Libur lebaran 2022 memberikan dampak positif pada industri film nasional. Ketiga film Indonesia semuanya laris-manis, termasuk film berjudul "Gara-gara Warisan". Film yang berkisah tentang ujian yang dilalui ketiga anak, Adam, Laras, dan Dicky untuk mendapatkan warisan berupa penginapan ini dibesut Muhadkly Acho yang sebelumnya lebih banyak berkiprah sebagai stand up comedian. Berikut hasil obrolan bersama Acho yang saya lakukan sebagai wakil KOMiK bareng Nuty Laraswaty dari Cinemags Indonesia.
Obrolan ini kami lakukan melalui medium IG live sehingga para netizen bisa ikut bergabung. Namun kemudian terjadi gangguan sinyal sehingga wawancara kemudian kami lanjutkan secara privat.
Bagi yang belum nonton dan ingin tahu seperti apa cerita "Gara-gara Warisan" bisa baca ulasan saya berikut ini (ulasan "Gara-gara Warisan"). Hingga kemarin (16/5) film ini telah menarik sekitar 457 ribu penonton.
Seperti diketahui Muhadkly Acho yang akrab dengan sapaan Acho ini terjun ke dunia hiburan berangkat dari kemampuannya mengocok perut. Setelah lama manggung sebagai komika, ia pun kemudian menjadi aktor dan kru film sebagai konsultan komedi.
Selama bekerja sebagai aktor dan kru film, Acho banyak belajar dengan mengamati dan juga praktik. Kemampuannya menulis cerita juga terus meningkat dengan jam terbangnya yang cukup tinggi sebagai stand up comedian. Setiap kali hendak manggung, ia selalu menyiapkan materinya dengan baik, lewat kegelisahan, fenomena di masyarakat dan sebagainya.
Pria kelahiran Jakarta  38 tahun silam ini juga bercerita sering menyaksikan film drama di mana kemudian pengalamannya menulis skrip komedi dan referensi tontonannya itu membantunya untuk mengasah kemampuan menulis skenario.
Tiga kali kerja bareng dengan Ernest Prakasa, ia pun dipercaya menuliskan sendiri cerita dan juga membesutnya. Ini pengalamannya yang berharga dan emosional. Jika saat menjadi komika, stressnya sehari, untuk menjalankan amanah sebagai penulis skenario dan sutradara ini stressnya berhari-hari.
Sempat mengalami tunda tayang karena pandemi, ia mengaku merasa lega akhirnya film ini tayang. Ia mengaku tidak terbebani filmnya tayang dengan film yang sedang hype dan banyak fansnya. Baginya yang penting karyanya dicintai penonton.
Ia lega respon penonton "Gara-gara Warisan" rata-rata positif. Banyak yang suka dengan filmnya. Meski banyak dipuji, Acho tak ingin berpuas diri. Ia berharap karyanya berikutnya seperti "Ghost Writer 2" juga dicintai penonton.
Omong-omong sebagai sutradara pemula, bagaimana  mengarahkan aktor dan aktris senior, apakah ada rasa gugup? Acho tertawa. Jika melihat pengalaman Yayu Unru, Lydia Kandou, Ira Wibowo dan lainnya maka perasaan gugup atau lainnya itu wajar. Tapi mereka adalah aktor aktris profesional, yang sebenarnya hanya perlu diyakinkan tentang karakter, cerita, dan peran mereka di dalam film.
Sebelum bertemu mereka, Acho telah menyiapkan backstory tiap-tiap karakter yang kuat. Sehingga ia punya alasan jika misalkan Yayu bertanya alasan Pak Dahlan, tokoh yang diperankannya  berlaku sedemikian rupa.
Tentang adegan favorit, ia menyebutkan tiga. Yang pertama ketika para staf penginapan makan rujak. Ada satu yang kepedasan dan sakit perut. Berhubung Laras memanggil mereka untuk diajak rapat, maka staf yang mulas harus menahan diri dengan cara yang kocak.
Adegan favoritnya berikutnya ketika semua anak berkumpul dan mengungkapkan kekesalannya pada sikap ayahnya. Mereka menyampaikan kemarahan dan keluhannya selama ini. Di sinilah puncak konflik film tersebut.
Dan yang ketiga ketika diputar rekaman si ayah yang memberikan petuah dan memohon maaf kepada anak-anaknya. Si ayah merekam dirinya sendiri sebelum ia meninggal. Adegan ini sungguh mengharukan. Yayu Unru berhasil membuat Acho juga ikut terharu di lokasi syuting.
Nah pertanyaan terakhir, apabila kembali dipercaya menyutradarai film ingin yang seperti apa? Pria murah senyum ini menjawab ia akan tetap memasukkan unsur komedi di filmnya. Ia memang ingin ke depan menggarap drama dengan unsur komedi. Namun apabila dipercaya menggarap genre horor, maka ia juga akan tetap membubuhinya dengan unsur komedi.
Itulah obrolan kami bersama Muhadkly Acho, komika yang sukses dengan debutnya sebagai penulis skenario dan sutradara. Mumpung film "Gara-gara Warisan" masih tayang di bioskop, buruan nonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H