Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Apakah Kamu Pernah Bosan Menunggu Makanan Matang dengan Kompor Listrik?

28 September 2022   00:20 Diperbarui: 28 September 2022   00:25 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dulu aku bosan menunggu makanan matang ketika memasak dengan kompor listrik portable (sumber gambar: pixabay.com/Jeonomias) 

Setelah kompor kunyalakan, kutaruh wajan di atasnya yang telah kutuangi dengan sedikit minyak. Kubiarkan minyak memanas sambil membaca buku anyar. Perlu kesabaran selama memasak dengan kompor listrik portable yang kumiliki. Ya, ekstra kesabaran. 

Aku pernah memiliki kompor listrik portable. Kompor ini kugunakan selama aku masih tinggal di kosan, menggantikan kompor gas portable-ku yang sedang bermasalah. 

Seharusnya aku tidak terbujuk oleh penjual kompor ini, dan kembali memilih kompor gas portable. Meski tabung gas kecil agak susah dicari, tapi memasak dengan kompor gas portable lebih cepat matangnya. 

Sementara, memasak dengan kompor listrik portable harus penuh kesabaran ekstra dan tentunya was-was bakal dimarahi pemilik kosan karena dayanya yang besar.  Dayanya sama dengan daya untuk setrika, yakni kisaran 300 Watt. 

Meski dayanya sudah cukup besar, tapi sayangnya menurutku masih kurang panas. Atau mungkin kompor listrik portable-ku bukan yang kualitas bagus. Dulu aku membelinya dengan kisaran harga seratus ribuan, sesuai dengan bujetku sebagai anak kosan saat itu. 

Dengan daya 300 watt aku harus ekstra sabar jika menggoreng telur ceplok. Bakal lebih lama lagi jika aku berencana membuat tongkol balado kesukaanku. Ooh memasak mie instan saja sudah lumayan lama untuk menunggu airnya mendidih. 

Ada kalanya aku tak sabaran. Kunaikkan dayanya. Kompor listrikku dulu ada pilihan daya, 300 dan 600 watt. 

Sambil was-was takut kosan mati lampu karena aku menggunakan daya yang besar, kunaikkan daya. Memang api jadi lebih panas. Proses memasak jadi lebih cepat. Tapi sebenarnya masih lebih efisien menggunakan kompor gas portable. 

Untungnya kosanku dipatok bulanan bersih, jadi tak ada lagi tarikan lainnya untuk biaya listrik. Jika ada, waduh aku bakal keluar dana banyak untk listrik. Sering pakai setrika, full music hingga aku pulas tertidur, dan juga saat itu cukup sering menggunakan komputer dekstop. Plus ketambahan memasak dengan kompor listrik. 

Mengingat daya kompor listrik yang besar, aku tak paham dengan alasan yang mendasari pemerintah untuk menggantikan kompor gas dengan kompor listrik. Mungkin yang mengusulkan belum pernah merasai jadi anak kosan yang bosan menunggu makanan matang ketika memasak dengan kompor listrik portable.  Ia juga sepertinya belum pernah merasai mati lampu karena penggunaan daya yang melampaui kapasitas daya di rumah. 

Kompor listrik yang bagus memang nyaman digunakan. Aku juga ingin sih. Tapi ya gitu, harganya sungguh mahal dan daya listrik yang digunakan juga bakal besar. 

Sekarang sudah puas dengan kompor gas biasa. Setidaknya proses memasak bisa cepat dan tak mengalami mie instan jadi megar karena air yang tak begitu panas ketika memasak dengan kompor listrik portable. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun