Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Gara-gara Warisan", Drama Keluarga dengan Bumbu Komedi yang Kental

16 Mei 2022   07:27 Diperbarui: 16 Mei 2022   19:31 1993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain, sutradara, dan produser film Gara-gara Warisan. Foto: Starvision Plus via Kompas.com

Ada satu film drama dengan bumbu komedi yang bersanding dengan dua film horor dan satu film superhero yang tayang pada libur lebaran kali ini. Film tersebut adalah "Gara-gara Warisan". Film ini merupakan debut Muhadkly Acho sebagai seorang sutradara. Berhasil meraih banyak pujian, seperti apa sih filmnya?

Film ini berkisah tentang satu keluarga, Pak Dahlan (Yayu Unru) dan istrinya, Salma (Lydia Kandou), dengan tiga anaknya, Adam, Laras, dan Dicky. Si ayah bersikap keras kepada Adam dan memanjakan si bungsu, Dicky. Hingga kemudian hal tersebut mempengaruhi sikap dan kehidupan anak-anaknya kelak.

Terlalu dibatasi dan sering harus mengalah membuat Adam (Oka Antara) 'hanya' dapat menjadi karyawan kontrak di sebuah call center. Sedangkan si tengah, Laras (Indah Permatasari) sibuk mengelola panti jompo bersama Benny (Ernest Prakasa). Sementara si Dicky (Ge Pamungkas) yang menjadi musisi bareng kekasihnya, Vega (Sheila Dara) malah terjebak dalam pusaran narkoba.

Bercerita tentang warisan penginapan (sumber gambar: layar.id) 
Bercerita tentang warisan penginapan (sumber gambar: layar.id) 

Ketiganya dipanggil oleh ayah mereka yang sedang sakit untuk membicarakan warisan. Ia sendiri menyembunyikan penyakit kankernya agar anak-anaknya tak cemas. Ia ingin salah satu anaknya nantinya mengelola penginapan mereka di Lembang. Ketiganya pun kemudian bergantian mengelola penginapan. Nantinya para karyawan yang akan menilai kinerja mereka.

Ketiganya bergantian mengelola penginapan (sumber gambar: kincir.com) 
Ketiganya bergantian mengelola penginapan (sumber gambar: kincir.com) 

Konflik menguat dengan sikap tak suka antara Laras dengan ibu tirinya, Astuti (Ira Wibowo). Ia terus mencurigainya. Sementara itu ada seorang pengusaha licik,  Sanusi (Lukman Sardi) yang mengincar penginapan mereka.

Ehm kira-kira siapa yang lolos dengan ujian tersebut?

Film yang Seperti Campuran Berbagai Film

Memang saat ini sepertinya tak ada yang benar-benar orisinil. Menyaksikan film "Gara-gara Warisan" mengingatkan pada sejumlah film dari "Cek Toko Sebelah", "Susah Sinyal", "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini", "Just Mom", dan "Cinta Pertama, Kedua, dan Ketiga". Ya, seperti ada pengaruh dan kombinasi dari berbagai cerita tersebut yang kemudian diolah secara apik oleh Acho dengan penutup yang bergizi.

Adanya nuansa seperti "Cek Toko Sebelah" dan "Susah Sinyal" sih wajar karena ada sosok Ernest Prakasa di sini sebagai produser. Meski ia tak berada di tampuk sutradara, kekhasan cerita dengan adanya perpaduan drama dan komedi dari para komika terasa kental.

Acho melakukan debut sebagai sutradara di film ini (sumber gambar: seleb.tempo.co) 
Acho melakukan debut sebagai sutradara di film ini (sumber gambar: seleb.tempo.co) 

Pertikaian antara kakak adik dan si sulung yang harus mengalah membuatku teringat akan film "Just Mom" dan "Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini". Dan gara-gara Ira Wibowo yang kembali berperan sebagai ibu tiri yang tidak disukai sebagian anggota keluarga membuatku teringat akan perannya sebelumnya di "Cinta Pertama, Kedua, dan Ketiga".

Dari segi drama, cerita menjadi enak untuk diikuti berkat ceritanya yang dekat dengan keseharian dan jajaran pemain yang bernas. Tokoh-tokoh di sini adalah orang-orang 'biasa' dengan problematika yang biasa kita temui sehari-hari. 

Dari Adam yang ingin mengubah nasib keluarga kecilnya, Laras yang ngotot agar warga pantinya tetap hidup nyaman di panti yang ia kelola, dan Dicky yang ingin mentas dari kukungan narkoba. Juga ada Rini, istri Adam (Hesti Purwadinata) yang ingin menjadi influencer dan keempat pegawai penginapan yang ingin tetap bekerja di sana.

Para jajaran pemainnya juga memberikan perfoma yang apik dan solid. Oka Antara mampu menampilkan sosok si sulung yang kecewa dan marah dengan hidupnya yang sejak kecil harus mengalah. Yayu Unru memberikan performa yang pas sebagai si ayah yang ingin memberikan yang terbaik bagi keluarganya, namun kemudian sadar ia melukai perasaan dua anaknya.

Pemeran pendukung lainnya seperti Hesti, Sheila Dara, dan Lukman Sardi juga mencuri perhatian. Hesti membuat nyengir dengan perannya sebagai ibu rumah yang 'kebelet' menjadi influencer. 

Sheila Dara mencoba tampil beda dengan menjadi musisi yang terjebak pusaran narkoba. Dan jangan lupakan Lukman Sardi yang dari tatapan matanya saja penonton sudah tahu ia menjadi tokoh antagonis di sini. Menurutku Lukman Sardi paling jago menjadi sosok antagonis. Tatapannya intimidatif.

Sheila Dara tampil beda dengan menjadi pecandu narkoba (sumber gambar: liputan6.com) 
Sheila Dara tampil beda dengan menjadi pecandu narkoba (sumber gambar: liputan6.com) 

Acho yang berangkat dari komika, juga mengajak para pelawak di sini untuk memberikan bumbu lawakan. Ada Aci Resti, Dickie Difie, Ence Bagus, Lolox, Arie Kriting,  McDanny, dan Muhammad Rizal. Memang sih bumbu komedi ini berhasil mencairkan suasana. Hanya beberapa lawakan di sini terasa kasar. Dickie yang menjadi pegawai kemayu juga kadang-kadang berlebihan, demikian juga dengan Aci yang menjadi staf pemarah.

Dari sisi gambar, musik latar, dan editing semuanya pas. Sheila Dara di dalam film menyumbangkan suaranya dengan petikan gitar Ge Pamungkas.

Meski ada beberapa kekurangan, film ini menyenangkan untuk ditonton. Aku nyengir puas usai menyaksikannya. Tak sedikit penonton yang menangis terharu.

Bumbu komedi dari para komika (sumber gambar: klikkoran.com) 
Bumbu komedi dari para komika (sumber gambar: klikkoran.com) 
Hingga saat ini film ini menarik sekitar 400 ribuan penonton. Memang termasuk tertinggal oleh rekan-rekannya sesama film yang tayang libur lebaran di mana keduanya sudah meraup lebih dari satu juta penonton. Namun tak apa-apa. 

Besar kemungkinan film ini masih ketambahan penonton dari mereka yang tertarik karena ulasan positif film ini dan juga imbas penonton yang tak dapat tiket film yang lagi hits. Siapa tahu angka 500 ribu penonton terlampaui.

Skor: 7.5/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun