Perpisahan antara Jack dan Rose dalam film Titanic membuat terharu. Gara-gara terhalang kelas sosial, kisah cinta mereka sulit menyatu. Namun, Jack dan Rose tidak sendiri. Ada Romeo dan Juliet, juga karakter-karakter dalam film yang juga bernasib malang seperti mereka. Beberapa di antaranya seperti berikut ini:
1. Bridge to Terabithia
Film ini bercerita tentang hubungan manis antara dua anak yang baru menginjak remaja. Keduanya adalah Jess dan Leslie.
Jess hidup di keluarga yang kurang beruntung. Di sekolah ia juga sering dirundung. Hingga ia bertemu dengan Leslie, yang ternyata tetangganya, hanya nasibnya lebih beruntung.
Keduanya yang awalnya bersaing dalam lomba lari, lalu menjadi sahabat baik. Mereka suka berimajinasi dan menjadikan hutan sebagai negeri fantasi yang mereka sebut Terabithia.
Namun kemudian terjadi tragedi. Leslie mengalami kecelakaan dan meninggal. Jess menangis dan merasa bersalah. Ia terus berduka hingga ia bisa menerima jika Leslie akan tetap bersama sebagai kenangannya.
Meski dua tokoh utamanya masih berusia 11 tahun, penonton bisa melihat hubungan keduanya begitu erat. Ketika mereka berada di Terabithia, mereka bisa berimajinasi sesukanya, tanpa kuatir diejek dan dirundung.
Penutup kisah film yang dirilis tahun 2007 ini menyedihkan. Meski Jess kemudian mulai menjalani kehidupannya seperti sediakala dan bermain bersama adiknya di Terabithia.
Jess dan Leslie diperankan dengan apik oleh Josh Hutcherson dan AnnaSophia Robb. Adegan ketika Leslie mengucapkan selamat tinggal dan Jess terus memandanginya itu sungguh berkesan. Tanpa keduanya sadari itu adalah pertemuan terakhir mereka. Sebuah cerita pra remaja yang memilukan.
2. My Girl
Film lawas yang dirilis tahun 1991 ini dibintangi Macaulay Culkin dan Anna Chlumsky. Â Sama dengan Jess dan Leslie, usia Vada (Chlumsky) dan Thomas (Culkin) baru sebelas tahun.
Vada sering merasa dirinya sakit, padahal sebenarnya ia baik-baik saja. Thomas, kawannya yang pendiam dan tak populer di sekolah, sering menemaninya.
Thomas selalu bersikap baik dengannya. Ia juga suka menemaninya ke dokter. Padahal sebenarnya fisik Thomas yang lebih rentan. Ia banyak mengalami alergi.
Saat liburan musim panas hubungan keduanya makin dekat. Thomas kemudian mencari cincin Vada yang ada di dekat sarang lebah. Ia tersengat. Karena ia memiliki alergi, sengatan lebah itu fatal baginya. Ia meninggal.
Ketika Vada melihat jenazah Thomas, ia begitu terpukul. Ia menangis dan terus menangis.  Ia pergi menangis di bawah pohon tempat ia dan Thomas sering  menghabiskan waktu di sana.
Film cinta pra remaja ini berkesan begitu dalam karena aku menontonnya saat masih kecil. Ceritanya begitu dinamis. Padahal sebelumnya keduanya nampak menikmati kebersamaan mereka berdua, tapi kemudian Thomas tersengat lebah dan nampak begitu ketakutan dan kesakitan.
Dalam film ini peran Macaulay Culkin sungguh berbeda dengan sebelumnya sebagai sosok anak laki-laki yang sering sendirian saat malam Natal. Ia tampil seperti anak kutu buku dan pendiam, kontras dengan sosok Vada yang diperankan dengan apik oleh Anna Chlumsy.
Bagian yang menyedihkan dalam film ini selain ketika Thomas tersengat lebah, juga saat Vada melihat sahabatnya berada dalam peti mati. Dialognya membuat sedih. Sungguh tragis.
3. Blue Valentine
Film romantis ini dibintangi Ryan Gosling dan Michelle Williams. Jika dua film sebelumnya tentang cinta pra remaja, film Blue Valentine mengisahkan cinta dua orang dewasa yang dihadapkan dengan realita. Film ini dirilis tahun 2010 dan salah satu film romantis yang tragis yang berkesan bagiku.
Gagasan dan cerita tentang cinta ada kalanya membuat orang berangan-angan besar tentang kehidupan romantis. Ini juga dialami Cindy (Michelle Williams) ketika berpacaran dengan Bobby (Mike Vogel). Â Rupanya Bobby tak seperti harapannya, keduanya pun putus.
Cindy sering menjenguk neneknya di tempat perawatan. Di sana ia berjumpa dengan Dean (Ryan Gosling) yang bekerja sebagai pengantar barang. Dean yang jatuh cinta mengejarnya dan memberi nomornya, tapi Cindy tak pernah menelponnya. Hingga suatu ketika mereka berjumpa lagi dan Dean berhasil merayunya.
Cindy rupanya tengah hamil dan berniat aborsi. Ia membatalkan niatnya setelah Dean menentramkan dirinya ia siap menjadi ayah meski ayah bayi tersebut adalah Bobby.
Tapi entah kenapa hubungan mereka lima tahun kemudian memburuk. Cindy merasa frustasi melihat suaminya yang tak punya ambisi dan mulai mengonsumsi minuman keras. Keduanya bertengkar dan bertengkar. Kali ini Dean tak berhasil merayu dan menentramkan Cindy.
Cerita penutupnya begitu memilukan. Setelah pertengkaran demi pertengkaran, dan kemudian keduanya nampak berdamai, rupanya Cindy tetap bersikeras dengan niatnya untuk bercerai. Entah kenapa perasaan cinta Cindy kepada Dean mulai menguap, apakah karena melihat Dean yang tak punya ambisi dan membosankan.
Awalnya aku mengira ini sebuah cerita cinta yang berakhir bahagia. Ternyata aku salah. Setelah menonton, aku merasa kasihan kepada Dean, tapi mungkin Cindy sudah tak tahan dengan karier Dean yang begitu-begitu saja. Ia tak nampak berjuang dan ada semangat berjuang untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Interaksi kedua pemain ini saat di awal pertemuan membuat penonton ikut tersenyum. Apalagi melihat perjuangan Dean untuk menarik perhatian Cindy.
Bagian paling menarik dari film ini ketika Dean memainkan ukulelenya dan Cindy menari di depan pertokoan. Musik yang sederhana dengan suara Dean yang parau itu berhasil terekam dalam ingatan, sebuah memori yang manis antara Cindy dan Dean.
4. (500) Days of Summer
Film berjudul( 500) Days of Summer ini lebih pas sebagai kisah cinta dengan karakter utama wanita yang menyebalkan, daripada kisah cinta yang berakhir tragis. Ehm tragis juga sih bagi si karakter utama prianya.
Tokoh utama film ini adalah Tom (Joseph Gordon-Levitt) dan Summer (Zooey Deschanel). Tom langsung naksir dengan Summer yang cantik. Setelah melalui proses pendekatan, keduanya pun dekat.
Tom yakin akan cintanya pada Summer. Namun, Summer tidak demikian, ia tak begitu percaya dengan cinta.
Setelah satu tahun lebih bersama, Summer merasa hubungan mereka tak berjalan. Ia merasa Tom bukan orangnya. Tom pun kemudian merasa depresi ketika Summer meninggalkannya.
Tokoh Summer itu cantik, supel, menyenangkan, sosok gadis yang mudah dicintai. Summer begitu pas diperankan oleh Zooey. Sementara Tom pria yang pemalu dan biasa saja.
Awalnya hubungan mereka nampak ada harapan. Namun semakin lama penonton tahu cinta keduanya berat sebelah. Summer masih belum siap untuk berhenti di satu pria.
Tokoh Summer di sini agak menyebalkan. Sungguh kasihan si Tom karena seperti dipermainkan. Tapi ketika Summer menjelaskan alasannya berbuat seperti itu, Â sebenarnya sah-sah saja. Ia berhak memilih dan bersikap realistis.
Cerita ini menyenangkan dan manis di awal, kemudian menyedihkan di bagian berikutnya, hingga kemudian penonton juga diajak ikut move on bersama sikap Tom yang mulai pasrah dan kembali menjalani hidupnya.
Interaksi Joseph Gordon-Levitt dan Zooey Deschanel begitu hangat dan manis. Jika melihat sebuah video mereka di mana Gordon-Levitt bermain gitar dan Zooey bergitar bernyanyi, keduanya seperti pasangan betulan.
Ada lagi video klip keduanya yang juga mempertontokan keserasian mereka sehingga seperti pasangan betulan di dunia nyata.Â
Film (500) Days of Summer ini disebut sebagai salah satu film romantis yang manis dan realistis, meski karakter tokoh utama perempuannya di sini agak menyebalkan. Film ini dirilis tahun 2009 dan masih enak disimak.
Sebenarnya masih banyak film-film romantis yang berakhir dengan kisah cinta yang kandas. Ada La La Land, The Fault in Our Stars,  Me Before You, All the Bright Places,  dan A Walk to Remember. Di film Indonesia di antaranya ada Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Trilogi Dilan, dan Bumi Manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H