Akhirnya aku menyamar menjadi Tika. Kukirim ke sebuah alamat di Surabaya. Alamat yang kutemukan acak. Kusebutkan aku Tika yang menulis di halaman penuh rumput panjang dan harta karun kucing.
Sepertinya kemudian banyak yang meniru jejak Tika. Ada Tika lain di mana-mana. Meniru menirukan gaya Tika berkirim kartu pos secara acak, dengan kata-kata lucu memberikan semangat.
Hingga saat ini aku telah mendapat tiga kartu pos dari Tika. Aku yakin mereka bukan orang yang sama karena gaya tulisan tangannya berbeda-beda. Tapi mereka berhasil membuatku gembira.
Ngomong-omong siapakah Tika yang asli ya?!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H