Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kepolosan Anak-anak Asrama Era Perang di Le Pupille

6 Februari 2023   14:36 Diperbarui: 6 Februari 2023   14:43 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak tersebut hanya bisa diam di asrama selama perayaan Natal (sumber gambar: Disney Plus) 


Dididik di lingkungan yang ketat dan keras tidak membuat kepolosan anak-anak raib. Mereka tetap berlaku polos. Memang ada yang menganggap kepolosan mereka seperti upaya pembangkangan, nyatanya niat mereka tidak demikian. Cerita satir yang jenaka tentang anak-anak di asrama Katholik ini tersaji dalam film pendek berjudul The Pupils (Le Pupille).

Ada belasan anak yang tetap berdiam di asrama jelang Natal. Mereka tetap melakukan kegiatan sehari-hari yang padat. Namun kali ini mereka juga harus bersiap untuk acara malam Natal.

Persiapan mereka terjeda oleh siaran radio tentang perang. Negara mereka, Italia, ikut terlihat di peperangan. Mereka harus mendengarkannya dengan tertib. Namun, Serafina yang mendekat ke radio tak sengaja mengubah frekuensinya, menjadi stasiun yang memutar lagu-lagu dansa. Anak-anak dengan polos ikut menari dan bernyanyi, kecuali Serafina. Mereka kemudian harus mencuci mulutnya dengan sabun.

Saat malam Natal adalah momen yang melelahkan bagi anak-anak di asrama tersebut. Mereka harus berpose dengan posisi yang rawan untuk jatuh. Dari sudut pengunjung, mereka memang seperti anak-anak malaikat yang cantik, tapi mereka menderita karena tak boleh bergerak dan andaikata bergerak, mereka bisa jatuh.

Mereka harus berpose seperti dalam lukisan (sumber gambar: Disney Plus) 
Mereka harus berpose seperti dalam lukisan (sumber gambar: Disney Plus) 

Momen berikutnya yang menguji mereka adalah perayaan Natal. Saat itu Italia sedang dalam kondisi perang. Bahan makanan mulai susah didapat. Lalu ada pengunjung yang memberi mereka cake yang terbuat dari 70 telur. Anak-anak pun berharap.

Selama 37 menit, penonton akan dibuat tersenyum oleh tingkah polah anak-anak yang polos. Celotehan mereka khas anak-anak. Serafina bersikeras ia tak bersalah dan merasa heran karena ia ikut dihukum.

Penonton juga akan dibuat tersenyum kecut melihat tindakan salah seorang biarawati yang menganggap tindakannya paling benar, dan tidak mendengar saran dari biarawati lainnya. Benarkah salah dan benar itu hitam putih?

Menonton film ini jadi membayangkan cerita Candy-Candy dan cerita-cerita Enid Blyton tentang asrama dan panti asuhan. Ada biarawati yang disiplin dan juga anak-anak yang memberontak.

Diawali dengan nyanyian anak-anak, film ini juga dipungkasi dengan nyanyian. Ya, meski film ini memiliki unsur satir, film ini jenaka dan menyenangkan.

Anak-anak tersebut hanya bisa diam di asrama selama perayaan Natal (sumber gambar: Disney Plus) 
Anak-anak tersebut hanya bisa diam di asrama selama perayaan Natal (sumber gambar: Disney Plus) 
Visual dalam film ini indah. Gambar-gambar diambil dengan kamera video format super 16mm dan super 35 mm, sehingga memberikan pengalaman menonton yang unik. Bagian ketika mereka berpose seperti anak malaikat itu seperti dalam buku-buku dongeng. Seperti tidak nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun