Sedangkan Quraish Shihab dulu kerap membahas tentang tafsir Al-Mishbah. Oleh karena dulu masih kecil, aku tak begitu paham dengan materinya. Tapi tetap saja kutonton karena ibu jarang absen memutar kuliah Subuh.
Baru ketika sudah dewasa, aku merasa isi materi dakwah Quraish Shihab itu menarik dan kaya akan ilmu. Ia adalah ustadz yang berilmu tinggi. Aku punya salah satu bukunya dan isinya menunjukkan kedalamannya tentang ilmu tafsir dan sejarah Islam.
Ustadz lainnya yang dulu juga kudengar salah satunya A.A. Gym. Ia dulu juga salah satu dai yang terkenal. Teman-temanku banyak yang ngefans kepadanya dan ikut menimba ilmu di pondoknya.
Aku pernah mendengar ceramahnya di acara buka puasa yang diadakan salah satu perusahaan. Isi materi dakwahnya bagus, sederhana dan mudah dipahami. Ia tak banyak memberikan humor, namun materi ceramahnya tetap menarik disimak dan bergizi.
Saat ini aku tak punya lagi ustadz favorit. Ya favoritku masih Zainuddin M.Z.Â
Jika dalam perjalanan mudik, aku suka memutar radio yang sedang menyiarkan dakwah dari ulama setempat. Isinya juga bagus-bagus, tak kalah dengan ustadz terkenal.Â
Ustadz daerah Jawatimuran biasanya menyampaikan dakwahnya dalam bahasa Indonesia campur boso kromo. Banyak bahasa Jawanya sih hehehe. Agar tak bosan dan terlalu serius, biasanya disisipkan humor ringan yang mengundang tawa. Lalu sapaan yang khas di akhir biasanya "Nggih opo mboten?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H