Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Before, Now & Then (Nana), Kisah Cinta Nana yang Dikemas Puitis

22 November 2022   11:38 Diperbarui: 22 November 2022   20:02 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Before, Now & Then| Dok www.instagram.com/kamilandini via parapuan.co

"Kenapa para perempuan rambutnya panjang? Kenapa juga setiap hari harus digelung, malah kadang harus disanggul?" - Dais

"Seorang wanita harus pintar menjaga rahasia. Masalah apapun yang terjadi dalam rumah tangga akan disimpan di belakang rambutnya." - Nana

Happy Salma banyak raih pujian sebagai Nana (sumber gambar: Variety.com) 
Happy Salma banyak raih pujian sebagai Nana (sumber gambar: Variety.com) 

Kamila Andini kembali menghadirkan cerita tentang perempuan dengan balutan unsur budaya yang kental di dalam film berjudul Before, Now & Then atau Nana. Kali ini ia menghadirkan kisah cinta perempuan bernama Nana Sunani, dengan latar Jawa Barat pada tahun 1960-an.

Dikisahkan Nana (Happy Salma) kabur bersama saudarinya, Ningsih (Rieke Diah Pitaloka) setelah segerombolan orang menangkap suaminya. Ia kemudian menikah dengan Darga (Arswensy Bening Swara Nasution),seorang lurah yang kaya raya. 

Mereka memiliki beberapa anak. Namun meski sudah belasan tahun menikah, Nana terus teringat masa lalunya bersama suami pertamanya. Ia juga menyimpan luka karena suaminya berselingkuh dan keluarganya suaminya yang sering merendahkannya. 

Nana kemudian menikah dengan lurah kaya raya (sumber gambar: Kincir.com) 
Nana kemudian menikah dengan lurah kaya raya (sumber gambar: Kincir.com) 

Sebuah Film yang Puitis
Menurutku film berjudul Before, Now, and Then ini puitis. Dari segi visual, skoring, semuanya terasa indah dan memikat. Seperti sebuah karya seni.

Dari segi visual, gambar-gambar dan pewarnaannya terasa nyaman dan teduh di mata. Ada beberapa gambar yang seperti tipis batasan antara itu imajinasi ataukah riil.

Skoring dan musik di dalam film juga enak didengar. Ada nuansa Sunda yang kental karena keluarga suami Nana kerap mengundang para seniman lokal untuk memeriahkan acara mereka.

Film ini memang kental dengan budaya Sunda dengan dialog full berbahasa Sunda. Kesenian khas Sunda juga memperkuat latarnya yang berada di Jawa Barat.

Happy Salma di sini juara. Ia bertransformasi menjadi wanita Sunda yang ayu nan luwes. Ia memang lahir di Sukabumi sehingga pas memerankan sosok Nana.

Happy Salma dan Laura Basuki berakting dengan luwes (sumber gambar: suara.com) 
Happy Salma dan Laura Basuki berakting dengan luwes (sumber gambar: suara.com) 

Happy Salma di sini menjadi nyawa film ini. Sorotan matanya dan senyumnya menyimpan luka dan rahasia. Ketika ia berbicara lembut yang di luar kata hatinya, penonton bisa ikut merasai kepedihannya. Happy Salma memang beberapa kali ikut pentas teater, sehingga kualitas aktingnya terus terasah.

Jajaran pemain lainnya juga solid dari Arswendy Bening Swara Nasution, Laura Basuki, dan Ibnu Jamil. Semuanya tampil maksimal dan interaksi antar pemainnya enak dilihat.

Unsur tahun 60-an bisa diketahui dari obrolan warga yang menyebut ada tetangga mereka yang tertangkap tentara karena diduga ikut terlibat gerakan PKI. Ada desas-desus dan kecurigaan terhadap orang-orang tertentu yang dianggap berbeda dengan kebanyakan. 

Film Nana ini memang diangkat dari tokoh nyata. Sosok Nana Sunani adalah mendiang ibu dari Jais Darga, penyalur karya seni terkenal. Film ini diangkat dari bab pertama buku berjudul Jais Darga Namaku karya Ahda Imran.

Happy Salma menjadi perempuan Sunda yang sulit melupakan suami pertamanya (sumber gambar: popbella.com) 
Happy Salma menjadi perempuan Sunda yang sulit melupakan suami pertamanya (sumber gambar: popbella.com) 

Nana telah mendulang banyak meraih penghargaan. Film produksi Fourcolours film ini sendiri diputar perdana di the 72nd Berlin International Film Festival pada bulan Februari 2022. Laura Basuki mendapatkan penghargaan berupa Silver Bear untuk kategori best supporting performance. Sedangkan Kamila Andini mendapatkan nominasi Golden Bear.

Selanjutnya film ini meraih best film di Asia Pacific Screen Awards dan tiga nominasi di ajang tersebut. Tiga nominasinya yaitu best director, best performance (Happy Salma), dan best cinematography.

Dalam ajang Festival Film Bandung 2022, film Nana berhasil membawa pulang dua kategori penghargaan, masing-masing sutradara terbaik dan pemeran pembantu wanita terpuji. Sedangkan di ajang Indonesian Movie Award 2022, Happy Salma mendapatkan penghargaan pemeran utama wanita terbaik.

Mengapa rambut perempuan disanggul? Ada alasannya di sini (sumber gambar: kincir.com) 
Mengapa rambut perempuan disanggul? Ada alasannya di sini (sumber gambar: kincir.com) 

Malam ini pengumuman Festival Film Indonesia diadakan. Film Before, Now & Then meraih 11 nominasi piala Citra, termasuk kategori film, sutradara, pemeran utama wanita, dan pemeran pendukung wanita terbaik. Kita lihat saja berapa banyak piala Citra yang bisa dibawa pulang oleh Nana. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun