Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Antri Berburu Tanda Tangan Imam dan Pesantren Kilat Bikin Nostalgia

2 April 2023   17:46 Diperbarui: 2 April 2023   17:50 1690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waktu SD kami harus ikut pesantren kilat, saat itu kami harus makan serba cepat karena antrian wudu sangat panjang (dokpri) 

Sekitar pukul 16.00 kami sudah merasa bosan dan lelah. Beberapa teman kami yang bandel mulai memikirkan cara untuk kabur.

Saat kami masih sibuk berbuka puasa usai sholat Maghrib berjamaah, beberapa kawan berupaua kabur lewat tembok berbatasan kamar mayat (dokpri) 
Saat kami masih sibuk berbuka puasa usai sholat Maghrib berjamaah, beberapa kawan berupaua kabur lewat tembok berbatasan kamar mayat (dokpri) 


Kabur dari gerbang depan tentu bakalan mudah ketahuan. Jika ketahuan, maka mereka akan digiring ke ruang guru dan menerima hukuman. Cara yang paling aman yaitu lompat dari tembok samping.

Masalahnya sekolah kami berbatasan dengan rumah sakit. Tembok yang biasa dilompati untuk kabur itu bersebelahan dengan kamar mayat.

Sejak dulu ada rumor seram tentang kelas-kelas di bagian belakang yang bersebelahan dengan kamar mayat. Ada senior yang pernah kesurupan dan cerita-cerita lainnya yang menyeramkan.

Tapi bukankah saat Ramadan, setan dikekang?! Jadi tak bakal ada gangguan mistis. Mungkin itu pikir mereka yang hendak mencari jalan keluar ke sana.

Sementara kami kemudian melanjutkan aktivitas dari berbuka puasa, kultum, hingga sholat tarawih berjamaah, beberapa anak nampaknya sukses kabur dari tembok samping.

Aku tak tahu kabar mereka. Tapi rumornya mereka ketahuan dan kemudian mendapatkan hukuman. Pak guru rupanya jeli memperhitungkan keadaan.

Nostalgia masa kecil saat Ramadan yang kukenang hingga kini tentunya antri tanda tangan dan pesantren kilat. Rupanya kegiatan ini masih dilaksanakan di beberapa sekolah. Jika kebetulan bisa sholat tarawih di kampung halaman dan menyaksikan anak-anak antri tanda tangan ustadz, aku spontan tersenyum lebar. Aku jadi ingat masa kecilku.

Bagaimana dengan kalian, apa kalian juga punya cerita manis atau berkesan tentang masa Ramadan saat kecil?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun