Ketika ia berjalan kembali ke kamarnya, ia melihat kamar si kembar masih menyala terang. Biasanya saat tidur mereka hanya menggunakan lampu tidur yang temaram. Koko penasaran dan mengetuk pintu kamar mereka.
Ia marah ketika melihat si kembar masih asyik bermain game online. "Kiki, Kaka, mainannya kakak rampas. Ayo segera tidur!"
Keduanya merajuk, namun Koko bersikeras. Ia tak ingin kedua adiknya jadi manja.
- - -
Suara tetabuhan membuat Koko terbangun. Ooh sudah pukul 03.00. Waktunya Koko bersiap untuk sahur. Ia mulai menyiapkan mie instan, sawi, bakso, dan telur. Mulailah ia memasak. Porsinya dibuatnya tak banyak karena kedua adiknya agak malas bersantap sahur. Ia menyiapkan segelas susu untuk mereka semua.
Hidangan sudah siap, ia membangunkan kedua adiknya. Tapi kedua adiknya sangat pulas tidur. Ia sudah mengguncang-guncangkan badan kedua adiknya sedemikian rupa, tapi keduanya tak bergerak. Malah hanya menggeliat.
Koko kesal. Ia memutuskan untuk makan dan membangunkannya setengah jam kemudian. Pukul empat, Koko kembali membangunkan adiknya. Tapi keduanya begitu pulasnya.
Wah sayang mienya. Mau tak mau Koko pun menghabiskannya. Susu untuk kedua adiknya juga direguknya. Buset kenyang banget. Tahu begitu, ia tidak siapkan dulu makanan buat adiknya.
Baru pukul lima lewat mereka bangun. Kiki mau nangis ketika ia ketinggalan sahur. Kaka ikut-ikutan. "Siapa yang kemarin asyik main game hingga larut malam?" Kedua adiknya langsung mengkerut.
Seusai pulang sekolah, Kiki dan Kaka nampak tak bersemangat. Koko melihat kedua adiknya beberapa kali membuka kulkas bergantian. Sepertinya mereka kepanasan.
"Kak, Kiki dan Kaka boleh main kolam plastik?" Koko melongo melihat adiknya sudah membawa pompa ban. Â Hawa memang begitu gerah dan rumah mereka tak ber-AC, hanya kipas angin.