Sejumlah kritik sosial dan realita sosial pada masa tersebut juga ingin dimasukkan seperti pelecehan terhadap perempuan di perkantoran dan pembaca puisi di bus kota yang kerap memaksa meminta duit ke para penumpang. Hal yang dirasa tabu pada masa tersebut yakni hubungan sesama jenis juga dipertontonkan.
Film "Kuldesak" mengusung black comedy. Penonton akan nyengir atau tersenyum jengah melihat kondisi yang dialami para tokohnya di mana mungkin pernah mengalami perasaan atau situasi seperti yang dialami salah satu tokoh.
Menyaksikan "Kuldesak" ini seperti etalase tahun 90-an. Musik grunge dan Kurt Cobain menjadi simbol tahun 90-an. Demikian juga dengan musik alternatif yang menghiasi film, referensi film seperti "Pulp Fiction", laser disc dan penyewaan kaset film, juga tentunya para pemerannya yang mewakili era 90-an.
Ini adalah film terakhir Ryan Hidayat. Di sini ia pas memerankan seorang musisi yang mengalami kemelut. Oh iya menurutku Iwa K di sini yang paling mencuri perhatian karena transformasi fisiknya dan perannya begitu mencolok.
Remaja masa kini mungkin agak kesulitan memahami cerita "Kuldesak". Namun film ini memang pas sebagai ikon 90-an
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H