Apabila Jepang terkenal dengan film animasinya dan Hollywood dengan kecanggihan film ber-CGI, bagaimana jika Indonesia menjadikan film horor menjadi salah satu identitas perfilmannya?Â
Toh sama seperti negara tetangganya, Thailand, Indonesia kaya nuansa mistis dan kultur budaya, serta elemen-elemen horor lainnya. Apalagi jika melihat kinerja film horor tahun ini yang epik, lebih dari 50 persen jumlah penonton film Indonesia disumbang oleh genre satu ini.
Sebelum membahas lebih detail tentang kinerja film Indonesia 2022, saya akan bahas tentang kinerja film horor mulai tahun 2017 hingga sekarang. Mengapa tahun 2017?Â
Saya memilih awalan tahun 2017 karena pada tahun inilah terjadi fenomena menarik di film Indonesia. Film horor pada tahun ini berhasil menapaki posisi teratas 15 film terlaris 2017 dengan perolehan angka yang gemilang, yakni 4.206.103 penonton.
Ya, film Pengabdi Setan (2017) dianggap menjadi salah satu titik balik film horor nasional. Film horor ini tidak hanya menawarkan sesuatu yang menyeramkan, namun juga memiliki kualitas dari sisi seni.Â
Unsur film, seperti alur cerita, visual, skoring, tembang tema, makeup, dan sisi art production, semuanya tersaji dengan baik.
Setelah film besutan Joko Anwar dirilis maka seperti ada standar baru film horor. Standar untuk film horor yang bisa dianggap bagus pun menjadi naik. Sejak itu jumlah penayangan film horor di bioskop juga meningkat dari tahun ke tahun. Â Bahkan hampir setiap minggu ada saja film horor yang tayang di bioskop.
Pada tahun 2017, jumlah penayangan film horor mencapai 25 buah, lalu melesat menjadi 40 film horor pada tahun 2018 dan 2019. Selanjutnya karena pandemi, maka bioskop pun tutup. Ada yang kemudian memilih untuk tayang di platform streaming seperti Disney Plus. Jumlah film horor yang tayang pun menurun drastis. Tinggal 13 film yang tayang baik di bioskop maupun platform streaming.Â
Pada 2021, ada kenaikan sedikit menjadi 21 film horor. Nah, setelah jumlah kasus Covid-19 menurun dan kapasitas kursi di bioskop mulai normal, maka jumlah horor yang tayang pun melesat menjadi 31 film, dengan KKN di Desa Penari merilis versi extended-nya pada akhir tahun.
Film Horor Menapaki 15 Film Terlaris
Berdasarkan data jumlah penonton di Jakarta yang dirilis PERFIN di website Film Indonesia, minat penonton terhadap film horor pada era di bawah tahun 1994 relatif masih kalah oleh film drama percintaan, drama komedi, dan film kolosal. Namun memang ada pengecualian seperti Nyi Blorong (1982) yang mendapat posisi puncak dengan 354.770 penonton. Disusul dengan Santet (1989) dengan 352.473 penonton.
Pada era tahun 2007-2016, produksi film horor cukup banyak. Namun pada rentang waktu tersebut, film Indonesia banyak disusupi oleh film-film horor yang mengandalkan unsur sensual dan judul yang seronok. Pada tahun-tahun tersebut ada film-film horor yang masuk daftar 15 film terlaris, namun tidak ada yang berhasil meraih posisi puncak. Film horor yang berhasil meraup 1 juta penonton rata-rata masih yang menggunakan formula adegan yang seronok seperti Tali Pocong Perawan (2008) dengan 1.082. 081 penonton.
Nah, pada tahun 2017 itulah Pengabdi Setan (2017) mencatatkan sejarah dengan kembalinya posisi puncak diraih film horor. Pada tahun tersebut ada 5 film masuk 15 film terlaris, 2018 dengan 7 film, 2019 hanya 4 film, 2020 dengan 6 film, 2021 tercatat 3 film, dan 2021 dengan 10 film.
Bagaimana dengan jumlah penontonnya? Â Saya hanya menghitung perolehan penonton dari film-film horor yang masuk 15 film terlaris, sehingga angkanya tentunya lebih besar dari yang terlihat di grafik berikut.
Pada tahun 2017, film horor berhasil mencatatkan lebih dari 12.002.186 penonton. Tahun berikutnya, angka perolehan penonton meningkat menjadi lebih dari 12.828.186 penonton. Pada tahun 2019 terjadi penurunan dengan makin beragamnya genre film yang menarik penonton. Horor Indonesia hanya mengumpulkan 7.055.005 penonton. Bisa jadi penonton jenuh dengan film Indonesia yang itu-itu saja.
Dua tahun kemudian Indonesia masuk ke dalam suasana pandemi sehingga sangat minim film Indonesia yang meraih lebih dari 500 ribu penonton. Pada tahun 2020, terkumpul 3.169.230 penonton dan tahun 2021 makin melorot menjadi 2.112.542 penonton.
Nah, pada tahun 2022 mungkin karena penonton lelah dengan suasana pandemi dan perlu hiburan, maka ketika libur lebaran bioskop pun dibanjiri penonton. Film KKN di Desa Penari pun memecahkan rekor. Pada tahun 2022, terjadi peningkatan penonton film horor berkali-kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya, yakni melebihi angka 30 juta penonton.
Mari Kita Bahas Lebih Detail Kinerja Film Horor 2022
Saya menggemari film horor, terutama horor Asia. Menurut saya horor Asia itu memiliki sisi unik karena rata-rata berkaitan dengan unsur klenik dan ritual. Meski kemudian horor Asia, termasuk Indonesia, juga mengalami perkembangan. Menurut saya, film horor bisa menjadi salah satu pop icon Indonesia, meski saya juga berharap genre lainnya juga mendapat tempat di hati penonton film Indonesia dan terus berkembang.
Film KKN di Desa Penari membuat saya kagum dengan strategi pemasaran dan promosinya. Memang ada momen libur lebaran, tapi saat itu pesaing dari KKN di Desa Penari adalah film Marvel yang punya penggemar sejibun. Saya rasa itu bukan hanya faktor kebetulan, karena ketika merilis versi extended, sambutan penonton juga cukup hangat. Empat belas ribu tiket presale terjual dalam dua jam. Di beberapa kota, tiket presale untuk penayangan 29 Desember juga ludes.Â
Di Jakarta, kulihat bangku-bangku teratas di tiga pertunjukan di Blok M Square dan Citra XXI juga telah mulai penuh. Bisa jadi versi extended-nya masih dapat meraup 200 ribu penonton atau malah lebih.
Kembali ke film horor 2022, tahun ini terdapat 31 film horor, dengan satu di antaranya, Rumah Kaliurang, tayang di platform streaming Bioskop Online. Jumlah film horor yang tayang di platform streaming tidak sebanyak tahun lalu, karena pendapatan dan keuntungan yang diperoleh bisa lebih banyak apabila tayang di bioskop. Hanya tentunya harus bersabar untuk mendapatkan jadwal tayang karena ramainya antrian setelah banyak film yang tertunda tayang selama pandemi.
Tahun ini hampir setiap bulan ada film horor yang tayang, kecuali bulan Februari. Bulan April dan Oktober menjadi penghasil film horor terbanyak yaitu masing-masing lima film. Pada bulan-bulan tersebut, hampir setiap minggu ada film horor.Â
Angka perolehan pada bulan April terbanyak dengan sumbangan terbesar dari KKN di Desa Penari. Namun angkanya begitu jomplang, antara satu film dan film lainnya. Angkanya pendapatan yang relatif merata terjadi pada bulan Oktober. Pada bulan tersebut, film horor laris  karena dekat dengan momen Halloween. Berikut grafik jumlah film horor dari bulan ke bulan.
Bagaimana dengan jumlah penontonnya? Dari perhitungan secara kasar hingga 25 Desember 2022, film Indonesia telah mencatat angka 53.802.497 penonton (data ini dari Film Indonesia, agregat dari Wikipedia, dari akun media sosial film-film Indonesia). Sedangkan film horor berhasil mengumpulkan angka 31. 988.482 penonton, sekitar 59,5 persen dari total perolehan penonton.Â
Tapi, angka ini belum final karena beberapa film masih tayang, seperti Qorin, Keramat 2: Caruban Larang, Tumbal Kanjeng Iblis, dan Cek Toko Sebelah. Dua film lainnya, Argantara dan KKN di Desa Penari Luwih Dowo Luwih Medeni belum tayang.  Jika melihat komposisi genre film yang masih dan akan tayang, maka sepertinya persentase genre horor tetap lebih banyak dibandingkan genre film lainnya untuk tahun ini.
Ada 10 film yang berhasil masuk ke 15 film terlaris, dengan delapan film berhasil melebihi satu juta penonton. Jika ditelisik lagi maka ada 20 film yang berhasil mendapatkan lebih dari 100 ribu penonton. Delapan film lainnya belum beruntung. Berikut data jumlah film horor Indonesia yang saya urutkan berdasarkan data dari film Indonesia, agregat di Wikipedia, dan info dari media sosial film untuk film yang masih/akan tayang.
Dari data tersebut kita bisa melihat banyak hal. Banyak rumah produksi, termasuk yang merupakan pendatang baru, tergiur dengan pangsa pasar film horor. Mereka pun coba-coba, dengan memasang bujet terbatas, mengajak sutradara dan pemain yang belum terkenal. Ada yang sukses dan ada yang gagal.Â
Yang sukses di antaranya Iblis dalam Kandungan dan Menjelang Maghrib. Iblis dalam Kandungan (494.896) dibesut oleh Adhe Dharmastriya dan diproduksi oleh DHF Entertainment. Mereka cerdik dengan memilih jadwal tayang bulan Maret yang relatif sepi persaingan. Namun, ada juga film horor yang kurang berhasil seperti Tutuge, Walking Dead:Tomate, dan Oma: The Demonic yang perolehannya di bawah 100 ribu penonton.
Waktu tayang, persaingan jumlah layar, dan promosi memang memegang peranan penting dalam mendapatkan penonton. Bulan puasa pada awal April sepi penonton, tapi jelang libur lebaran maka penonton pun bertambah.Â
Ini juga bisa dilihat pada bulan Agustus, film Wanalathi dan Tumbal Hitam: Darah Anak Melik hanya mengumpulkan di bawah 5 ribu penonton. Selain layar masih dikuasai Pengabdi Setan 2: Communion, juga faktor promosi yang kurang. Tentunya juga cerita yang dirasa kurang menarik.
Juga ada fenomena aktris dan aktor yang tergoda untuk terlibat dalam film horor. Tahun ini ada pasangan suami istri Vino G. Bastian dan Marsha Timothy yang kali pertama menjajal horor lewat Qodrat. Kemudian ada Sheryl Sheinafia, Zee Jkt48, dan Naysilla Mirdad.
Rumah produksi juga mulai banyak yang menjajal lezatnya genre horor. Ada IDN Pictures yang sukses dengan Inang dan Qorin. Sementara itu, Visinema masih meraba-raba model cerita horor yang kiranya bakal sukses. Namun film mereka, Jagat Arwah dan Tumbal Kanjeng Iblis masih termasuk lumayan, berhasil menarik lebih dari 100 ribu penonton.Â
Rumah produksi yang paling sukses adalah MD Pictures dan Rapi Films, disusul Hitmaker Studio, MVP Pictures, Starvision Plus, Sky Media, dan Dee Company. Starvision Plus tahun ini film horornya belum ada yang tembus  1 juta meski performanya juga tak buruk, Ghost Writer 2 memperoleh 150.311 penonton dan Keramat 2 mendapatkan 914.309 penonton.
Sutradara yang tahun ini sukses adalah Awi Suryadi dengan KKN di Desa Penari yang meraih 9. 2 juta penonton. Kemudian ada nama Joko Anwar, Kimo Stamboel dengan Ivana dan Jailangkung: Sandekala, Rocky Soraya dengan The Doll 3, Charles Gozali dengan Qodrat, Rizal Mantovani yang masih berprestasi dengan Kuntilanak 3 dan Mumun, Ginanti Rona dengan Qorin dan Kalian Pantas Mati, dan Bobby Prasetyo dengan Pamali.
Film-film horor tahun ini juga lebih beragam temanya. Ada yang menggunakan horor klasik, horor dengan nuansa gore, horor berbalut komedi, horor dengan rasa superhero, dan juga horor fantasi. Ini menarik, pelaku industri film telah berani bereksplorasi.
Lantas bagaimana dengan tahun 2023?Â
Sepertinya tren horor masih berlanjut di tahun 2023 dengan sudah diumumkannya film-film yang bakal tayang pada Januari dan Februari. Tiap minggu sepertinya ada film horor. Pada Januari ada Puisi Cinta yang Membunuh dari Garin Nugroho, Alena: Anak Ratu Iblis, Hidayah, Anak Titipan Setan, Bayi Ajaib (remake), dan Mangkujiwo 2.
Meski horor bisa menjadi magnet penonton, saya berharap kualitasnya juga tetap diperhatikan. Jangan sampai jumlahnya makin banyak, tapi kualitas dinomorduakan. Film-film horor seperti Pengabdi Setan (2017) dan Qodrat (2022) seharusnya bisa menjadi patokan kualitas. Apabila kualitas film horor terjaga, maka bisa jadi film-film horor Indonesia makin diakui mancanegara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI