Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Bintang Ketjil dan Perjalanan Panjang Restorasi Film

3 April 2023   10:21 Diperbarui: 3 April 2023   10:40 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Bintang Ketjil sukses direstorasi (sumber gambar: Jakarta Film Week) 

Kisah penutupnya agak dipaksakan. Namun, di satu sisi bagian penutup ini memberikan gambaran visual Jakarta  yang epik pada masa itu dengan solusi yang melegakan.

Visual dalam film ini masih hitam putih. Namun pengambilan gambarnya sudah apik, emosi dan mimik pemeran bisa tertangkap dengan baik. 

Dialognya khas anak-anak (sumber gambar: Indonesian Film Center) 
Dialognya khas anak-anak (sumber gambar: Indonesian Film Center) 

Inti pesan dari film ini adalah kurangnya komunikasi yang baik dan perhatian antara orang tua terhadap anak-anaknya. Anak-anak merasa kecewa melihat orang tuanya selalu sibuk dan mengingkari janjinya.

Dari menyaksikan film ini terasa adem dan nyaman situasi Jakarta pada tahun 1960-an, rasanya kontras dengan kondisi sosial politik pada masa tersebut. Gaya berbusana perempuan dewasa pada masa tersebut nampaknya masih umum mengenakan kebaya di berbagai acara.

Film ini dibesut Wim Umboh. Selain pemeran anak, film ini juga dibintangi Raden Ismail, Mansjur Sjah, Fifi Young, Noortje Supandi, dan Anna Susanty. Film ini hits pada masanya dan syukurlah telah berhasil direstorasi.

Perjalanan Panjang Restorasi Film
Bintang Ketjil menyusul kesuksesan film-film Usmar Ismail yang telah direstorasi. Film-film tersebut yang dirilis sekitar tahun 1950-1960 adalah Darah dan Doa, Tiga Dara, dan Lewat Djam Malam. Selain keempat film tersebut, film Indonesia yang juga telah selesai direstorasi adalah Tjoet Nja' Dhien (1988),  Pagar Kawat Berduri (1961), dan Kereta Api Terakhir (1981).

Masih banyak film Indonesia yang menunggu untuk direstorasi. Ada lebih dari 700-an film yang direncanakan untuk direstorasi oleh Pusat Pengembangan Perfilman bersama Sinematek. Namun, karena besarnya dana dan banyaknya SDM untuk melakukan Restorasi, ada sekitar 20-an film yang menjadi prioritas restorasi. Film tersebut utamanya yang memiliki nilai sejarah dan tingkat kerusakannya parah. Contohnya film Loetoeng Kasaroeng (1926).

Proses restorasi memang tak mudah. Proses restorasi satu film bisa memakan waktu sekitar enam bulan.

Lewat Djam Malam menjadi film ketiga Usmar Ismail yang berhasil direstorasi (sumber gambar: Indonesian Film Center) 
Lewat Djam Malam menjadi film ketiga Usmar Ismail yang berhasil direstorasi (sumber gambar: Indonesian Film Center) 

Tujuan dari restorasi ini untuk pengarsipan dan penyelamatan film karena tak sedikit film-film yang memiliki nilai sejarah, edukasi, dan muatan pesan yang penting bagi generasi penerus. Film-film dengan teknologi seluloid akan lebih sulit direstorasi jika dibandingkan yang menggunakan teknologi digital. Film-film di bawah tahun 1960-an, banyak di antaranya telah mulai mengalami penurunan kualitas sehingga perlu diselamatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun