"It's about consistency and being consistent. We can't operate at a higher level without consistency." - Carmen Berzatto
Ada yang menyebut aktivitas di dapur restoran seperti medan peperangan. Panas dari kompor dan oven, juga permintaan tinggi pada jam-jam makan, membuat para pekerja restoran menjadi mudah naik darah dan tertekan. Apalagi, jika tidak ada sistem yang konsisten di restoran tersebut.Â
Cerita tentang restoran yang amburadul dan rawan bangkrut ini tersaji dalam serial The Bear.
Carmen Berzatto alias Carmy (Jeremy Allen White), seorang chef yang bekerja di salah satu restoran terbaik di dunia. Nasibnya berubah drastis ketika kakaknya, Michael (Jon Bernthal), meninggal. Ia mendapat warisan restoran keluarganya, The Beef, resto mungil dengan signature menu berupa beef sandwich ala Italia.
Carmy hampir tiap hari susah tidur. Ia juga mual setiap akan berangkat kerja. Selama beberapa minggu di sana, ia merasa frustasi dengan kondisi restoran tersebut. Dapur kotor dan berantakan, utang menumpuk, dan para karyawan bekerja semaunya.Â
Belum lagi sepupunya, Richie (Ebon Moss-Bachrach) yang menyebalkan dan marah melihat Carmy mengambil alih. Ketika koki muda, Sidney (Ayo Edebiri) melamar pekerjaan di sana, Carmy menerimanya. Keduanya bertekad untuk membenahi sistem restoran tersebut.
Drama Kuliner Berunsur Dark Comedy yang Konfliknya Terasa Riil
Sejak menyaksikan episode pertamanya, rasanya sulit untuk tak jatuh hati pada serial kuliner ini. Konflik dan kondisi yang dikisahkan dalam serial ini terasa riil.
Sejak awal hingga episode akhir, penonton seperti diajak ikut menyelami perasaan dan konflik yang dialami Carmen. Ia yang kariernya sebagai chef cemerlang di New York, terpaksa 'turun kelas' mengurusi restoran lusuh yang hampir bangkrut di Chicago.
Ia menyebutnya sebagai upaya penebusan. Ia merasa bersalah karena bertahun-tahun tak berkomunikasi dengan Michael dan Sugar, kedua saudaranya. Dengan membenahi restoran tersebut, ia seperti juga ingin memahami alasan kakaknya melakukan bunuh diri.
Tak hanya olok-olok dari orang sekelilingnya yang menyebutnya bagian keluarga pecundang -- kebanyakan tak tahu jika ia chef terkenal di New York, ia juga mendapatkan resistensi dari karyawan restoran dan sepupunya.