Saat mengikuti kuis Trivia Kompasiana 2021, kelompok kami mendapat pertanyaan yang menurutku susah. Pertanyaannya siapa nama band rock asal Garut. Untungnya partnerku, Linda Erlina, bisa menjawabnya  karena ia kebetulan membaca judul berita tentang band satu ini di Twitter hari sebelumnya. Aku takjub karena baru kali itu mendengar nama band tersebut. Namanya Voice of Baceprot.
Baru beberapa bulan kemudian alias hari ini aku tertarik mendengar lagu-lagu dari band satu ini. Awalnya aku sudah terpikat karena anggota band cadas ini semuanya perempuan. Mereka adalah Firdda Marsya Kurnia alias Marsya (vokal, gitar), Euis Sitti Aisyah akrab disapa Sitti (drum), dan Widi Rahmawati alias Widi (bas). Mereka membentuk band yang biasa disingkat VoB ini pada tahun 2014, ketika mereka masih menimba ilmu di sebuah madrasah.
Band yang semua personelnya perempuan di Indonesia terbilang jarang. Dulu ada SHE yang beraliran pop. Lalu ada Nonaria yang sering membawakan lagu jazz dan musik bernuansa jadul. Untuk genre rock, ada Geger Band yang sejak tahun 2020 kembali bangkit setelah vakum panjang.
Meski VoB bukan band rock perempuan pertama di Indonesia tapi kehadiran mereka tetap menarik perhatian. Yang pertama karena semua personelnya berhijab dan mereka tumbuh dari madrasah. Pilihan genre mereka juga musik metal dengan referensi dari band seperti Rage Against The Machine (RATM) , Slipknot, Metallica, Red Hot Chilli Peppers (RHCP), Linkin Park, dan System Of A Down. Yang kedua, nama mereka unik, baceprot ternyata artinya berisik dalam bahasa Sunda.
Dan yang ketiga, kemampuan teknik dan vokal mereka terus terasah. Teknik mereka dalam memainkan alat musik semakin rapi. Kualitas bernyanyi Marsha juga makin stabil dan ia makin jago ngerap.
Marsha memang nampaknya lebih suka lagu rock yang memiliki unsur rap jika dilihat dari pilihan lagu yang sering mereka cover. Lagu RATM, Linkin Park, dan RHCP yang sering mereka mainkan memiliki unsur rap atau gaya bernyanyi yang rapat. Marsha nampaknya masih 'malu-malu' untuk melakukan scream.
Oke aku ingin membahas tentang dua lagu original mereka yang rilis Oktober 2021 dan Maret 2022. Keduanya adalah "God, Allow Me (Please) To Play Music" dan "(Not) Public Property".
Kedua lagu ini memperlihatkan gaya bernyanyi dan bermain mereka yang makin terampil dan apik. Jam terbang mereka yang semakin tinggi dan kesempatan tur ke Eropa juga membuat mereka makin pede dan terus mengeksplorasi kemampuan mereka.
Lagu pertama nampaknya memiliki pengaruh dari System of A Down dan RATM dari permainan gitar dan gaya bernyanyi. Tapi kekhasan VoB tetap terlihat. Aku suka akan intronya juga bagian tengah lagu yang bernuansa reggae. Lagu ini bercerita tentang kesedihan mereka akan hujatan bahwa mereka tak pantas membawakan musik metal dengan dikaitkan dengan agama.
"I'm not the criminal
I'm not the enemy
I just wanna sing a song to show my soul
I'm not the corruptor
I'm not the enemy
I just wanna sing a song to show my soul
God, allow me please to play music.. "
Video klipnya digarap dengan baik. Sutradara video klipnya adalah Bona Palma. Dalam video musik ini mereka tampil di panggung yang memiliki konsep misterius. Make up dan kostum mereka dengan warna gelap dan merah itu cakep.
Nah, lagu kedua jauh lebih cakep. Dari segi lirik, gaya bernyanyi, dan kedalaman lirik, lagu berjudul "(Not) Public Property" ini juara. Aku memberikan dua jempol. Cakep.
Bagian solo gitarnya cukup banyak. Gebukan drumnya terasa mantap. Line basnya juga memikat. Meski masih terlihat jejak pengaruh RATM, lagu ini menurutku cocok dengan gaya bermusik dan warna vokal si vokalis. Lagu ini cocok jadi identitas mereka.
Marsha dan kawan-kawan nampak bersenang-senang di lagu ini. Dan mereka memang berhasil menonjol di lagu ini.
Lirik lagu ini bernas tentang hak perempuan terhadap tubuhnya. Tentang hal-hal yang memberatkan dan membatasi perempuan, padahal perempuan punya kuasa akan dirinya dan tubuhnya.
"Because our body is not public properly
We have no place for the dirty mind
Our body is not public property
We have no place for the sexist mind.."
Dari video klip, wah aku juga suka. Video klipnya nampak mewah dan berkelas dengan konsep dominan hitam putih dan para personel yang nampak santai dan atraktif. Video klipnya disutradarai oleh Yosep Anggi Noen, sutradara "Istirahatlah Kata-kata" dan "Hiruk Pikuk Si Al-Kisah".
Bila kalian masih meragukan VoB coba deh dengar "(Not) Public Property", kalian akan jatuh cinta dengan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H