Apakah Kau percaya pada sulap?
Sejak menemukan komik berjudul "Annarasumanara" di Webtoons aku tak bisa berhenti membacanya. Gambarnya unik dengan model karakter yang khas dalam balutan warna hitam putih.Â
Ceritanya berpusat tentang gadis miskin dan seorang pesulap misterius yang tinggal di taman hiburan terbengkalai. Baru belakangan aku tahu cerita karya Ilkwon Ha ini diboyong oleh Netflix dalam bentuk serial drama Korea berjudul "The Sound of Magic".
Judul antara komik dan filmnya memang berbeda. Namun mantra Annarasumanara dalam film ini tetap sering dipakai oleh si pesulap.
Melihat judulnya mengingatkanku pada film "The Sound of Music". Apalagi serial ini juga sesekali menampilkan tari dan lagu yang dibawakan pemain.
Adalah Yoon Ah-yi (Choi Sung-eun), gadis SMA yang pintar namun hidup susah. Ia hanya hidup berdua dengan adiknya. Ayahnya bersembunyi karena terlilit utang.
Di sekolah ia menjadi bahan olok-olokan, terutama dua kawannya. Apalagi ketika ketahuan stockingnya berlubang dan mengambil uang. Teman sebangkunya Na Il-deung (Hwang In Yeop), si nomor satu di sekolah, merasa kasihan kepadanya dan membelanya jika ia dirundung.
Hidup Ah-yi berubah ketika ia berjumpa dengan si pesulap (Ji Chang-wook). Rupanya rumor tersebut benar, ada si pesulap misterius yang tinggal berdua dengan burung beonya di taman hiburan terbengkalai tersebut. Ia terus berkata sulapnya asli.
Ah-yi meragukannya hingga suatu ketika si pesulap membuat hilang majikan Ah Yi yang melakukan pelecehan kepadanya. Benarkah sulapnya itu semacam sihir?
Cerita yang Membuat Bertanya-tanya Apakah itu Sulap atau Sihir?
Kalian apa pernah membaca novel berjudul "Gajah Sang Penyihir"? Dalam buku tersebut dikisahkan si pesulap yang ragu akan kemampuannya akhirnya benar-benar mampu memunculkan gajah, yang entah dari mana datangnya. Seolah-olah ada batas yang tipis antara sulap dan sihir.
Hal yang sama juga kurasai ketika menyaksikan serial drakor yang terdiri dari enam episode. Hingga episode keenam berakhir aku masih ragu-ragu seperti halnya yang dirasai oleh si Ah-yi, apakah ia sekadar pesulap dengan trik atau ia memang pesulap asli alias penyihir.
Karena ada komiknya, maka rasanya sulit juga tidak membandingkan antara versi komik dan filmnya. Dalam versi komik, nuansa fantasinya benar-benar terasa. Si pesulap seperti sosok fantasi yang mampu melakukan hal-hal ajaib. Sosok yang entah manusia betulan atau karakter dari dunia fantasi.
Sosok si Ah-yi juga berhasil memantik simpati dari pembaca. Sikapnya yang nampak cuek, sengaja dibuatnya untuk menutupi deritanya. Ia jarang makan, berpura-pura bawa bekal, tapi di sekolah ia tak pernah makan karena tak punya uang.
Nuansa, karakter, dan cerita antara komik dan serialnya memang agak berbeda. Sebagai si pesulap, Ji Chang-wook berhasil menampilkan sosok si pesulap yang tampan tapi misterius.
Kondisi Ah-yi di sini sebenarnya masih lebih baik jika dibandingkan versi komiknya, namun sama-sama ditelantarkan oleh kedua orangtuanya. Choi Sung-eun berhasil menunjukkan ekspresi kekecewaannya pada sosok si ayah ketika ia muncul hanya sekejab dan kemudian malah mencuri uangnya.
Yang paling mencuri perhatian di sini adalah Baek Ha-na yang diperankan apik oleh Ji Hye Won. Di versi serial, ia begitu menyebalkan juga merepotkan An-yi dan si pesulap.
Dari segi desain set gambaran taman hiburan yang terbengkalai bisa disajikan dengan baik. Hanya nuansa seram dan misteriusnya agak kurang terasa.
Oh iya film ini disajikan secara musikal. Jadi ada koreografi tari dan lagu-lagu yang enak dinikmati.
Ehm apakah kalian percaya pada sulap?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H