Oh iya waktu aku duduk di bangku SMP, aku dan kakak menemukan buku ilustrasi kucing yang lucu. Suatu saat aku bertekad aku bertekad untuk membuat buku cerita dengan ilustrasi kucing.
Ya, tekad itu terlaksana meski perjalanan menuju ke sana cukup panjang.
Membuat Cerita Fiksi dari Para Kucing
Tak cukup membuat semacam jurnal keseharian para kucing, aku kemudian membuat cerita fiksi dengan tokoh kucing. Ada kalanya berupa cerita fabel dengan tokoh si Nero bisa berbicara dan bersikap seperti manusia. Ada juga yang tokoh Nero menjadi karakter pembantu dan pelengkap.
Aku sengaja menggunakan nama kucingku si Nero, karena bayangan akan kucing dalam ceritaku juga sama seperti Nero. Kucing oren jantan yang lincah dan usil.
Sama seperti jurnal, cerita fiksi dengan tokoh kucing ada banyak. Ada cerita Nero yang kabur dan sembunyi saat akan divaksin. Lalu ada cerita Nero, keponakan, dan cucunya masuk ke negeri Kucingtopia di mana kucing-kucing berinteraksi dan bekerja dengan manusia.
Bentuknya ada yang prosa dan juga ada yang puisi. Di antaranya ada puisi naratif Tengah Malam dan Kucing Buta dan Dua Kucing Saat Hujan.
Dari Konten Berupa Tulisan Bisa Jadi Buku
Atas saran dan motivasi Pak Thamrin Dahlan, aku kemudian memilah dan mengumpulkan kisah fiksiku tentang kucing. Terutama, bentuknya yang prosa. Kuambil dari artikel di Kompasiana, blog pribadi, dan blog keroyokan lainnya. Rupanya ada banyak yang tersebar di internet.