Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Suatu Siang bersama Bebek, Babi, Anjing, dan Ayam

26 Agustus 2022   22:22 Diperbarui: 26 Agustus 2022   22:26 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Jarum jam hampir menunjukkan pukul tiga waktu setempat. Sudah mulai sore tapi sinar matahari masih tak mau mengalah. Ia masih gagah menyilaukan. Sambil menunggu keberangkatan ke tujuan berikutnya, aku mengamati para satwa.

Mobil terparkir di dekat sungai kecil yang mengalir. Mungkin bukan sungai, tapi seperti selokan agak lebar, dengan air yang jernih. Ada beberapa dangau untuk sekadar duduk-duduk santai.

Suasana pedesaan. Begitu damai menenangkan. Angin sepoi-sepoi berupaya mengalahkan teriknya sang surya.

Ada beberapa satwa berkumpul di area ini. Mungkin karena ada makanan dan juga air.  Atau pemiliknya tinggal di sekitar sini.

Ada banyak bebek dengan corak yang lucu-lucu. Mereka nampaknya akrab dengan manusia, sehingga dengan santainya melangkah.

Mereka juga dengan percaya diri melangkah meski ada anjing yang kepayahan. Hawa yang panas dengan angin semilir memang ampuh bikin terlelap. Si anjing cokelat matanya mulai  berat.

Tak hanya ada kawanan bebek dan beberapa ekor anjing, ada ayam jantan juga. Ia dengan gagah mendatangi area sampah, mencari sisa makanan. Meski di dekat sampah itu ada babi betina ditambatkan, ia tak takut dan terus melangkah.

Ada ayam jantan dan babi betina, entah apa yang dipercakapkan  (dokpri) 
Ada ayam jantan dan babi betina, entah apa yang dipercakapkan  (dokpri) 


Aku kasihan mengamati induk babi. Hewan-hewan yang lain bebas melangkah, hanya ia yang langkahnya terbatas. Ia hanya mampu melangkah beberapa langkah karena ada tapi mengekangnya.

Induk babi itu berwarna hitam dengan berat sedang. Sorot matanya nampak teduh menenangkan. Babi adalah ternak yang berharga, sehingga ia dijaga dengan sebaik-baiknya.

Induk babi kulihat melangkah dengan gontai. Ia menuju ke bawah pohon di depannya. Rupanya ada anak-anaknya. Anak-anak babi yang lucu dan nampak jinak. Ia nampaknya menyapa anak-anaknya, apakah kalian baik-baik saja?

Aku hanya menemukan satu ekor kucing di sana. Di daerah tersebut rupanya lebih banyak dijumpai anjing daripada kucing. Anjing-anjing itu terlihat lapar dan haus, kasihan.

Induk babi memeriksa anak-anaknya. Kawanan bebek sibuk mencari makanan (dokpri) 
Induk babi memeriksa anak-anaknya. Kawanan bebek sibuk mencari makanan (dokpri) 


Kami akan berangkat. Kulihat kawanan bebek bergabung dengan ayam dan induk babi. Mereka nampaknya mencari sisa makanan. Sayangnya lebih banyak sampah botol minuman daripada sisa makanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun