Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Dai Favorit dari Ustadz Terkenal hingga Ustadz Daerah

8 April 2022   23:44 Diperbarui: 9 April 2022   00:18 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wah suatu ketika aku harus nonton film ini karena ada Haji Zainuddin MZ, Rhoma Irama, dan Deddy Mizwar (sumber gambar: opac.perpusnas.go.id)

Sedangkan Quraish Shihab dulu kerap membahas tentang tafsir Al-Mishbah. Oleh karena dulu masih kecil, aku tak begitu paham dengan materinya. Tapi tetap saja kutonton karena ibu jarang absen memutar kuliah Subuh.

Baru ketika sudah dewasa, aku merasa isi materi dakwah Quraish Shihab itu menarik dan kaya akan ilmu. Ia adalah ustadz yang berilmu tinggi. Aku punya salah satu bukunya dan isinya menunjukkan kedalamannya tentang ilmu tafsir dan sejarah Islam.

Ustadz lainnya yang dulu juga kudengar salah satunya A.A. Gym. Ia dulu juga salah satu dai yang terkenal. Teman-temanku banyak yang ngefans kepadanya dan ikut menimba ilmu di pondoknya.

Aku pernah mendengar ceramahnya di acara buka puasa yang diadakan salah satu perusahaan. Isi materi dakwahnya bagus, sederhana dan mudah dipahami. Ia tak banyak memberikan humor, namun materi ceramahnya tetap menarik disimak dan bergizi.

Saat ini aku tak punya lagi ustadz favorit. Ya favoritku masih Zainuddin M.Z. 

Jika dalam perjalanan mudik, aku suka memutar radio yang sedang menyiarkan dakwah dari ulama setempat. Isinya juga bagus-bagus, tak kalah dengan ustadz terkenal. 

Ustadz daerah Jawatimuran biasanya menyampaikan dakwahnya dalam bahasa Indonesia campur boso kromo. Banyak bahasa Jawanya sih hehehe. Agar tak bosan dan terlalu serius, biasanya disisipkan humor ringan yang mengundang tawa. Lalu sapaan yang khas di akhir biasanya "Nggih opo mboten?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun