Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benak si Penunda, Benarkah Mereka Lebih Kreatif?

21 Juli 2022   18:49 Diperbarui: 21 Juli 2022   18:54 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam benak si penunda ada monyet lucu nakal yang mengendalikan aktivitasnya menurut Tim Urban (sumber gambar: tangkapan layar YouTube di kanal TED) 


Ada banyak materi dan wawasan menarik yang dibagikan dalam TED yang bisa disimak gratis di YouTube. Beberapa materi di antaranya out of the box. Favoritku adalah yang membahas tentang apa yang ada di dalam benak si penunda dan tentang hal unik dari mereka yang kreatif.

Adalah Tim Urban,  penulis dan ilustrator yang juga co-founder situs Wait But Why yang menyampaikan materi tentang apa yang ada di dalam benak si penunda ("Inside the Mind of a Master Proscatinator"). Ia mengaku sejak kuliah suka menunda-nunda tugas makalah dan menunda menyelesaikan skripsinya. Bahkan ketika ia diundang untuk menyampaikan materi di TED, ia menunda membuat materi presentasinya hingga di hari-hari terakhir.

Ia malah asyik melakukan proskastinasi (proscatination). Proscatination adalah ketika seseorang memilih untuk melakukan hal kecili dan tidak penting, padahal ada sesuatu yang lebih penting dan mendesak. Istilah sederhananya adalah menunda.

Menurut Tim bukan hanya ia, tapi banyak orang yang suka menunda. Hanya kadarnya berbeda satu sama lain. Ada si penunda parah yang baru mengerjakan hal penting di waktu tergentingnya.


Sebenarnya apa yang terjadi? Oleh karena aku juga kadang-kadang suka menunda maka aku langsung tertarik mengikuti video berdurasi 14 menitan ini dan tergelak. Yang disampaikan Tim itu benar sekali.

Otak seorang penunda kata Tim berbeda dengan orang lain. Otak si penunda diibaratkan monyet lucu yang nakal sebagai si pengendali. Sedangkan si pengendali keputusan logis mengawasi. Tim menyebutnya monyet kepuasan instan. Si monyet pikirannya suka beralih-alih. Ia mudah terdistraksi dan biasanha kemudian baru menyadari jika ia seharian tak mengerjakan apapun yang penting.

Si monyet sebenarnya tahu ia harus mengerjakan sesuatu. Namun ia tenggelam dalam taman bermain gelap. Sebenarnya ia merasa bersalah karena keasyikan di dalam taman bermain.

Namun biasanya si monyet punya pelindung yang mengingatkannya untuk melakukan hal penting. Si pelindung itu adalah monster panik. Ketika si monyet kabur maka pengendali keputusan logis pun kembali datang dan mengendalikan semuanya hingga selesai dengan baik. Secara ajaib kemudian si penunda fokus dan siap begadang menyelesaikan pekerjaan.

Si monyet suka bermain di taman bermain gelap kata Tim Urban (sumber gambar: tangkapan layar YouTube kanal TED) 
Si monyet suka bermain di taman bermain gelap kata Tim Urban (sumber gambar: tangkapan layar YouTube kanal TED) 


Namun tak semua penunda bisa berhasil. Mereka yang berhasil itu umumnya tahu tenggat waktu dan konsekuensi jika mereka tak melakukannya. Mereka yang tak punya batas waktu jelas tentang tenggat waktu tugas mereka maka bisa jadi mereka akan terus tenggelam di taman bermain yang gelap.

Hahaha isi materi ini dibawakan secara kocak dan menarik oleh Tim Urban.

Masih tentang si penunda, ada hal yang menarik disampaikan oleh Adam Grant dalam TED, kaitannya dengan hal unik yang dimiliki oleh mereka yang kreatif. Adam terkejut ketika mengetahui orang-orang kreatif yang dikenalnya kebanyakan terlihat bekerja secara lambat dan suka menunda.

Adam adalah seorang penulis dan profesor di Wharton School of University of Pennsylvania. Ia beberapa kali tampil di TED. Materinua yang berjudul "The Surprising Habits of a Original Thinker" Ini menurutku paling menarik.

Ia mulai tertarik menyelidiki kebiasaan mereka yang kreatif setelah menolak berinvestasi ke salah satu mahasiswanya. Ia awalnya tertarik dengan gagasan mahasiswanya. Tapi karena situs penjual kacamata itu tak kunjung selesai maka ia pun batal berinvestasi. Tak dinyana usaha mahasiswanya yang menjual kaca mata sukses besar. Kalian mungkin mengenalnya. Namanya Warby Parker.

Sejak itu Adam tertarik meneliti tentang kebiasaan orang kreatif yang ia sebut kaum orisinil. Ia mendefinisikan kaum orisinil sebagai mereka yang suka membangkang dan memiliki ide-ide baru serta menindaklanjutinya hingga berhasil. Mereka dengan kreativitasnya menggerakkan dunia.

Ketika Adam semakin terjun ke penelitiannya terhadap kaum orisinil, ia terkejut mendapati mereka umumnya suka menunda hingga di hari-hari atau jelang tenggat waktu mereka. Penundaan rupanya juga memiliki kaitan berdasarkan hasil eksperimennya. Dari eksperimennya, kelompok yang menunda dengan bermain Minesweeper tingkat kreativitasnya 16 persen lebih tinggi dari kelompok lainnya.


Penundaan memberikan waktu untuk mempertimbangkan ide-ide yang berbeda. Berpikir dalam cara berbeda, membuat loncatan tak terduga, papar Adam.

Namun menunda di sini bukan berarti mereka diam tak sama sekali beraktivitas. Ketika menunda, tugas tersebut aktif di benak. Otak sebenarnya terus berupaya mencari jalan ke luar, mencoba memberikan solusi, dengan menggodok hal-hal yang dialami dan ditemui si pemilik otak tersebut.

"Bagi Anda itu menunda, bagi saya itu berpikir," kata Adam mengutip kalimat Aaron Sorkin si penulis skenario dan sutradara "The Trial of the Chicago 7".

Adam mencontohkan Leonardo da Vinci yang menunda membuat Monalisa hingga 16 tahun (sumber gambar: tangkapan layar YouTube kanal TED) 
Adam mencontohkan Leonardo da Vinci yang menunda membuat Monalisa hingga 16 tahun (sumber gambar: tangkapan layar YouTube kanal TED) 
"Penundaan adalah lawan produktivitas, tapi bisa jadi baik bagi kreativitas", ucap Adam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun