Kantung kecil itu berisi pernak-pernik. Ada pensil lucu, gantungan kunci, mainan, masker, dan masih banyak lagi. Pernak-pernik yang biasa disuka anak-anak.
Aku meminta mereka membaginya. Mereka nampak gembira.
Tapi kok jalan kami tak mengarah ke toilet ya. Aku hendak dibawa ke mana?
Seorang gadis remaja memanggilku. Ia nampak penasaran dengan benda yang dibawa anak-anak. Rupanya ia punya adik yang juga penasaran.
Lalu ia nampaknya tahu aku sedang mencari toilet. Ia pun memperbolehkanku menggunakan toiletnya.
"Di sini saja kak, ke toilet kami." Aku dengan senang hati menerima tawarannya.
Toiletnya berada di luar rumah, terpisah dari bangunan rumah. Toilet itu tak beratap, namun bersih.
Ia menyediakan sabun untuk kugunakan usai buang air kecil. Aku sangat berterima kasih.
Aku tahu daerah ini kesulitan air tawar bersih. Oleh karenanya aku paham orang-orang di sini pasti tak mudah mendapatkan air.
Kami kemudian mengobrol. Kristin, namanya. Ia telah lulus SMA dan kini menjaga warung dan adik-adiknya.