Dulu ramai beredar di kalangan kompasianer istilah kutukan Kompasiana Award. Latar munculnya istilah tersebut karena sebagian dari penerima Kompasiana Award mulai tak aktif lagi menulis di Kompasiana usai mendapatkan penghargaan. Namun menurutku kutukan tersebut tidak ada, alias hanya sekadar mitos.Â
Jika diperhatikan masih banyak penerima Kompasiana Award yang masih aktif menulis. Contohnya adalah opa Tjiptadinata Effendy. Â Beliau mendapatkan predikat Kompasianer of the Year pada tahun 2014. Hingga delapan tahun kemudian, Pak Tjip tetap aktif menulis. Beliau juga rajin bersilatuhrami ke artikel Kompasianer.Â
Contoh lainnya adalah Pak Tonny Syiariel yang juga masih rajin menulis di Kompasiana setelah mendapatkan dua penghargaan. Juga ada mba Gaganawati Stegmann yang masih aktif mengelola komunitas jalan-jalan Kompasiana alias Koteka. Saat ini aku juga masih aktif menulis, meski tidak bisa setiap hari menulis seperti dulu, karena kesibukan. Ya, menurutku kutukan itu hanya mitos.Â
Memang realitanya tak sedikit penerima Kompasiana Award yang seperti lenyap dari peredaran Kompasiana. Namun bukankah itu sesuatu yang wajar di sebuah wadah dan organisasi, ada yang datang dan pergi?!Â
Menurutku ada sejumlah alasan mengapa peraih Kompasiana Award tak lagi menjadikan Kompasiana sebagai wadah untuk menulis. Teman-teman Kompasianer mungkin juga sebagian telah menduga-duga alasan tersebut, seperti soal kesibukan yang makin padat atau Kompasiana yang mungkin dirasa bukan lagi rumah yang nyaman.Â
Namun menurutku alasannya bukan hanya itu. Mendapatkan prestasi di Kompasiana  sebenarnya bukanlah tujuan akhir. Setelah mendapatkan award di Kompasiana maka bukan berarti penerimanya harus sudah merasa puas.
Kompasiana bukanlah segalanya, dunia masih begitu luas. Impian dan peluang juga tak terbatas. Menurutku ketika seseorang mendapatkan Kompasiana Award maka itu merupakan salah satu kunci pembuka dari jalan-jalan lainnya.Â
Bisa jadi ketika si penerima mendapatkan Kompasiana Award, ia mendapatkan rasa percaya diri sehingga ia berani untuk mencoba sesuatu di luar zona nyamannya. Ia jadi berani untuk menggapai sesuatu yang lebih tinggi.Â
Ada banyak peluang dan kesempatan yang datang menghampiri ketika seseorang meraih Kompasiana Award. Bisa jadi peluang tersebut samar-samar dan hanya bisa didapatkan jika ia datang menghampirinya. Peluang tersebut bisa berupa pekerjaan atau kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri.Â
Ketika aku mendapatkan penghargaan tahun lalu memang tidak ada perubahan secara signifikan hingga saat ini. Aku juga tak menyematkan nama penghargaan yang kuperoleh di biodata di Kompasiana atau tempat lainnya sehingga di luar Kompasiana, jarang yang tahu aku mendapatkan penghargaan bergengsi.Â
Namun penghargaan tersebut rupanya mendongkrak rasa percaya diriku. Ketika aku melamar pekerjaan menulis di suatu tempat, mereka rupanya memeriksa data tentangku di internet. Mereka kemudian meyakini kemampuanku.Â
Oleh karenanya aku tak heran dan ikut merasa senang ketika melihat penerima Kompasiana Award juga ikut bersinar di tempat lain. Hidup berkecimpung di Kompasiana tak cukup, mereka bisa meningkatkan prestasinya ke wadah yang lebar, meraih cita-cita yang lebih tinggi.Â
Meski mereka kini untuk sementara waktu meninggalkan Kompasiana, aku yakin suatu ketika mereka akan kembali pulang ke Kompasiana. Oleh karena Kompasianalah yang membesarkan mereka. Di Kompasiana mereka juga masih memiliki teman-teman berbagi yang sudah seperti saudara. Kompasiana sudah seperti rumah bagi mereka.Â
Biasanya pada saat Kompasianival, 'anak-anak hilang' itu pun kembali pulang. Ada yang datang ikut meramaikan Kompasianival atau sekadar berkomentar dan mengobrol di media sosial.Â
Aku masih percaya kutukan Kompasiana Award hanyalah mitos. Andaikata suatu ketika aku menghilang karena kesibukan atau apalah, maka bukan berarti aku kena kutukan hahaha. Yakinilah suatu ketika aku akan kembali pulang.Â
Bagi teman-teman yang nanti mendapatkan Kompasiana Award, jangan lantas berpuas diri. Â Teruslah asah kemampuan diri dan rendah hati.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H