"We're racing toward the extinction of our species. We not only lack dominion over nature, we're subordinate to it" - Dr. Ian Malcom
Benarkah rekayasa genetika itu memberikan perubahan positif ke manusia atau malah memunculkan masalah baru. Kehancuran rantai makanan dan kerusakan ekosistem, misalnya.Â
Keraguan dan tanda tanya tentang hal tersebut makin menguat dalam film penutup franchise "Jurassic Park" yakni "Jurassic World Dominion". Seperti kekhawatiran Ellie Sattler (Laura Dern), "Humans and dinoasaurs can't coexist. We created an ecological disaster."
Apakah keraguan Ellie Sattler dan Ian Malcom itu terbukti, apakah mereka hanya paranoid dengan kejadian buruk yang mereka alami di taman Jurassic?
Selain penonton dibuat terkagum-kagum dengan penampakan berbagai dinosaurus, baik yang berhabitat di darat, perairan, dan udara, sebenarnya isu utama dalam franchise Jurassic Park adalah dilema etik dari para ilmuwan tentang rekayasa genetika.Â
Sebenarnya sejauh mana ilmuwan bisa berpura-pura berperan sebagai "Tuhan" dengan kemajuan teknologi rekayasa genetika. Apakah mengembalikan dinosaurus ke dunia modern itu hanyalah "keangkuhan" untuk menunjukkan superiornya perkembangan teknologi atau memang diperlukan oleh umat manusia?
Pertanyaan ini makin menguat di film ketiga "Jurassic World" dan film keenam dari franchise "Jurassic Park", yang juga menjadi penutup kisah tentang dinosaurus ini.
Seperti Apakah Kisahnya?
Melanjutkan cerita pada film sebelumnya, "Jurassic World: Fallen Kingdom"(2018), setelah Isla Nubar porak-poranda dan sebagian dinosaurus di area Lockwood kabur, maka dinosaurus menyebar dan hidup bersama manusia.Â
Kehadiran mereka menjadi teror bagi manusia, sebagian sulit menyesuaikan diri dengan kehidupan modern, namun tak sedikit dinosaurus yang bisa beradaptasi di alam bebas. Di berbagai tempat muncul penangkaran ilegal dan jual beli dinosaurus di pasar gelap, yang membuat penyebaran dinosaurus ke berbagai belahan dunia makin tak terkendali.
Maisie Lockwood yang latar belakangnya terungkap di film kedua, menjadi incaran berbagai pihak. Mereka ingin mengetahui tentang teknologi di balik kelahiran Maisie (Isabella Sermon). Claire Dearing (Bryce Dallas Howard) dan Owen Grady (Chris Pratt) yang kuatir akan keselamatan Maisie memutuskan tinggal bertiga di tempat terpencil. Namun keduanya lalai dan kekuatiran Claire dan Owen terbukti.
Masalah makin pelik ketika muncul varian belalang yang sebenarnya hidup di era kapur. Belalang tersebut menghancurkan lahan-lahan pertanian. Tiga jagoan veteran, yang muncul di film "Jurassic Park" pun berniat menyelidiki siapa yang bertanggung jawab atas wabah tersebut. Mereka adalah Dr. Alan Grant (Sam Neill), Dr Ellie Sattler, dan Dr. Ian Malcom (Jeff Goldblum).
Takdir para karakter protogonis tersebut kemudian bersilangan.
Sebuah Cerita Perpisahan yang Bikin Haru Namun Kurang Melegakan
Tak terasa sudah hampir tiga dekade franchise "Jurassic Park" mewarnai kancah layar lebar. Aku masih ingat betapa takjubnya dulu menyaksikan film pertamanya, yang dirilis tahun 1993.Â
Adanya kawanan dinosaurus dari Brachiosaurus, Dilophosaurus, Velociraptor, dan Tyrannosaurus rex membuatku terkagum-kagum. Aku masih ingat dulu betapa antusiasnya menonton "The Lost World: Jurassic Park" di bioskop.
Ketika remaja baru aku mulai mengoleksi buku tentang dinosaurus, dari "Jurassic Park" dan "The Lost World"-nya Michael Crichton, "Lost World"-nya Sir Arthur Conan Doyle, ensiklopedia dinosaurus, hingga serial "Dinotopia"-nya James Gurney.Â
Ketika Jatim Park 3 memiliki Dino Park aku begitu gembira menelusuri setiap wahananya. Aku tumbuh dan berkembang bersama film-film dan buku-buku dinosaurus. Oleh karenanya rasanya agak sedih ketika mengetahui ini adalah film penutupnya.
Mungkin ini nampak sentimentil. Tapi aku tak punya bayangan seperti apa filmnya karena tak menyaksikan trailer-nya. Ketika mengetahui ada sosok Dr. Ellie Sattler dan Dr. Alan Grant, aku langsung merasa gembira.Â
Apalagi kemudian juga muncul karakter favoritku yang eksentrik, yakni Dr. Ian Malcolm yang sering punya teori chaos dan quote yang unik. Juga ada Dr Henry Wu (BD Wong), ilmuwan dan pakar rekayasa genetika yang muncul sejak di film pertama.
Perasaan senang dan haru terbit menyaksikan para jagoan veteran ini hadir di layar. Perasaan yang sama kualami seperti ketika menyaksikan "Spider-Man:No Way Home".Â
Aku menyaksikan franchise ini sejak kecil dan aku menua bersama karakter-karakter fiksi tersebut. Sayangnya akhir cerita ini masih kurang melegakan bagiku. Konklusi cerita yang masih terasa belum final.
Pola Ceritanya Masih Sama
Dari segi cerita sebenarnya tak ada yang baru. Ada perulangan dan kemiripan dengan film-film "Jurassic" pada umumnya jika kalian sering menontonnya.
Namun adrenalin masih terpacu oleh kejar-kejaran antara tokoh dan para dinosaurus. Sebagian dinosaurus masih mengancam di sini dan siap meneror seperti Giganotosaurus (karnivora terbesar) dan Pyroraptor (cerdik, lengannya seperti berumbai). Juga ada Dreadnoughtus dan Dilophosaurus, dinosaurus lincah berkelepak dan beracun yang juga muncul di film pertama.
Di film ini daya tariknya adalah pertemuan para tokoh veteran dan baru. Juga tentunya yang menarik adalah 'ceramah' tentang teori-teori chaos dari Dr. Ian Malcom. Sungguh aku menyimak baik-baik setiap dialognya.
Dari segi visual, dinosaurus makin nampak mengancam juga sekaligus menakjubkan. Habitat mereka juga nampak mencekam. Oh iya robot dinosaurus ini sejak dulu dikerjakan oleh Stan Winston. Ia juga berperan sebagai supervisor visual effect. Sejak ia meninggal pada tahun 2008, maka tanggung jawab ini di bawah studionya yang sering disebut Winston's Steakhouse.
Divisi musik masih dibidani oleh Michael Giacchino yang setia mengawal sejak film "Jurassic World" (2015). Skoringnya mampu memberikan nuansa yang dramatis. Sound dari para dinosaurus yang melangkah, memberi kode ke teman-temannya ikut memberikan ketegangan selama menontonnya.
Bagi pecinta dinosaurus dan mereka yang menyaksikan film ini dari awal maka "Jurassic World Dominion" adalah sebuah perpisahan yang mengharukan. Jawaban apakah rekayasa genetika merugikan atau bermanfaat bisa kalian saksikan di film ini, begitu juga pertanyaan Ellie, apakah manusia dan dinosaurus bisa hidup berdampingan, meski mungkin jawabannya masih terasa kurang melegakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI