Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Asyiknya Jadi Anak Teater

26 Maret 2022   23:58 Diperbarui: 27 Maret 2022   13:20 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latarnya hanya tiang-tiang dengan obor-obor. Kami sengaja mematikan lampu. Gelap. Cahaya hanya dari obor. Aku menjadi properti orang mati, kekasih gelap yang dibunuh. Sepanjang pertunjukan aku harus berhati-hati bernafas dan berupaya seperti orang yang telah meninggal.

Yang tak kuduga penutupnya berbeda dengan yang saat latihan. Aku diseret sampai ke belakang panggung. Duh kagetnya.

Sampai di rumah, aku terkejut karena ada tetanggaku yang meninggal karena bunuh diri. Entah kenapa aku kemudian merasa seram sendiri.

Ada beberapa lagi pertunjukan yang kami adakan. Kami memang lebih suka menampilkan drama horor atau komedi, ketika kami fokus membuat drama yang serius, ternyata lebih susah.

Selama tiga tahun menjadi anak teater, aku menyadari betapa besar pengaruh ekskul ini kepadaku. Ketika aku takut atau demam panggung, aku berupaya berpura-pura, aku akan melakukan pementasan.

Aku juga jadi gemar nonton teater. Dulu aku sering sekali nonton di Galeri Surabaya, Cak Durasim, dan di Taman Ismail Marzuki. Lebih sering nonton sendirian karena tak banyak kawan yang merupakan penggemar teater.

Dulu aku cukup akrab dengan sutradara teater mas Aji atau Ags. Arya Dipayana (alm). Berawal dari meliput pegelaran Teater Tetas-nya di Surabaya, kemudian aku sering diundang ketika ia pentas di Jakarta. Ia punya ciri khas, sering memasukkan gerakan teatrikal dan beberapa kali berkolaborasi dengan suami istri Deddy dan Elly Luthan.

Menonton pertunjukan teater itu memiliki sensasi berbeda dengan ketika menyaksikan film. Kita merasa lebih dekat, lebih memahami dinamika emosi pemain, juga ada kalanya kagum dengan setting, kostum, dan make up yang detail. Adakalanya magnet hanya di pemain semuanya serba minimalis.

Wah jadi ingin nonton teater. Selamat Hari Teater Sedunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun