Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Apakah Kamu Tahu Perempuan Nampak Lemah tapi Sejatinya Sungguh Kuat

20 September 2022   23:45 Diperbarui: 20 September 2022   23:51 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Para perempuan memang secara fisik nampak lebih lemah dibandingkan pria. Namun di balik kerapuhannya, para perempuan sebenarnya adalah sosok-sosok yang kuat dan tabah.

Ketika masih jadi kuli tinta, aku sering pulang ke kampung halaman di Malang langsung dari kantor. Setiap Minggu aku dapat jatah libur satu hari saja. Alhasil aku suka nekat tak libur dalam seminggu, agar bisa libur di rumah dua harian.

Jika aku mengikuti deadline kompartemenku, maka aku bisa pulang jam 21.30 WIB. Tapi ada kalanya aku ditugaskan di bagian internasional, sehingga baru hampir tengah malam aku bisa pulang.

Menuju terminal Purabaya alias Bungurasih, aku perlu naik elf. Biasanya jika sudah tengah malam maka elf relatif lebih sepi. Tak apa-apa yang penting aku bisa pulang ke rumah orang tua. Ada kalanya aku bisa pulang dua minggu sekali, tapi jika sedang lelah atau ada tugas khusus, maka aku baru bisa pulang sebulan sekali.

Sampai terminal, suasana terminal sudah lengang. Masih ada bus menuju Malang. Sepertinya memang bus beroperasi 24 jam.

Selama menumpang bus, lampu dimatikan. Terasa gelap. Ada kalanya aku merasa was-was. Apakah penumpang lainnya manusia sepertiku? Kebanyakan baca cerita horor, membuat aku juga ada kalanya curiga.

Menjelang pukul tiga pagi sampaikan aku di Terminal Arjosari. Berbeda dengan suasana di Terminal Bungurasih, di terminal ini tidak begitu sepi. Ada beberapa perempuan yang siap bekerja.

Mereka adalah mlijo dan pedagang pasar. Mlijo adalah sebutan untuk penjual sayur dan lauk pauk keliling yang menyinggung dagangannya dalam wadah besar. Pada tahun-tahun itu masih banyak mlijo di Malang, namun lama-kelamaan memang makin tak terlihat.

Matahari belum juga muncul namun mereka sudah harus bersiap-siap ke pasar. Mereka rata-rata menuju pasar induk di daerah Gadang, ada yang kulakan ada juga yang memang hendak berjualan di sana.

Aku terjepit di antara mereka.  Aku merasa aman bersama mereka.

Kuperhatikan ibu-ibu tersebut. Raut wajah mereka nampak lelah, namun juga penuh tekad.

Mereka rela mengorbankan jam tidurnya, meninggalkan anak suaminya demi mencukupi kebutuhan keluarga mereka.

Mereka adalah sintesa perempuan yang terlihat rapuh namun juga begitu tangguh dan tabah. Para perempuan pedagang pasar dan ibu-ibu mlijo memang adalah perempuan yang luar biasa.

Aku berpisah dengan mereka. Ketika sampai di gang rumah yang gelap, aku langsung berlari kencang menuju rumah.

                                       - - ---
Aku selalu kagum kepada perempuan yang berdagang di pasar. Pasar adalah tempat yang keras, tempat persaingan yang ketat.

Aku dulu sering ke pasar, baik ketika masih tinggal di Malang, Surabaya, atau Jakarta. Ehm rasanya aku selalu akrab dengan pasar tradisional.

Sering kali aku melihat para perempuan yang kepalanya terayun-ayun karena tertidur di belakang mobil pickup dengan sekelilingnya adalah sayuran dari belanja di Pasar Induk Kramatjati. Masih gelap mereka harus kulakan untuk dijual di tempat yang berbeda. 

Sejak Isya, juga ada banyak pedagang ikan yang kebanyakan adalah perempuan di tepi jalan Kramat Jati. Beberapa penjual masih terbilang muda. Mereka rela sekelilingnya bau amis dan anyir ikan, demi mendapatkan penghasilan bagi keluarga mereka.

Ada kalanya aku menjumpai ibu penjual sayuran yang terlelap di tengah dagangannya. Ah mereka pastilah lelah dan kurang tidur setiap harinya. Mereka berjualan dari pukul tujuh malam hingga pagi sekitar pukul lima menjelang. Aku tak tahu bagaimana jika hujan kemudian datang saat malam. Apa yang harus mereka lakukan? 

Para perempuan itu nampak lemah, tapi tekad dan semangat mereka begitu menyala. Mereka rela bekerja keras demi keluarga mereka.

Apakah kamu juga mengagumi para perempuan pekerja keras seperti mereka?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun