Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Surat Cinta untuk Malang Raya

30 April 2023   19:20 Diperbarui: 30 April 2023   19:32 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku berharap candi dengan alam yang asri tetap dijaga (dokpri) 

Sugeng riyadi Malang Raya,
Tahukah kamu, aku suka sekali berbicara tentang kamu kepada teman-temanku. Aku suka memamerkan kuliner lezat yang mudah kujumpai di kota Malang dan sekitarnya, dari bakso, rawon, hingga puthu Celaket yang terkenal itu. Aku bangga lahir sebagai arek Malang dan suka menyebut diriku Arema. Hanya, kejadian di Stadion Kanjuruhan itu membuatku patah hati. Apakah kamu juga merasakan hal yang sama, kotaku?

Tragedi tersebut meluluhlantakan diriku berhari-hari. Aku ikut marah dan sedih membaca korban yang terus bertambah. Kok bisa? Kok bisa terjadi seperti itu? Berulang kali aku bertanya-tanya, seperti tak percaya tragedi tersebut bisa terjadi. Ketika kemudian para pelaku hanya mendapatkan hukuman ringan, lagi-lagi aku merasa tersayat dan bertanya-tanya. Kok bisa?!

Apakah tragedi itu teguran dari Tuhan agar kita berubah ke arah yang lebih baik? Entahlah, aku berupaya meyakininya seperti itu. Suatu saat kita akan kembali bangkit. Tapi biarkanlah sementara waktu kita fokus berbenah dulu, membenahi para suporter, menjunjung tinggi sportivitas, termasuk dengan menghargai tim dan suporter lawan, dan lainnya.

Sebenarnya bukan hanya saat tragedi Kanjuruhan, aku juga merasa sedih dan patah hati setiap mendengar kabar buruk tentangmu. Ketika sanak saudara bercerita tentang banjir bandang di kota Batu dan sungai Brantas yang meluap di Malang pada tahun 2021, aku juga merasa cemas tentangmu.

Sepertinya baru kali itu aku mendengar kabar sedemikian parah tentang banjir bandang di Batu dan sungai Brantas yang meluap. Aku bertanya-tanya ada apa denganmu? Apakah kamu baik-baik saja?

Aku tahu Malang Raya (sebutan kota Malang dan kabupaten Malang, serta kota Batu) sudah lama tidak baik-baik saja. Kamu telah dipaksa berubah wajah, dari daerah yang asri menjadi daerah yang mulai padat pemukiman dan alih lahan lainnya. Ada begitu banyak villa, penginapan, dan kafe-kafe bertumbuhan. Yang dulunya lahan hijau dan sawah hampir semuanya berubah. Area resapan air telah jauh berkurang.

Moga-moga masih banyak daerah hijau seperti ini di Malang Raya (dokpri) 
Moga-moga masih banyak daerah hijau seperti ini di Malang Raya (dokpri) 


Tahukah kamu, kota tercintaku, aku sedih sekali ketika orang yang kukenal bercerita ia terdampak sungai Brantas yang meluap. Rumahnya berada tak jauh dari sungai. Kandang ternaknya beserta isinya hanyut ke sungai, tak terselamatkan. Korban-korban lainnya juga ada, ada juga yang mengungsi.

Apakah kejadian tersebut bisa hanya disebut bencana karena intensitas air hujan yang meningkat? Aku ragu, sudah sedemikian lama tata kota di Malang Raya dibiarkan semrawut. Selain alih lahan yang menyebabkan makin banyak titik longsor dan berkurangnya area resapan air, saluran air di kota Malang juga sangat jarang ditinjau. Saluran air dibiarkan tertutup dan jarang dibersihkan, sehingga ketika kemudian turun hujan, ada berbagai daerah yang langganan banjir.

Aku tahu pemerintah di Malang Raya mulai sadar akan masalah saluran air sehingga melakukan normalisasi saluran air dan sungai. Namun itu saja tidak cukup. Cobalah untuk mengevaluasi tata kota, alih lahan, dan lainnya agar alam di Malang Raya tetap hijau dan aman.

Tahukah kau, kotaku tercinta, ketika aku memejamkan mata membayangkan dirimu, aku membayangkan kota yang sejuk, dengan kabut tipis dan pepohonan di sana-sini. Kubayangkan diriku bisa dengan santai dan nyaman berjalan-jalan dari rumah hingga ke pusat kota, tak banyak asap kendaraan. 

Mungkin mimpiku itu kejauhan, tapi kuharap engkau, kotaku, tak lagi menangis karena terjadi bencana, baik tragedi kemanusiaan maupun bencana alam karena ulah manusia. Kuharap tak pernah ada lagi bencana seperti banjir dan tanah longsor karena ketidakpedulian manusia akan alam sekitarnya.

Aku berharap candi dengan alam yang asri tetap dijaga (dokpri) 
Aku berharap candi dengan alam yang asri tetap dijaga (dokpri) 


Oh iya, aku berencana mengunjungi dirimu dalam waktu dekat. Entah bulan ini atau bulan depan. Aku sudah merindukanmu. Aku rindu akan makanan lezat yang mengingatkanku padamu. Aku ingin menyantap tahu campur, angsle, ronde, rawon, mie pangsit, bakso, kupang, puthu cenil, bubur campur, dan masih banyak lagi. Bahkan aku ingin menyantap apelmu, apel manalagi, apel anna, dan apel rome beauty.

Kota kampung halamanku, aku menyayangimu. Meski jauh, aku selalu mendoakanmu agar engkau dan para kera Ngalam tahes-tahes saja. Sampai jumpa, tunggu ayas ngalup

Sugeng dalu

Keterangan: 

  • Sugeng riyadi: selamat hari raya
  • Sugeng dalu: selamat malam
  • Kera Ngalam: arek Malang
  • Tahes: sehat
  • Ayas ngalup: saya pulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun