Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Indonesia Masih Perlu Film Biografi untuk Menebarkan Inspirasi

1 April 2022   20:24 Diperbarui: 2 April 2022   21:01 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film "Susy Susanti - Love All" bukan hanya tentang pertandingan Olimpiade (sumber gambar: montase film.com) 

Tokoh pendiri bangsa dan pahlawan adalah sosok yang paling banyak diboyong ke layar lebar dalam bentuk film biografi atau biopik. Berikutnya, adalah juara-juara dan pahlawan di pertandingan olah raga.

Sudah ada nama-nama seperti Lim Swie King lewat "King" dan Susy Susanti - Love All" dari cabang olah raga populer di Indonesia.

Menyusul kemudian, cerita juara olimpiade dari panahan melalui "3 Srikandi". Sepertinya Indonesia masih perlu banyak sosok untuk dibuat biopik untuk menebarkan inspirasi.

Dari kancah bapak bangsa dan pahlawan, sudah ada cukup banyak sosok yang dibuatkan film layar lebarnya. Mereka adalah Soekarno dalam "Soekarno: Indonesia Merdeka" dan "Ketika Bung di Ende": Tjokroaminoto lewat "Guru Bangsa:Tjokroaminoto", KH. Ahmad Dahlan dalam "Sang Pencerah", dan tentang K.H. Hasyim Asy'ari dalam "Sang Kiai".

Cerita tentang Bung Hatta sendiri sebenarnya terselip di film "Banda The Dark Forgotten Trail". Ketika beliau diasingkan di sana, ia di kenal sangat disiplin dan gemar membaca buku oleh warga setempat.

Bahkan warga cukup melihat kedatangan dan kembalinya Bung Hatta ke tempat tinggalnya untuk menebak waktu. Film tentang Bung Hatta sendiri direncanakan akan dibuat dengan judul "Janji Hatta".

Film tentang H. Agus Salim sayangnya kurang promosi (sumber gambar: IMDb) 
Film tentang H. Agus Salim sayangnya kurang promosi (sumber gambar: IMDb) 

Tokoh pahlawan yang juga sudah dibuatkan biopiknya adalah pemimpin delegasi Indonesia saat perundingan yang menguasai banyak bahasa asing. Ia adalah H. Agus Salim dalam "Moonrise Over Egypt".

Kemudian ada mantan Presiden Habibie dalam Trilogi "Habibie & Ainun", WR Supratman dalam "Wage", dan kisah Romo Soegijapranata yang membantu perjuangan bangsa dalam "Soegija".

Deretan pahlawan juga dibuat biopiknya, dari Tjut Nja' Dien dalam "Tjoet Nja Dhien", Kartini lewat adaptasi film, Nyai Ahmada Dalam dalam "Nyai", Sultan Agung dalam "Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, dan Cinta", Soedirman dalam "Jenderal Soedirman", Bung Tomo lewat "Soerabia 45", dan Wolter Monginsidi dalam "Tapak-tapak Kaki Wolter Monginsidi", dan Pangeran Diponegoro dalam "November 1828".

Film biopik kemudian menular ke orang-orang 'biasa' yang memiliki kontribusi ke negeri ini seperti Soe Hok Gie yang mahir beropini dalam " Gie" dan Butet yang mengajar anak-anak pedalaman di "Sokola Rimba", juga para musisi seperti Chrisye. 

Aktivis dan seorang yang puitis adalah Soe Hok Gie yang hadir dalam film
Aktivis dan seorang yang puitis adalah Soe Hok Gie yang hadir dalam film "Gie" (Sumber gambar: historia.id) 

Yang kemudian laris dan banyak dijadikan biopik adalah tokoh dan pahlawan olah raga. Ada cerita anak yang mengagumi Lim Swie King dalam "King", di mana dalam film ini juga muncul atlet-atlet bulutangkis betulan seperti Lim Swie King dan Jonathan Christie.

Berikutnya adalah srikandi bulutangkis Indonesia, Susy Susanti lewat "Susy Susanti - Love All". Sama halnya dengan film "King", penonton juga diperkenalkan para pemain bulutangkis beken sejaman dengan Susy, seperti Alan Budikusuma, Ardy Wiranata, Hermawan Susanto, dan Endah Kusumawardhani.

Trio pemain panahan yang meraih medali perak di Olimpiade Seoul juga sudah difilmkan dalam "Tiga Srikandi". Kemudian juga ada atlet panjat tebing, Aries Susanti Rahayu dalam "6,9 Detik".

Ada cerita tentang atlet panjat tebing dalam
Ada cerita tentang atlet panjat tebing dalam "6,9 Detik" (Sumber gambar: tribun wiki) 

Masih banyak pahlawan olah raga yang layak untuk dibuatkan biopiknya. Ke depan bakal tayang film berjudul "Ellyas Pical", film tentang atlet petinju Ellyas Pical yang namanya dulu mendunia.

Dari cabang atletik sebenarnya ada Mardi Lestari, Purnomo, dan Dedeh Erawati yang raih prestasi di kancah internasional, bahkan Purnomo dan Mardi pernah masuk semi finalis di nomor lari Olimpiade.

Dari olah raga renang juga ada atlet legendaris Richard Sambera dan Elsa Manora Nasution. Di kancah tenis juga ada pasangan suami istri Yayuk Basuki dan Suharyadi. Nah dari nomor angkat besi ini ada banyak, di antaranya Eko Yuli dan Raema Lisa Rumbewas.

Mardi pernah mewakili Indonesia di Olimpiade (sumber gambar: republika) 
Mardi pernah mewakili Indonesia di Olimpiade (sumber gambar: republika) 


Mengapa film biografi perlu dibuat?

Oleh karena film biopik umumnya memperlihatkan kisah seseorang yang berjuang keras untuk meraih cita-citanya. Ia berangkat from zero to hero.

Dengan demikian usai menyaksikan film ini akan tumbuh semangat untuk terus bekerja keras. Siapapun bisa meraih mimpinya asal ia tekun bekerja keras dan kemudian jeli melihat peluang yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun