Jika sedang pulang kampung ke Malang, masjid di dekat rumah masih suka memutar rekaman ceramah almarhum K.H. Zainuddin  M. Z. Biasanya mereka memutarnya usai sholat Subuh atau jelang Maghrib. Saat bulan Ramadan, kaset ceramah ini juga masih sering diputar masjid tersebut. Meski beberapa di antaranya sudah pernah kudengar, aku masih suka menyimak nya.
Dai sejuta umat, itulah julukannya. Sejak kecil aku familiar dengan ustadz ini karena sering muncul di televisi. Selain itu, kaset-kaset ceramahnya sering diputar di acara pengajian dan juga di radio.
Ehm jika ditanya alasan aku menyukai ceramah  ustadz ini aku juga tidak tahu. Mungkin karena gaya ceramahnya yang santai dan isi dakwahnya mudah diterima oleh orang awam.
Ia pandai memilih kata-kata sehingga muatan dakwahnya yang berat terasa ringan, mudah dicerna. Isinya juga sejuk, tentang bagaimana meningkatkan keimanan diri sendiri, memelihara hubungan vertikal dan juga horizontal. Selain itu, ia juga suka menyisipkan humor dengan takaran yang pas. Candaannya tidak berlebihan.
Dulu pada tahun 90-an nama Zainuddin memang berkibar kencang. Namanya semakin meroket ketika ia berduet dengan raja dangdut Rhoma Irama. Bahkan keduanya pernah berkolaborasi dan tampil di layar bioskop berjudul "Nada dan Dakwah".Â
Film ini sepertinya sukses besar karena kedua nama tersebut dulu sangat populer. Film ini masuk daftar tontonanku, agak menyesal tahun lalu ketika ada festival film Rhoma Irama aku tak menontonnya.
Tentang ceramah Zainuddin M.Z, aku kadang-kadang masih suka memutarnya di Youtube. Gaya ia mengucap salam pembuka itu khas, demikian juga dengan warna vokalnya. Meski kadang-kadang ceramahnya cukup panjang, hampir satu jam, rasanya tak membosankan.
Ia pernah berceramah tentang lebaran yang artinya mudik dan mengenakan baju baru. Lebaran berbeda dengan Idul Fitri, karena juga menyangkut tradisi. Semua bisa ikut lebaran tapi tak semua bisa ikut Idul Fitri.
Selain Zainuddin M. Z. sebenarnya ada beberapa ustadz lain yang juga menarik. Dulu aku suka menontonnya di acara Kuliah Subuh yang tayang di saluran TPI. Ibu suka sekali menontonnya dan aku sambil sarapan pun ikut menonton sambil bersiap-siap ke sekolah.
Waktu itu setiap hari pengisi materinya berbeda-beda. Aku tak ingat nama-namanya, yang kuingat hanya Prof. H. Hembing yang kerap membahas Islam dari sisi kesehatan dan Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab.
Prof H. Hembing banyak membahas hal agama yang dikaitkan dengan sisi ilmiah dan kesehatan. Yang kuingat materinya adalah manfaat posisi sujud bagi kesehatan yang disebutnya memperlancar aliran darah.