneka jerohan, kikil, potongan tomat merah, ditambah emping dan irisan daun bawang. Kuahnya gurih dan creamy. Agak sedikit keasinan karena aku menyantapnya tanpa nasi. Isiannya empuk dan bumbunya meresap. Keberadaan tomat membuat cita rasanya jadi segar dan tidak enek.
Kuputuskan soto Betawi ini mendapat label sedap. Patut kurekomendasikan ke pasangan jika ingin makan siang berdua.
Bagaimana dengan minuman asam Jawanya? Wah rasanya jauh di atas ekspektasiku. Mereka cerdik menaruh minuman ini ke dalam menu. Ini minuman yang pas diseruput setelah menyantap makanan daging-dagingan. Aroma dan cita rasanya yang asam, manis, segar menghilangkan rasa enek dan mengembalikan kesegaran. Enak. Asam manisnya pas. Gulanya juga nampaknya menggunakan gula Jawa. Aku jadi ingin nambah lagi.
Setelah bertanya-tanya tentang ini dan itu, aku jadi kagum restoran ini bertahan sejak tahun 1988. Itu berarti tempat makan ini telah berusia 35 tahun. Melihat kualitas rasa dan kerapian tempat makannya, maka wajar tempat ini bisa tetap eksis hingga sekarang. Cocok sih tempat ini jadi tempat makan bareng keluarga, atau tempat makan bareng teman-teman  kerja atau menjamu klien.
Â
Puas dan untunglah belum terlalu kenyang. Aku pun menuju tempat survei berikutnya...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI