Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Jelajah Situs Herigate Kudus: Masjid Menara Kudus dan Museum Kretek

7 Juni 2023   15:36 Diperbarui: 15 Juni 2023   00:06 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menuju area pemakaman ada gapura dari batu bata merah (Dokumentasi pribadi) 

Perjalanan kami berdua menjelajahi situs bersejarah Jepara dan Kudus memasuki hari terakhir. Kami menjadikan Masjid Menara Kudus dan Museum Kretek sebagai destinasi terakhir. 

Ini adalah artikel ketiga dan pamungkas. Artikel pertama tentang Benteng Portugis dan Pertapaan Kalinyamat (di sini) dan artikel kedua tentang Museum R.A. Kartini dan Museum Jenang Kudus (di sini). 

Sebetulnya seusai dari Museum Jenang kami berencana ke masjid klasik ini. Namun parkirannya penuh, sarat dengan peziarah yang datang berombongan. Akhirnya kami kembali hari berikutnya. Dan, untunglah pengunjung sedang tidak begitu padat. 

Aku spontan mengagumi bangunan kompleks masjid ini yang unik. Bangunan masjid ini sebagian masih berupa bangunan lama, didirikan pada abad ke-16 pada masa Sunan Kudus menyebarkan agama Islam di daerah ini. Gaya arsitekturnya mengingatkan akan Jawa Hindu, meski juga ada unsur Arab, China, dan Buddha.

Tempatnya asri (Dokumentasi pribadi) 
Tempatnya asri (Dokumentasi pribadi) 

Dalam kompleks masjid ini ada menara, masjid, dan makam. Masjidnya sepertinya sudah direnovasi, namun atap limas bertingkat seperti gaya Jawa tradisional dipertahankan. Demikian juga tempat berwudhu dan unsur bangunan bata merahnya.

Tempat untuk perempuan sholat ternyata seperti terpisah dari bangunan utama. Pengunjung harus keluar dan melewati gang-gang. Sayangnya saat itu minim petunjuk lokasinya dan tak ada petugas masjid, sehingga aku agak kebingungan.

Tempat untuk perempuan beribadah juga mengikuti gaya bangunan induk, yaitu menggunakan gapura batu bata. Saat itu pengunjung perempuan sedang tak banyak karena belum waktu sholat Dhuhur. Pengunjung terkonsentrasi di area makam Sunan Kudus dan para muridnya, sedang ada doa bersama di sana.

Yang paling ikonik dari masjid ini adalah menaranya yang mengingatkan akan candi di Jawa Timur. Ramping dan tinggi. Ada tangga, puncak atap tumpang, dan hiasan berupa piring keramik yang ditanamkan di sekeliling bangunan. Unik dan ikonik.

Menaranya banyak terpengaruh oleh gaya arsitektur Jawa Hindu (Dokumentasi pribadi) 
Menaranya banyak terpengaruh oleh gaya arsitektur Jawa Hindu (Dokumentasi pribadi) 

Menuju area pemakaman juga ada gapura batu bata merah, tiang lampu model lama, pendopo, dan tempat berwudhu. Ada banyak makam di sini, dari makam pangeran, murid dan keluarga Sunan Kudus, dan juga makam Sunan Kudus. 

Pengunjung disyaratkan untuk berwudhu dulu sebelum berziarah. Kami tak lama di sini karena sarat peziarah dan sedang ada doa bersama.

Menuju area pemakaman ada gapura dari batu bata merah (Dokumentasi pribadi) 
Menuju area pemakaman ada gapura dari batu bata merah (Dokumentasi pribadi) 

Tiang lampunya juga klasik (Dokumentasi pribadi) 
Tiang lampunya juga klasik (Dokumentasi pribadi) 

Tujuan terakhir dari tur heritage ini adalah Museum Kretek. Sebenarnya ada banyak yang belum sempat kami eksplor. Semoga kalau ada kesempatan lagi, kami akan kembali ke sini. Kami belum sempat ke Demak, Rembang, dan kota-kota sekitar.

Museum Kretek tentang Kejayaan Kretek Kudus Masa Lalu dan Kini

Bangunan museumnya rapi dan koleksinya komplet (Dokumentasi pribadi) 
Bangunan museumnya rapi dan koleksinya komplet (Dokumentasi pribadi) 

Museum Kretek ini sangat luas. Hanya sayang kurang terawat untuk beberapa area di luar bangunan museum. Tiket masuknya murah hanya empat ribu rupiah. Plus ada biaya parkir kendaraan.

Mirip dengan Museum Jenang, di dalam area museum ada cerita tentang awal muka kretek, tokoh kretek di Kudus, sejarah panjang rokok di nusantara, dan perbedaan rokok yang dibuat secara manual dan dengan mesin pabrik.

Sebenarnya aku antipati dengan rokok. Aku tak tahan dengan aroma asapnya yang menyesakkan nafas, juga ancaman bahayanya. Namun rokok rupanya awalnya adalah obat. Rokok juga merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia.

Aku sudah pernah ke Museum Bentoel. Alhasil dengan mengunjungi museum ini pengetahuan akan sejarah rokok makin bertambah. Museum ini sendiri dibangun pada tahun 1986

Sejarah kretek di Indonesia tak bisa dipisahkan dari sosok Nitisemito. Ia awalnya yang mengidap gangguan pernafasan, sembuh ketika mencampurkan rajangan cengkeh dan tembakau. Campuran itu dilinting dalam kulit jagung kering alias klobot.

Inilah bapak perintis rokok Indonesia (Dokumentasi pribadi) 
Inilah bapak perintis rokok Indonesia (Dokumentasi pribadi) 

Awalnya Nitisemito memproduksi rokok dengan merk Kodok Nguntal Ulo (Kodok Makan Ular). Tapi kurang laku sehingga diganti dengan Tjap Bulatan Tiga atau Bal Tiga. Sejak itu rokok pun makin populer.

Dalam museum ini ada ruang kerja Nitisemito yang ditata rapi. Juga ada peralatan sederhana untuk membuat rokok klobot. Ada juga diorama proses membuat rokok jaman dulu, aneka jenis saus, cengkeh dan tembakau beserta kualitasnya, foto pabrik rokok di Kudus, dan aneka merk rokok di Kudus.

Ada diorama membuat rokok jaman dulu dari pertanian tembakau, cengkeh, dan jagung kemudian diolah hingga menjadi rokok klobot (Dokumentasi pribadi) 
Ada diorama membuat rokok jaman dulu dari pertanian tembakau, cengkeh, dan jagung kemudian diolah hingga menjadi rokok klobot (Dokumentasi pribadi) 

Agak sedih melihat bagian merk rokok ini karena tak sedikit yang telah punah. Hanya tersisa beberapa merk dan pabrik rokok yang masih eksis di Kudus. 

Sementara rokok Tjap Bal Tiga telah raih sejak tahun 1950-an karena konflik internal dan peperangan. Nama rokok lokal lainnya unik-unik ada cap Jambu, Seroja, Kopi, Madja, Delima, Sukun, Djinggo, dan masih banyak lagi.

Oh iya yang membuatku penasaran ada rokok cap Mabes ABRI dan Istana Wakil Presiden yang diproduksi oleh Djarum. Wah mungkin edisi terbatas ya.

Arema merk rokok jaman dulu di Kudus (Dokumentasi pribadi) 
Arema merk rokok jaman dulu di Kudus (Dokumentasi pribadi) 
Kunjungan kami akhiri dengan melihat-lihat replika rumah kapal, rumah Kudus, rumah kembar dan bioskop mini. Sayangnya bioskop mini bisa diputar jika pengunjung minimal 20 orang. Wah lagi tidak beruntung.

Kesan-kesan Perjalanan Tur Wisata Heritage Jepara dan Kudus

Sebenarnya belum semua tempat telah kami eksplorasi. Wisata sejarah di Jepara agak mengecewakan karena banyak yang tak terawat dan kurang papan informasi. Untunglah Museum R. A. Kartini membuat lega karena koleksinya lengkap, ada banyak informasi, dan juga terpelihara baik.

Sedangkan di Kudus, sudah ada kesadaran untuk menjaga situs bersejarah. Hanya juga tak ada informasi di sekitar Masjid Menara Kudus. Juga sepertinya belum ada info wisata heritage ini yang disebarkan di penginapan-penginapan. 

Jalan di Kudus juga agak membingungkan, karena ada yang satu arah dan juga ada yang dua arah. Kemarin kami berkali-kali berputar-putar karena bingung dengan jalan.

Mengapa wisata sejarah dan budaya itu menarik? 

Wisata heritage tak kalah menarik dengan wisata alam dan wisata modern karena ada banyak wawasan yang bisa didapatkan selama kunjungan. 

Indonesia punya banyak suku dengan keragaman budaya, juga banyak cerita sejarah yang tak semuanya bisa didapatkan di buku sejarah di sekolah-sekolah. Dengan berwisata ke situs bersejarah kita akan lebih mengenal dan mencintai negeri ini.

Museum Kretek memaparkan masa jaya dan redupnya usaha rokok kretek di Kudus (Dokumentasi pribadi) 
Museum Kretek memaparkan masa jaya dan redupnya usaha rokok kretek di Kudus (Dokumentasi pribadi) 

Ehm itu versiku sih. Versimu mungkin beda lagi. Setelah Jepara dan Kudus, masih banyak kota di Indonesia yang ingin kueksplorasi. Ah rasanya wisata heritage Jakarta dan Malang saja belum semuanya kujelajahi. Yuk menabung dan siapkan stamina, agar bisa terus sehat dan bisa berkeliling negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun