Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The House", Omnibus Animasi yang Suram dan Seram

9 Maret 2022   16:54 Diperbarui: 12 Maret 2022   15:05 1749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya ada dua penyewa yang selama setahun ini tak membayar (Sumber gambar: Netflix dalam IMDb)
Hanya ada dua penyewa yang selama setahun ini tak membayar (Sumber gambar: Netflix dalam IMDb)
Hanya ada dua penyewa di rumahnya yang hanya membayar dengan makan siang dan ikan. Ia merasa frustasi dan ingin mengusir mereka. Hingga datang seorang tamu yang mengajaknya pergi. Rosa enggan. Ia lupa bila rumahnya selama ini telah dikelilingi air banjir dan air itu bisa masuk ke dalam rumahnya sewaktu-waktu.

Sebuah Cerita Horor ala Stop Motion

Ketiga cerita yang ditulis oleh Enda Walsh ini memiliki genre horor dengan rasa yang berbeda. Film ini dibesut keroyokan oleh Emma de Swaef, Marc James Roels, Niki Lindroth von Bahr, dan Paloma Baeza.

Cerita pertama mengingatkanku pada beberapa film yang setiap saat rumahnya harus direnovasi, misalnya "The Winchester". Kalau di dunia mistis Jawa ada yang namanya pesugihan kandang bubrah, di mana pemiliknya setiap tahun melakukan renovasi rumah.

Atmosfer dalam film pertama ini sejak awal sudah gelap dan seram. Kedua orangtua kayaknya terhipnotis oleh kekayaan mendadak, sehingga tak sadar dengan keadaan sekelilingnya. Sedangkan kedua anak yang polos tak bisa berbuat banyak untuk menyadarkan kedua orangtua mereka.

Menurutku ini cerita yang paling bagus dibandingkan kedua film berikutnya. Horor klasik yang mencekam.

Ada sesuatu mengerikan di balik rumah gratis tersebut (Sumber gambar: Netflix dalam IMDb)
Ada sesuatu mengerikan di balik rumah gratis tersebut (Sumber gambar: Netflix dalam IMDb)

Film kedua itu horornya jenis teror psikologi dari larva dan serangga yang menjijikkan. Secara umum tonenya itu menyedihkan dan membuat frustasi.

Seharusnya si developer bisa mencegah sesuatu yang buruk makin memburuk. Tapi ia memang sudah nampak lelah secara fisik dan psikologi sehingga tak sadar 'winter is coming'.

Sementara film ketiga ini memiliki nuansa distopia. Sebuah cerita yang menurutku memiliki unsur depresif. Si kucing tak sadar akan lingkungan sekelilingnya, hanya tinggal rumahnya sendirian di tengah-tengah banjir yang sudah seperti lautan.

Ia hanya ingin harapan sederhananya terwujud, merenovasi rumahnya. Ia menunggu hingga seseorang dan sesuatu mengetuknya, menyadarkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun