Kerang Dara Rebus dan Bubuk Kacang
Kami kemudian mencicipi kerang dara rebus yang disarankan disantap dengan bubuk kacang. Eh, aku agak heran. Baru kali ini aku mencoba menyantap kerang rebus dengan bubuk kacang ternyata rasanya tak buruk. Unik.
Kerang dara yang kenyal dan gurih memberikan pengalaman yang lebih kaya tekstur dan aroma ketika dipertemukan dengan bubuk kacang yang gurih dan punya tekstur yang khas. Ini pengalaman yang menarik, meski aku lebih suka kerang dicocol dengan saus sambal asam manis atau tanpa cocolan.
Udang Rebus Sebagai Penutup
Sayangnya udang rebus itu dihidangkan masih dengan kulitnya. Memang sih sari-sari udangnya jadinya masih menempel dan terjaga di kulitnya tapi jadi agak repot hehehe. Apalagi pasangan tipe yang malas mengupasnya sendiri. Jadinya aku mengupas bagianku dan bagiannya. Ya tak apa-apalah toh upayanya sebanding dengan rasanya.
Aku heran mengapa kedai makanan ini menyajikan masakannya dengan cara minimalis. Menunya didominasi rebusan seafood yang disajikan dengan saus cocolan.
Kemudian aku paham, makanan yang dimasak dengan cara minimalis akan menonjolkan rasa dan kualitas bahan utama tersebut. Seafood yang segar akan terasa lebih segar aromanya dan punya rasa manis yang samar.
Udang rebus juga demikian. Aku tak pernah menyantap udang rebus kecuali dalam masakan seperti sapo seafood dan tom yang, itupun sudah dibayang-bayangi oleh bumbu dan aneka isian lainnya.
Di menu ini, udang rebus menjadi primadona dan pemeran utama menu tersebut. Hanya udang rebus, yang bisa disantap biasa atau dicocol dengan sambal.
Udang rebus memiliki tekstur yang krenyes, kenyal, juga padat. Sari udangnya yang gurih dan manis langsung merebak ketika digigit. Ya udang rebus menonjolkan wajah asli udang apa adanya.