Tak setiap sulap bisa berhasil. Ada kalanya pesulap gagal mengucapkan mantra atau tak bisa mengembalikan kondisi seperti semula. Kisah sulap yang gagal ini dikemas secara absurd dengan unsur dark comedy dalam film berlatar Mesir berjudul Feathers (Plumes).Â
Aku menemukan film unik ini di Parade Film dalam rangka memperingati 15 tahun kiprah TorinoFilmLab di FestivalScope. TorinoFilmLab sendiri adalah wadah bagi sutradara dan produser untuk debut film panjang.Â
Tak sedikit alumninya yang berhasil menembus festival film bergengsi, seperti sutradara Omar El Zohairy yang filmnya, Feathers, berhasil menembus Festival Cannes pada tahun 2021.
Feathers berkisah tentang satu keluarga miskin, sepasang suami istri dan tiga anak. Si suami sering bercerita muluk-muluk, sedangkan si istri tak pernah nampak berbicara ataupun tersenyum.
Si istri seorang yang rajin dan selalu menuruti kata-kata suaminya. Ia juga tak protes ketika suaminya membawa pulang benda aneh yang katanya untuk mempercantik tempat tinggal mereka.
Suatu ketika si istri sibuk mempercantik rumahnya. Si suami akan mengadakan pesta syukuran untuk memperingati hari jadi putranya. Ia mengundang atasan, saudara-saudara, dan kawan-kawannya, termasuk pesulap.
Di tengah pesta, si pesulap meminta si suami untuk menjadi sukarelawan. Ia akan menunjukkan trik sulap yang menarik kepada para tamu. Si suami pun masuk ke dalam peti.Â
Ketika peti dibuka, pesulap berhasil mengubah si suami menjadi ayam. Para tamu bersorak gembira. Si pesulap kemudian memasukkan kembali ayam dan mengucapkan mantra.
Peti dibuka. Tak ada siapapun. Ayam itu tetap menjadi ayam...